Latar Belakang
Masalah
Dalam masa pelayanan, Yesus
melakukan banyak sekali perbuatan mukjizat. Baik menyembuhkan orang sakit,
membuat yang lumpuh berjalan, membangkitkan orang yang telah mati, dan masih
banyak mukjizat yang dilakukan Yesus selama masa pelayanan-Nya.
Paper ini akan membahas mengenai
salah satu mukjizat yang dilakukan oleh Yesus ketika sedang bersama dengan
murid-muridNya. Mukjizat yang dilakukan Yesus adalah meredakan angin ribut. Mukjizat
ini adalah salah satu yang terkenal di antara banyak mukjizat yang dibuat oleh
Yesus. Dalam Injil sinoptik, yakni Matius, Markus dan Lukas menceritakan satu
mukjizat yang dibuat oleh Yesus ini dengan judul/perikop yang sama. Namun di dalamnya
ada beberapa perbedaan penulisan. Sebenarnya, secara garis besar ketiga Injil
sinoptik ini menceritakan hal yang sama. Atas dasar ini, penulis memilih Kitab
Markus 4:35-41 untuk menjadi dasar pembahasan Paper ini. Penulis akan membahas
hal-hal yang berkaitan dengan “Angin Ribut Diredakan”.
Apa sebenarnya angin ribut itu? Apa yang terjadi pada
para murid sehingga menjadi gentar dan takut? Apa yang Yesus lakukan dan
bagaimanakah respons Yesus terhadap angin dan bahkan kepada para murid itu
sendiri? Semua jawaban atas pertanyaan tersebut akan dibahas dalam Paper ini.
BAB II EKSEGESIS
Pendahuluan Injil Markus
Penulis Injil Markus adalah Yohanes Markus[1]
dan Injil Markus merupakan Injil yang paling tertua dari ketiga Injil lainnya,
karena Injil ini ditulis antara tahun 65-68 M.[2]
Oleh sebab itu Injil Markus diyakini merupakan Injil yang pertama kali ditulis
jika dibandingkan dengan ketiga Injil lainnya yaitu Matius, Lukas dan Yohanes. Menurut
tradisi dan sejarah, Markus menerima sumber dari Petrus.[3] mungkin
juga Markus melihat dengan mata kepala sendiri perbuatan Yesus akan tetapi yang
paling terpenting adalah saksi mata yang utama adalah Simon Petrus.[4]
Penerima pertama Injil
Markus adalah orang-orang bukan Yahudi karena terdapat ungkapan-ungkapan
seperti bahasa Aram seperti talitakum
atau Efrata (Markus 5:41 ; 7:34)
diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani demi kepentingan para pembaca Markus.[5]
Diyakini bahwa Injil Markus ditulis karena orang-orang Romawi[6]
meminta kepada Petrus untuk menuliskan mengenai kisah Yesus.[7] Oleh sebab itu tujuan penulisan Injil Markus adalah memperkuat
dasar iman orang percaya di Roma, dan untuk mendorong orang percaya di Roma
untuk dengan setia menderita demi Injil dan menunjukkan kepada kehidupan,
penderitaan, kematian, Kebangkitan Tuhan Yesus.[8]
Tema dari Injil Markus
adalah Yesus disajikan sebagai “Hamba Tuhan,” sebuah tema yang ditemukan dalam
nabi Perjanjian Lama (misalnya, Yes. 42: 1, 53: 1–11; Zak. 3: 8). Markus
menulis Injil yang menekankan apa yang Kristus lakukan sebagai Hamba Tuhan. Ini
akan menarik bagi orang Romawi yang adalah seorang yang beraksi dengan sedikit
perhatian pada nubuat Ibrani atau filsafat Yunani. Markus menekankan perbuatan
kuat Kristus dan relatif tidak banyak berbicara tentang kata-kata Kristus.
(Orang-orang tertarik dengan apa yang dapat dilakukan seorang hamba tetapi
tidak tertarik pada apa yang dikatakan seorang hamba.) Mukjizat-mukjizat
Kristus yang luar biasa dan pelayanan yang membantu orang-orang adalah fokus
dari Injil ini.[9]
Perbandingan Teks
Matius 8:23-27
|
Markus 4:35-41
|
Lukas 8:22-25
|
8:23
Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya.
8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut
di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan
Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa.
8:26
Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang
percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka
danau itu menjadi teduh sekali.
8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya:
"Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat
kepada-Nya?"
|
4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang,
Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu
bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus
telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat
dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh
dengan air.
4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di
buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata
kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan
berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda
dan danau itu menjadi teduh sekali.
4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata
seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan
danaupun taat kepada-Nya?"
|
8:22 Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu
bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka:
"Marilah kita bertolak ke seberang danau." Lalu bertolaklah mereka.
