Friday, 24 October 2014

Khotbah : Hal Memberi sedekah


Hal Memberi Sedekah
Matius 6:1-4

Hasil gambar untuk memberi sedekahBanyak orang berbondong-bondong melakukan kebaikan dan berbondong-bondong pula orang-orang miskin berusaha untuk mendapatkan kebaikan. Sehingga muncul pengemis dimana-mana. Di indonesia sekarang saja tingkat kemiskinan semakin meningkat,dan itu yang mengakibatkan tingkat pengemis makin meningkat.kita sering lihat di pinggiran jalan banyak orang yang menggantung dirinya dengan hanya meminta-minta. Dan disitu kita lihat ada saja orang yang lewat dan memberi sedikit uang untuk mereka. Itu merupakan perbuatan yang baik bisa berbagi dengan mereka yang berkekurangan,

Kita tahu bahwa Hal memberi adalah pengajaran Yesus pada saat di bukit,dimana Yesus berkhotbah dan mengajar banyak hal buat orang-orang pada saat itu
Dalam pasal sebelumnya Yesus menerangkan tentang hukum taurat  dan arti sebenarnya kemudian dalam teks yang kita baca Yesus secara lebih detil lagi mengajar tentang satu hal yang penting untuk menghadapi pengajaran yang salah dari ahli Taurat dan orang Farisi yaitu mengenai hal memberi sedekah.karena pada Zaman Yesus sudahlah menjadi suatau ciri bahwa Yahudi sering melakukan 3 hal diantaranya sedekah.


Dalam teks ini ada dua hal yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sehubungan dengan memberi sedekah


1. Motivasi dalam memberi sedekah

Ayat pembukaan dalam ayat Matius 6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.” Teks ini mengawali seluruh ayat dari ayat 1-18. Kata “prosete” yang berarti berhati-hatilah memperingatkan pembaca untuk menghindari menunjukkan kebaikan mereka dihadapan orang lain dengan sengaja supaya dihargai. Kalimat “jangan melakukan kewajiban agamamu” dalam bahaya Yunani menggunakan kata “didasko” yang berarti kebajikan atau kebaikan sehingga lebih tepat diterjemahkan “berhati-hatilah jangan melakukan kebaikan dihadapan orang.

v  Motivasi memberi yang tidak berkenan. ( Matius 6; 2 -3 )

A.     Pengen di ketahui banyak orang

Kata “dihadapan orang supaya dilihat mereka” juga Nampak dalam ayat 5 (“supaya mereka dilihat orang”), ayat 16 (“supaya orang melihat”) semua orang yang melakukan hal- hal tersebut yaitu berpuasa, berdoa dan memberi sedekah supaya dilhat orang lain disebut “munafik” didalam ayat 2, 5, dan 16. Matius menggambarkan orang munafik ini adalah sebagai orang Farisi
Dalam ayat 2 tertulis Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu,” kata “mencanangkan hal itu” dalam bahasa Indonesia sehari-hari “janganlah menggembar-gemborkan” dalam bahasa Yunani = salpi,sh|j (salpiso/trompet) bahasa inggris “do not sound trumpet before you” sehingga diterjemahkan “jangan meniupkan trompet dihadapanmu” sungguh berbeda dengan terjemahan bahasa Indonesia. Tradisi meniup trompet adalah merupakan salah satu kebiasaan orang Yahudi ketika ada acara pemberian penghargaan besar, dan untuk menarik perhatian banyak orang atau untuk memotivasi orang melakukan kebaikan supaya mendapatkan penghargaan juga. Mereka inilah yang disebut sebagai orang-orang munafik.

B.     Pengen di puji

 Perkataan dalam ayat Matius 6:3-4 3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.   Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi.dalam teks ini terkandung makna apabila kita sudah memberi janganlah kita membicarakan kepada orang-orang lain tentang apa yang kita beri ,agar bisa di puji dan di sanjung.

v  Motivasi yang berkenan ( matius  6;4)

A.       Memberi dengan tersembunyi

Hendaklah sedekahmu itu diberikan  dengan tersembunyi  artinya jika kita memberi tidaklah perlu orang lain tahu apa yang kita beri,seberapa besar apa yang kita beri.itulah pemberian yang berkenan.
Dalam Matius 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.” Yesus mengajarkan ketika melayani orang lain yang kekurangan itu sama saja dengan melayani dia. Yesus tidak bicara besarnya pemberian namun bicara motivasi dalam memberi. Inilah makana dari teks ini.

Firman Allah mau mengajarkan buat kita semua agar tidak lalai dalam melakukan perintah Tuhan yaitu membantu sesama yang susah dalam hal ini memberi pertolongan kepada mereka dan ketika kita sudah membantu orang-orang yang susah janganlah kita melakukan agar kita dapat dipuji atau di lihat banyak orang, melainkan kita bantu dengan Tulus sebagaimana kita melakukannya bukan hanya sebagai kewajiban agama melainkan suatu perintah dari Tuhan.

2. Upah yang diterima

Bicara soal upah . Apa itu upah ?
Dalam kamus besar bahasa indonesia upah adalah hak atau imbalan yang di terima seseorang yang sudah melaksanakan tugasnya berupa uang atau barang lainnya
Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya setiap perbuatan kita ada upahnya ada konsekwensinya, ada perhitungannya. Namun jangan di salahartikan bahwa kalau memberi uang maka dapat uang, memberi pakaian maka mendapatkan pakaian. Upah pasti ada namun waktu dan bentuk upah tersebut tidak bisa dirumuskan oleh manusia namun sepenuhnya bergantung pada kehendak bapa di sorga.

A.     Upah yang diterima dari memberi yang tidak berkenan

Yaitu  tidak peroleh upah dari Allah (matius 6; 1b ) Dalam teks yang kita baca selain berbicara mengenai motivasi juga berbicara mengenai upah dalam memberi sedekah. Bagi orang-orang yang munafik ini Yesus berkata dalam Matius 6:1 kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.” Hal ini untuk mengkontraskan dengan ayat 2, 5, 16 dimana bagi orang yang tidak munafik dalam hal memberi, berdoa dan berpuasa mereka ini “Matthew 6:2 Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya artinya yang mereka cari hanya agar di puji orang dan mereka sudah mendapatkannya akan tetapi mereka tidak memperoleh upah dari Allah.

B.     Upah yang di terima dari memberi yang berkenan

 Dalam ayat 4 tertulis Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." Ayat ini sebenarnya sudah sangat jelas. Ada dua hal yang pasti dilakukan oleh Bapa di Sorga sehubungan dengan perbuatan baik yang dilakukan: yaitu Allah akan Melihat dan membalasnya.
Ini adalah jaminan dari Allah. Jika kebaikan yang kita lakukan adalah untuk memuliakan Tuhan maka Allah pasti membalasnya. Cuma harus diingat balasannya sesuai dengan maksud dan rencana Allah di dalam kedaulatannya.

Segala sesuatu yang kita lakukan berkenan atau tidak berkenannya di hadapan Tuhan pasti ada konsekuensinya atau ada yang kita tuai dari apa yang kita tabur.

Sebagai anak-anak Tuhan marilah saya mengajak kita semua agar mengikuti segala ajaran Tuhan,janganlah kita seperti orang munafik yang melakukan sesuatu hal untuk menyenagkan diri sendiri atau keperluan diri sendiri,jadilah orang_orang kristen yang mendengar Firman Tuhan dan mau melakukannya.
Amin.........(Penulis Nusye Manuputty, S.Th)


No comments:

Post a Comment