Friday, 23 August 2019

Khotbah Iman Yang Radikal (Daniel 3:14-18 )


IMAN YANG RADIKAL
TEKS: Daniel 3:14-18 
Pendahuluan
·                                   Kita mungkin pernah mendengar ungkapan atau bahkan kita pernah mengucapkan ungkapan tersebut “semua agama sama saja” pernyataan ini tidaklah dibenarkan, memang benar dalam beberapa hal ada yang sama

·         Semua agama memang mengajarkan kebaikan akan tetapi kebaikan saja tidak akan membawa kita kepada keselamatan (baca Efesus 2:9-10) melainkan iman percaya kita kepada Yesus, karena tidak ada satupun tokoh agama yang menjamin keselamatan, dan tidak ada satupun tokoh yang oleh namanya kita dapat diselamatkan, melainkan hanya melalui Yesus (Baca Kisah Para Rasul 4:12)
Dampak negatif kalau kita mengatakan semua agama sama saja adalah


ü  Kita akan merasa tenang-tenang saja kalau ada keluarga kita yang pindah keyakinan, ataupun kita akan dengan mudah berpindah keyakinan, karena kita mempunyai pandangan semua agama sama saja. Jadi tidak masalah kalau ada keluarga saya atau saya sendiri yang pindah keyakinan 
ü  Kita tidak mau memberitakan Injil karena buat apa memberitakan Injil, kalau semua agama sama saja, yang kita perlu ketahui bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang (baca Roma 1:16-17).

·         Oleh sebab itu kita harus lah mempunyai Iman yang Radikal dalam Yesus sehingga kita tidak akan dengan muda menjual iman kita.
·         Kata Radikal dalam bahasa Latin yaitu Radix yang berarti akar pohon, jadi radikal adalah sesuatu yang tertanam, mempunyai akar yang kuat.

·         Jadi seharusnya sebagai orang Kristen kita harus mempunyai Iman yang Radikal dalam Yesus, bukan Radikal dalam agama kita, melainkan iman percaya kita kepada Yesus

Karena ada perbedaan antara radikal dalam agama dan iman yang radikal dalam Yesus.
Jika kita radikal dalam agama, kita akan seperti ahli taurat yaitu
Θ    Saat ada saudara kita yang buat kesalahan kita langsung menghakimi dia, itulah yang dilakukan oleh ahli taurat.
Θ    Lebih peduli, atau mau menolong orang yang seiman dengan kita. Contoh cerita orang Samaria yang murah hati ( orang-orang Yahudi tidak mau menolong yakni seorang imam dal orang lewi tidak mau menolong) karena orang tersebut sangat radikal dalam agama mereka, yaitu agama Yahudi, mereka akan menolong jika hanya sesama orang Yahudi.
Θ    Lebih eksklusif, tidak mau menjangkau jiwa-jiwa
Kita akan belajar dari 3 tokoh Alkitab yang mempunyai iman yang radikal yaitu Sadrakh, Mesakh dan Abednego, ketiga anak muda ini mempunyai iman yang radikal, iman yang radikal seperti apa?
1.      Iman yang radikal Itu walau dalam masalah tetap percaya dan yakin bahwa tuhan sanggup menolong dan tetap percaya walaupun jawaban dari Tuhan “tidak”
Sadrakh, Mesakh dan abednego mendapatkan suata masalah yang besar, mereka harus menyembah patung buatan Nebukadnezar, tetapi apa yang mereka katakan Jika seadainya Allah tidak menyelamtakan mereka, mereka tidak akan menyembah patung raja tersebut.
Seharusnya kita juga seperti itu, ketika kita mendapatkan banyak masalah, dan saat Jawaban Tuhan “tidak”, kita akan tetap percaya dan memegang Iman percaya kita kepada Tuhan.
2.      Iman yang radikal itu tetap berdiri pada kebenaran, walaupun ada ancaman
Sadrakh, Mesakh dan Abednego mendapatkan ancaman yaitu jika mereka tidak menyembah patung raja, mereka akan dibuang dalam dapur perapian. Akan tetapi ancaman tersebut tidak membuat iman mereka goyah.
Dalam kehidupan kita, apalagi di negara kita, kita adalah kaum minoritas, mungkin akan banyak ancaman, godaan yang mencoba mengoyahkan iman kita, akan tetapi kita harus menjadi orang Kristen yang tetqap berdiri dalam kebenaran walaupun banyak ancaman yang harus kita terima, karena ancaman yang kita terima sekarang tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima dari Tuhan.
3.      Iman yang radikal itu bukan hanya bicara tetapi tindakan
Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bukan hanya bisa bicara, tetapi mereka mempertanggung jawabkan perkataan mereka, kalau mereka tidak akan menyembah patung raja, itu terlihat saat mereka dilemparkan dalam api perapian, mereka tidak berubah pikiran. Berbeda dengan kisah Petrus, yang dengan penuh keyakina mengatakan tidak akan meninggalkan Yesus, atau menyangkal Yesus, ketika hanya ditanya oleh beberapa orang, Petrus  menyangkal Yesus.
Tuhan tidak hanya buituh perkataan kita, melainkan tindakan kita. Saat kita mengatakan “saya tidak akan meninggalkan iman percaya saya walaupun banyak masalah, ancaman yang datang, saya akan tetap setia”, atau “ saya adalah pengkut Yesus” kita bukan saja bisa mengungkapkan tetapi kita tunjukkin itu dalam kesetiaan kita mengiring Yesus dengan cara Setia ke Gereja, setai melayani Tuhan, Setia berdoa dan baca Firman Tuhan.

Milikilah Iman yang radikal dalam Yesus, karena iman percaya kita yang akan membawa kita kepada keselamatan kekal, jangan pernah mencoba meninggalkan iman percaya kita untuk hal-hal yang ada di dunia ini, karena apa yang ada didunia hanya sementara. (Penulis: Nusye Manuputty, S.Th)

No comments:

Post a Comment