8:23 Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus
tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu
kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya.
8:24 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan
Dia, katanya: "Guru, Guru, kita binasa!" Iapun bangun, lalu
menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan
danau itu menjadi teduh.
8:25 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Di
manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata
seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi
perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?"
|
Kisah mengenai angin ribut diredakan
ditulis dalam 3 Injil yaitu Matius, Markus dan Lukas. Dalam kisah tersebut ada
beberapa perbedaan atau kesamaan yang terdapat dalam ketiga Injil yaitu, dalam
Markus 4:35 dikatakan bahwa “Pada hari
itu, waktu hari sudah petang,........” ini menunjukkan waktu kejadian itu
terjadi, berbeda dengan Lukas dan Matius yang tidak mencatat mengenai waktu.
Markus dan Lukas mencatat bahwa Yesus
lah yang mengajak murid-murid untuk bertolak ke seberang (Markus 4:35, Lukas 8:
22), sedangkan dalam Matius 8:23, dikatakan bahwa ketika Yesus naik ke dalam
perahu, murid-murid-Nya pun mengikuti Yesus, jadi Matius tidak mencatat bahwa
ada suatu ajakan Yesus kepada murid-murid untuk menyeberang. Ketika Yesus dan
murid-murid menyeberang menggunakan perahu, Markus menjelaskan sesuatu yang
tidak ditulis oleh Matius dan Lukas yaitu adanya perahu-perahu lainnya yang
juga ikut bersama-sama dengan Yesus dan murid-muridNya (Markus 4:36). Jadi
bukan hanya satu perahu melainkan ada beberapa perahu.
Ketika dalam perjalanan Matius dan Lukas
mencatat bahwa adanya badai dan angin ribut yang datang secara tiba-tiba,
walaupun Markus tidak mencatat bahwa itu datang secara tiba-tiba, akan tetapi
baik Matius, Markus dan Lukas mencatat hal yang sama, bahwa adanya badai, angin
ribut sehingga membuat perahu kemasukan air. Kesamaan lain yang dicatat oleh
ketiga Injil yaitu pada saat yang sama Yesus sedang tertidur. (Matius 8:24,
Markus 4:34, Lukas 8:23), oleh sebeb itu murid-murid Yesus datang membangunkan
Yesus.
Hal yang paling menarik adalah Matius,
Markus dan Lukas mencatat perkataan murid-murid saat membangunkan Yesus. Dalam
Matius 8:25 “...Tuhan, tolonglah, kita
binasa”, berbeda dengan Markus 4:38 "Guru,
Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" sedangkan Lukas 8:24 "Guru, Guru, kita binasa!",
ada hal yang menarik dari tiga ungkapan yang berbeda yang dicatat oleh ketiga
Injil. Jika dilihat Matius mencatat bagaimana ada ungkapan minta tolong yang
diucapkan oleh murid-murid, berbeda dengan Markus yang mencatat ungkapan yang
pesimis, yaitu sebuah pertanyaan “Engkau
tidak peduli kalau kita binasa?”. Sedangkan Lukas mencatat ungkapan yang
hampir sama dengan apa yang dituliskan oleh Matius. Akan tetapi satu hal yang
sama dicatat dalam tiga Injil tersebut adalah murid-murid mengeluarkan ungkapan
“kita binasa”.
Ketika
Yesus bangun dan menghardik angin dan danau tersebut sehingga menjadi teduh.
Matius, Markus dan Lukas sama-sama mencatat bahwa ada satu teguran yang
diberikan oleh Yesus kepada murid-murid, dengan sebuah pertanyaan yaitu “kenapa
takut? Kenapa tidak percaya? (Matius 8:26, Markus 4:40, Lukas 8: 25). Dalam
ketiga Injil juga mencatat pada saat orang-orang melihat angin dan danau teduh,
orang-orang tersebut heran dan takut, dan berkata “Siapakah orang ini? Sehingga angin dan danau pun taat kepada Dia.”
Analisa Konteks
Setelah Yesus mengajar di Galilea, pada waktu hari
sudah petang Yesus mengajak murid-muridnya untuk bertolak ke seberang melewati
Danau Galilea[10] menuju ke Gerasa (Markus
5:1), dan pada saat itu bukan Yesus dan murid-murid saja melainkan ada beberapa
perahu yang mengikuti Yesus (Markus 4:36). Ketika melakukan perjalanan
tiba-tiba ada taufan yang sangat dahsyat serta ombak membuat perahu mulai
kemasukan air. Akan tetapi di saat yang sama Yesus sedang tertidur dan
murid-murid membangunkan Yesus. Ketika Yesus bangun, Yesus menghardik angin dan
danau itu sehingga danau itu pun menjadi tenang, sehingga orang-orang yang pada
saat itu mengikuti Yesus menjadi heran dan takut dengan apa yang dilakukan oleh
Yesus.
