Hal Memberi
Sedekah
Matius 6:1-4
Banyak orang
berbondong-bondong melakukan kebaikan dan berbondong-bondong pula orang-orang
miskin berusaha untuk mendapatkan kebaikan. Sehingga muncul pengemis
dimana-mana. Di indonesia sekarang saja tingkat kemiskinan semakin
meningkat,dan itu yang mengakibatkan tingkat pengemis makin meningkat.kita
sering lihat di pinggiran jalan banyak orang yang menggantung dirinya dengan
hanya meminta-minta. Dan disitu kita lihat ada saja orang yang lewat dan
memberi sedikit uang untuk mereka. Itu merupakan perbuatan yang baik bisa
berbagi dengan mereka yang berkekurangan,
Kita tahu bahwa Hal memberi adalah pengajaran Yesus pada saat di
bukit,dimana Yesus berkhotbah dan mengajar banyak hal buat orang-orang pada
saat itu
Dalam pasal
sebelumnya Yesus menerangkan tentang hukum taurat dan arti sebenarnya kemudian dalam teks yang kita
baca Yesus secara lebih detil lagi mengajar tentang satu hal yang penting untuk
menghadapi pengajaran yang salah dari ahli Taurat dan orang Farisi yaitu
mengenai hal memberi sedekah.karena pada Zaman Yesus sudahlah menjadi suatau
ciri bahwa Yahudi sering melakukan 3 hal diantaranya sedekah.
Dalam teks ini
ada dua hal yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sehubungan dengan memberi sedekah
Baca Juga
1. Motivasi dalam memberi sedekah
Ayat pembukaan dalam ayat Matius 6:1 "Ingatlah,
jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka,
karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.” Teks
ini mengawali seluruh ayat dari ayat 1-18. Kata “prosete” yang berarti berhati-hatilah
memperingatkan pembaca untuk menghindari menunjukkan kebaikan mereka dihadapan
orang lain dengan sengaja supaya dihargai. Kalimat “jangan melakukan kewajiban
agamamu” dalam bahaya Yunani menggunakan kata “didasko” yang berarti kebajikan
atau kebaikan sehingga lebih tepat diterjemahkan “berhati-hatilah jangan
melakukan kebaikan dihadapan orang.
v Motivasi memberi yang tidak berkenan. ( Matius 6; 2 -3 )
A. Pengen di ketahui banyak orang
Kata “dihadapan orang supaya dilihat mereka” juga Nampak dalam
ayat 5 (“supaya mereka dilihat orang”), ayat 16 (“supaya orang melihat”) semua
orang yang melakukan hal- hal tersebut yaitu berpuasa, berdoa dan memberi
sedekah supaya dilhat orang lain disebut “munafik” didalam ayat 2, 5, dan 16.
Matius menggambarkan orang munafik ini adalah sebagai orang Farisi
Dalam ayat 2
tertulis Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal
itu,” kata “mencanangkan hal itu” dalam bahasa Indonesia sehari-hari “janganlah
menggembar-gemborkan” dalam bahasa Yunani = salpi,sh|j (salpiso/trompet) bahasa
inggris “do not sound trumpet before you” sehingga diterjemahkan “jangan meniupkan
trompet dihadapanmu” sungguh berbeda dengan terjemahan bahasa Indonesia.
Tradisi meniup trompet adalah merupakan salah satu kebiasaan orang Yahudi
ketika ada acara pemberian penghargaan besar, dan untuk menarik perhatian
banyak orang atau untuk memotivasi orang melakukan kebaikan supaya mendapatkan
penghargaan juga. Mereka inilah yang disebut sebagai orang-orang munafik.
B. Pengen di puji
Perkataan dalam ayat Matius 6:3-4 3
Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang
diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi.dalam
teks ini terkandung makna apabila kita sudah memberi janganlah kita
membicarakan kepada orang-orang lain tentang apa yang kita beri ,agar bisa di
puji dan di sanjung.
v Motivasi yang berkenan ( matius 6;4)
A.
Memberi
dengan tersembunyi
Hendaklah
sedekahmu itu diberikan dengan
tersembunyi artinya jika kita memberi
tidaklah perlu orang lain tahu apa yang kita beri,seberapa besar apa yang kita
beri.itulah pemberian yang berkenan.
Dalam Matius
25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu
melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.” Yesus
mengajarkan ketika melayani orang lain yang kekurangan itu sama saja dengan
melayani dia. Yesus tidak bicara besarnya pemberian namun bicara motivasi dalam
memberi. Inilah makana dari teks ini.
Firman Allah mau mengajarkan buat kita semua agar tidak
lalai dalam melakukan perintah Tuhan yaitu membantu sesama yang susah dalam hal
ini memberi pertolongan kepada mereka dan ketika kita sudah membantu
orang-orang yang susah janganlah kita melakukan agar kita dapat dipuji atau di
lihat banyak orang, melainkan kita bantu dengan Tulus sebagaimana kita
melakukannya bukan hanya sebagai kewajiban agama melainkan suatu perintah dari
Tuhan.
2. Upah yang diterima
Bicara soal upah . Apa itu upah ?
Dalam kamus
besar bahasa indonesia upah adalah hak atau imbalan yang di terima seseorang yang
sudah melaksanakan tugasnya berupa uang atau barang lainnya
Hal ini
mengindikasikan bahwa sebenarnya setiap perbuatan kita ada upahnya ada
konsekwensinya, ada perhitungannya. Namun jangan di salahartikan bahwa kalau
memberi uang maka dapat uang, memberi pakaian maka mendapatkan pakaian. Upah
pasti ada namun waktu dan bentuk upah tersebut tidak bisa dirumuskan oleh
manusia namun sepenuhnya bergantung pada kehendak bapa di sorga.
A. Upah yang diterima dari memberi yang tidak berkenan
Yaitu tidak
peroleh upah dari Allah (matius 6; 1b ) Dalam teks yang kita baca selain
berbicara mengenai motivasi juga berbicara mengenai upah dalam memberi sedekah.
Bagi orang-orang yang munafik ini Yesus berkata dalam Matius 6:1 kamu tidak
beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.” Hal ini untuk mengkontraskan dengan
ayat 2, 5, 16 dimana bagi orang yang tidak munafik dalam hal memberi, berdoa
dan berpuasa mereka ini “Matthew 6:2 Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya
artinya yang mereka cari hanya agar di puji orang dan mereka sudah
mendapatkannya akan tetapi mereka tidak memperoleh upah dari Allah.
Dalam ayat 4 tertulis Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu." Ayat ini sebenarnya sudah sangat jelas.
Ada dua hal yang pasti dilakukan oleh Bapa di Sorga sehubungan dengan perbuatan
baik yang dilakukan: yaitu Allah akan Melihat dan membalasnya.
Ini adalah jaminan dari Allah. Jika kebaikan yang kita
lakukan adalah untuk memuliakan Tuhan maka Allah pasti membalasnya. Cuma harus
diingat balasannya sesuai dengan maksud dan rencana Allah di dalam
kedaulatannya.
Segala sesuatu yang kita lakukan berkenan atau tidak berkenannya di hadapan Tuhan pasti ada konsekuensinya atau ada yang kita tuai dari apa yang kita tabur.
Sebagai anak-anak Tuhan marilah saya mengajak kita semua
agar mengikuti segala ajaran Tuhan,janganlah kita seperti orang munafik yang
melakukan sesuatu hal untuk menyenagkan diri sendiri atau keperluan diri
sendiri,jadilah orang_orang kristen yang mendengar Firman Tuhan dan mau
melakukannya.
Amin.........(Penulis Nusye Manuputty, S.Th)