Wednesday, 28 August 2019

Di selamatkan oleh Iman atau perbuatan? (Paulus vz Yakobus)


Pada zaman bapak-bapak gereja persoalan antara tulisan Paulus “dibenarkan karena iman dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat” ( Roma 3:28) dan tulisan Yakobus ”Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan -perbuatannya dan bukan hanya karena iman” ( Yakobus 2:24) menjadi perdebatan yang begitu serius sehingga salah seorang bapak gereja Marthin Luther menyebut surat Yakobus sebagai “surat gadungan”.
            Apa yang dituliskan oleh Paulus dan Yakobus tidaklah bertentangan melainkan saling melengkapi satu dengan yang lain, yang dimaksudkan oleh Paulus adalah bahwa amal Yahudi tidak menyelamatkan jika bukan dengan iman kepada Kristus, sedangkan Yakobus menekankan bahwa iman Kristen itu nol besar jika tidak disertai amal Kristen yang mengerjakan keselamatan karena pada saat itu Yakobus mengecam orang-orang yang berkata bahwa mereka memeliki iman tetapi perbuatan mereka tidak menunjukan iman mereka kepada Yesus, perbuatan yang dimaksudkan oleh Yakobus adalah perbuatan  yang berlandaskan kasih, Yakobus tidak menyangkal tentang pentingnya iman tetapi ia menegaskan bahwa iman itu harus menunjukan hasil. Sedangkan yang dimaksudkan Paulus adalah ia menentang manusia yang melakukan perbuatan tertentu sebagai sarana membenarkan diri yaitu perbuatan yang berdasarkan Hukum Taurat yaitu tentang sunat dll, karena kalau dilihat dalam konteksnya masalah yang dihadapinya adalah beberapa orang Kristen Yahudi menuntut agar orang percaya yang berasal dari bangsa kafir melakukan tata cara bangsa Yahudi agar dapat diselamatkan, inilah yang ditentang oleh Paulus. Jadi argumentasi yang dikemukakan oleh Yakobus adalah mengenai perbuatan baik (kemurahan hati, sikap dermawan, bukan pelaksanaan Taurat sebagaimana disebutkan oleh Paulus dalam Roma 3:28)
            Yakobus mempertahankan ajaran Kristus tentang etika yang menuntut agar iman harus dibuktikan oleh buahnya, akan tetapi sama seperti Paulus yang mengatakan bahwa “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir”( Filipi 2:12), Yakobus juga menekankan bahwa seseorang harus diubah oleh karunia Allah Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya. ( Yakobus 1:18). Di sisi lain juga Paulus juga menaruh perhatiannya kepada persoalan etika sama seperti Yakobus, Paulus mengatakan bahwa “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih”. Paulus tidak memisahkan kebenaran moral dengan keselamatan kekal. Dari sini kita bisa melihat bahwa perkataan Paulus dan Yakobus tidaklah bertentangan.
            Paulus dan Yakobus sama-sama memakai Abraham sebagai contoh, Paulus mengutip bagaimana Abraham menanggapi janji Allah, sebagai bukti bahwa keselamatan diterima oleh karena iman bukan perbuatan ( Roma 4) bagi Paulus bahwa Abraham dinyatakan sebagai orang yang benar dalam Kejadian 15:6. Hal ini secara kronologis terjadi sebelum pelaksanaan sunat yang disebutkan dalam Kejadian 17, Yakobus juga memakai contoh bagaimana Abraham mengurbankan Ishak untuk menunjukan bahwa iman harus diwujudkan dalam perbuatan agar menjadi nyata ( Yakobus 2:21-24), kedua pernyataan di atas tidaklah bertentangan karena memang betul Abraham dipilih oleh Allah bukan karena perbuatannya melainkan oleh karena kasih karunia melalui iman Abraham dan iman itu diwujudkan oleh Abraham dengan mematuhi apa yang dikehendaki oleh Allah, Yakobus menekankan bahwa iman itu akan bekerja sama dengan perbuatan, iman akan mengarahkan orang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang benar.
            Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pertentangan mengenai perkataan Paulus dan perkataan Yakobus, melainkan keduanya saling melengkapi bagaikan dua sisi mata uang, Paulus melihat dari sisi lain dan Yakobus melihat dari sisi lain, menurut saya sangat sederhana “jangan kita melakukan perbuatan baik untuk diselamatkan atau untuk mendapatkan pembenaran, jangan kita mengatakan kalau kita beriman kepada Yesus tetapi tidak menghasilkan perbuatan yang baik, tetapi jika kita mengaku beriman kepada Yesus maka itu akan berdampak dalam setiap perbuatan kita yang mencerminkan Yesus. 

No comments:

Post a Comment