Analisa Kata dan Tafsiran
Mark 4:35 Καὶ
λέγει αὐτοῖς ἐν ἐκείνῃ τῇ ἡμέρᾳ ὀψίας γενομένης· διέλθωμεν εἰς τὸ πέραν.
Mark 4:36 καὶ
ἀφέντες τὸν ὄχλον παραλαμβάνουσιν αὐτὸν ὡς ἦν ἐν τῷ πλοίῳ, καὶ ἄλλα πλοῖα ἦν
μετ᾽ αὐτοῦ.
Mark 4:37 καὶ γίνεται λαῖλαψ μεγάλη ἀνέμου καὶ τὰ κύματα ἐπέβαλλεν εἰς τὸ
πλοῖον, ὥστε ἤδη γεμίζεσθαι τὸ
πλοῖον.
Mark 4:38 καὶ
αὐτὸς ἦν ἐν τῇ πρύμνῃ ἐπὶ τὸ προσκεφάλαιον καθεύδων. καὶ ἐγείρουσιν αὐτὸν καὶ λέγουσιν
αὐτῷ· διδάσκαλε, οὐ μέλει σοι ὅτι ἀπολλύμεθα;
Mark 4:39 καὶ
διεγερθεὶς ἐπετίμησεν τῷ ἀνέμῳ καὶ εἶπεν τῇ θαλάσσῃ· σιώπα, πεφίμωσο. καὶ ἐκόπασεν ὁ ἄνεμος καὶ ἐγένετο γαλήνη
μεγάλη.
Mark 4:40 καὶ
εἶπεν αὐτοῖς· τί δειλοί ἐστε; οὔπω ἔχετε πίστιν;
Mark 4:41 καὶ
ἐφοβήθησαν φόβον μέγαν καὶ ἔλεγον πρὸς ἀλλήλους· τίς ἄρα οὗτός ἐστιν ὅτι καὶ ὁ ἄνεμος
καὶ ἡ θάλασσα ὑπακούει αὐτῷ;
Dalam
ayat 35 kata bertolak dalam bahasa Yunani berasal dari kata διέλθωμεν. Aorist aktif orang pertama jamak, yang apabila
diterjemahkan, kata διέλθωμεν memiliki arti go
from place to place, yang dalam bahasa Indonesia memiliki makna berpindah
atau pergi dari satu tempat ke tempat yang lain.[11]
Secara sederhana, διέλθωμεν juga memiliki arti dalam bahasa Inggris yaitu go atau pergi. Dalam terjemahan yang
lain, KJV διέλθωμεν
dituliskan sebagai pas over, sedangkan
terjemahan NIV menggunakan kata go over.[12]
Baik terjemahan KJV maupun NIV pada dasarnya memiliki arti yang tidak jauh
berbeda. Di mana keduanya dimaknai sebagai sebuah ungkapan perpindahan atau
meninggalkan suatu tempat dan menuju ke tempat yang lain.
Jadi,
διέλθωμεν adalah merupakan ajakan Yesus kepada murid-muridNya untuk
pergi meninggalkan suatu tempat untuk kemudian pergi ke tempat yang lainnya.
Pada waktu itu, Yesus dan para murid sedang berada di Galilea dan hendak menuju
ke daerah Gerasa. Ketika Yesus mengajak para murid untuk bertolak / pergi,
ternyata bukan hanya rombongan Yesus dan para murid-Nya saja yang hendak
bertolak ke Gerasa, tetapi juga ada rombongan perahu lain yang mengikuti Dia.
Setelah Yesus dan murid- murid sudah
berada dalam perahu Dalam Ayat 37 dikatakan mengamuklah taufan yang sangat
dahsyat dan ombak, dalam bahasa Yunani menggunakan γίνεται λαῖλαψ μεγάλη ἀνέμου
yang
berarti suatu badai, atau angin besar atau hebat dalam hal ini sesuatu yang
paling terbesar dan mengejutkan.[13] Jadi
Ini yang membuat murid-murid menjadi sangat ketakutan karena badai yang
dihadapi tidak biasanya, kalau dilihat bahwa hampir sebagian murid-murid Yesus
adalah nelayan dan orang-orang yang sudah terbiasa di laut dan jika berdasarkan
struktur geografi danau Galilea, angin dan badai yang muncul secara tiba-tiba
sudah sering terjadi, akan tetapi kali ini murid-murid sangat ketakutan
Pada saat badai itu datang dikatakan
bahwa Yesus sedang tidur, dan murid-murid datang membangunkan-Nya dan berkata “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita
binasa” kata binasa yang digunakan dalam bahasa Yunani adalah ἀπολλύμεθα dari kata dasar ἀπόλλυμι yang berarti hancur, hilang,
binasa.[14]
Ini adalah perkataan murid-murid yang meragukan Yesus dan tidak percaya, jika
murid-murid percaya seharusnya murid-murid tidak mengeluarkan kata “binasa”.
