IMAN YANG RADIKAL
TEKS: Daniel 3:14-18
Pendahuluan
· Kita mungkin pernah mendengar
ungkapan atau bahkan kita pernah mengucapkan ungkapan tersebut “semua agama
sama saja” pernyataan ini tidaklah dibenarkan, memang benar dalam beberapa hal
ada yang sama
·
Semua agama memang mengajarkan
kebaikan akan tetapi kebaikan saja tidak akan membawa kita kepada keselamatan
(baca Efesus 2:9-10) melainkan iman percaya kita kepada Yesus, karena tidak ada
satupun tokoh agama yang menjamin keselamatan, dan tidak ada satupun tokoh yang
oleh namanya kita dapat diselamatkan, melainkan hanya melalui Yesus (Baca Kisah
Para Rasul 4:12)
Dampak negatif kalau kita mengatakan semua
agama sama saja adalah
ü Kita akan merasa tenang-tenang saja kalau ada keluarga kita yang pindah keyakinan, ataupun kita akan dengan mudah berpindah keyakinan, karena kita mempunyai pandangan semua agama sama saja. Jadi tidak masalah kalau ada keluarga saya atau saya sendiri yang pindah keyakinan
ü Kita tidak mau memberitakan Injil karena buat apa memberitakan Injil, kalau semua agama sama saja, yang kita perlu ketahui bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang (baca Roma 1:16-17).
·
Oleh sebab itu kita harus lah
mempunyai Iman yang Radikal dalam Yesus sehingga kita tidak akan dengan muda
menjual iman kita.
·
Kata Radikal dalam bahasa Latin
yaitu Radix yang berarti akar pohon, jadi radikal adalah sesuatu yang tertanam,
mempunyai akar yang kuat.
·
Jadi seharusnya sebagai orang
Kristen kita harus mempunyai Iman yang Radikal dalam Yesus, bukan Radikal dalam
agama kita, melainkan iman percaya kita kepada Yesus
Karena ada perbedaan antara radikal dalam
agama dan iman yang radikal dalam Yesus.
Jika kita radikal dalam agama, kita akan
seperti ahli taurat yaitu
Θ Saat ada saudara
kita yang buat kesalahan kita langsung menghakimi dia, itulah yang dilakukan
oleh ahli taurat.
Θ Lebih peduli, atau
mau menolong orang yang seiman dengan kita. Contoh cerita orang Samaria yang
murah hati ( orang-orang Yahudi tidak mau menolong yakni seorang imam dal orang
lewi tidak mau menolong) karena orang tersebut sangat radikal dalam agama
mereka, yaitu agama Yahudi, mereka akan menolong jika hanya sesama orang
Yahudi.
Θ Lebih eksklusif,
tidak mau menjangkau jiwa-jiwa
Kita akan belajar dari 3 tokoh Alkitab yang
mempunyai iman yang radikal yaitu Sadrakh, Mesakh dan Abednego, ketiga anak
muda ini mempunyai iman yang radikal, iman yang radikal seperti apa?
1. Iman yang radikal Itu walau
dalam masalah tetap percaya dan yakin bahwa tuhan sanggup menolong dan tetap
percaya walaupun jawaban dari Tuhan “tidak”
Sadrakh, Mesakh dan abednego
mendapatkan suata masalah yang besar, mereka harus menyembah patung buatan
Nebukadnezar, tetapi apa yang mereka katakan Jika seadainya Allah tidak
menyelamtakan mereka, mereka tidak akan menyembah patung raja tersebut.
Seharusnya kita juga seperti
itu, ketika kita mendapatkan banyak masalah, dan saat Jawaban Tuhan “tidak”,
kita akan tetap percaya dan memegang Iman percaya kita kepada Tuhan.
2. Iman yang radikal itu tetap
berdiri pada kebenaran, walaupun ada ancaman
Sadrakh, Mesakh dan Abednego
mendapatkan ancaman yaitu jika mereka tidak menyembah patung raja, mereka akan
dibuang dalam dapur perapian. Akan tetapi ancaman tersebut tidak membuat iman
mereka goyah.
Dalam kehidupan kita, apalagi
di negara kita, kita adalah kaum minoritas, mungkin akan banyak ancaman, godaan
yang mencoba mengoyahkan iman kita, akan tetapi kita harus menjadi orang
Kristen yang tetqap berdiri dalam kebenaran walaupun banyak ancaman yang harus
kita terima, karena ancaman yang kita terima sekarang tidak sebanding dengan
kemuliaan yang akan kita terima dari Tuhan.
3. Iman yang radikal itu bukan
hanya bicara tetapi tindakan
Sadrakh, Mesakh dan Abednego,
bukan hanya bisa bicara, tetapi mereka mempertanggung jawabkan perkataan
mereka, kalau mereka tidak akan menyembah patung raja, itu terlihat saat mereka
dilemparkan dalam api perapian, mereka tidak berubah pikiran. Berbeda dengan
kisah Petrus, yang dengan penuh keyakina mengatakan tidak akan meninggalkan
Yesus, atau menyangkal Yesus, ketika hanya ditanya oleh beberapa orang,
Petrus menyangkal Yesus.
Tuhan tidak hanya buituh
perkataan kita, melainkan tindakan kita. Saat kita mengatakan “saya tidak akan
meninggalkan iman percaya saya walaupun banyak masalah, ancaman yang datang,
saya akan tetap setia”, atau “ saya adalah pengkut Yesus” kita bukan saja bisa
mengungkapkan tetapi kita tunjukkin itu dalam kesetiaan kita mengiring Yesus
dengan cara Setia ke Gereja, setai melayani Tuhan, Setia berdoa dan baca Firman
Tuhan.
Milikilah Iman yang radikal dalam Yesus,
karena iman percaya kita yang akan membawa kita kepada keselamatan kekal,
jangan pernah mencoba meninggalkan iman percaya kita untuk hal-hal yang ada di
dunia ini, karena apa yang ada didunia hanya sementara. (Penulis: Nusye Manuputty, S.Th)
No comments:
Post a Comment