Bahkan dalam Injil Matius murid-murid meminta tolong kepada Yesus akan tetapi
diakhiri dengan kata binasa. Murid-murid
menganggap Yesus tidak peduli dengan badai tersebut. Karena pada saat itu Yesus
tertidur.
Setelah itu Yesus bangun dan menghardik angin dan danau itu dan berkata
“diam” “tenanglah” kedua kata ini memakai bentuk kata perintah. Ini berarti
Yesus mempunyai kuasa dan mempunyai otoritas atas alam. Pada saat itu Yesus
tidak langsung menegur murid-murid karena takut dan kurang percaya, tetapi yang
Yesus lakukan adalah menghardik angin dan danau itu. Setelah itu barulah Yesus
menegur murid-murid karena takut, karena kurang percaya. murid-murid yang
selalu bersama-sama dengan Yesus, yang selalu melihat bagaimana Yesus melakukan
mukjizat, akan tetapi pada saat yang sama saat Yesus berada dengan murid-murid
ketika badai itu datang, murid-murid malah tidak percaya dan merasa takut. Ketika
angin dan danau itu menjadi teduh orang-orang yang ada di situ menjadi takut
dan bertanya-tanya siapakah Yesus ini yang bisa membuat angin dan danau menjadi
tenang.
BAB III APLIKASI
Sebagai
orang percaya, kita selalu berpikir bahwa jika orang yang tidak taat mengalami
masalah itu wajar, bagaimana dengan kita yang sudah taat, dari kisah angin
ribut diredakan, Yesuslah yang mengajak murid-murid untuk bertolak ke seberang,
dan murid-murid taat dengan apa yang dikatakan Yesus, akan tetapi badai itu
juga tetap ada.
Seberapa
sering kita merasakan penyertaan dan pertolongan Tuhan di dalam hidup kita. Ia
menyatakan kuasa-Nya melalui pertolongan yang Ia berikan kepada kita pada saat
badai atau sebuah permasalahan sedang mendera. Namun, hal ini tidaklah cukup
untuk menjadikan kita semua orang-orang percaya yang seutuhnya. Buktinya,
ketika sedang menghadapi sebuah persoalan hidup sering kali kita lupa bahwa
selama ini Tuhan sudah menolong kita melalui semua permasalahan itu. sehingga
pada waktu yang sama kita merasa tidak percaya dan takut. Kita tidak menyadari
bahwa Yesus ada bersama-sama dengan kita, sehingga kita sering kali menjadi
putus asa dan hilang harapan bahkan mengatakan Yesus tidak peduli.
BAB IV KESIMPULAN
Kisah angin
ribut diredakan ditulis dalam ketiga Injil, ini berarti bahwa kisah ini tidak
bisa diragukan lagi kebenarannya, dan kisah ini juga begitu penting, karena
ingin menunjukkan bahwa Yesus berkuasa atas alam. Ketika Yesus memerintah angin
dan danau itu diam dan tenang, angin dan danau menjadi tenang. Walaupun dalam
ketiga Injil ada beberapa perbedaan, akan tetapi tidak mengubah kebenaran.
Bahkan perbedaan tersebut memperkaya, dan saling melengkapi sehingga cerita
tersebut semakin utuh dan lengkap.
Kisah angin Ribut diredakan merupakan kisah yang bisa
dijadikan pelajaran buat orang-orang percaya agar tidak merasa takut, dan tetap
percaya kepada Yesus, karena Yesus berkuasa atas alam semesta ini.
DAFTAR PUSTAKA
_______, Ensiklopedia
Masa Kini, Sabda, v.4.30.
Benware,
Paul N. Survey
Of The New Testament Revised (Chicago: Moody Publishers, 1990).
Bruggen,
Jacob Van. Markus: Injil Menurut Petrus (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2006)
Carson, D. A. dan
Douglas J. Moo. An Introduction to the New Testament. Second Edition,
(Michigan: Zondervan Grand Rapids, 1992).
Danker.
2nd ed. Chicago: University of Chicago Press, 1983. BibleWorks. v.10
Drane,
John. Memahami
Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005).
Enns,
Paul. The Moody HandBook of Theology (Malang:
SAAT, 2014).
Gingrich, F.
Wilbur. Shorter Lexicon of the Greek New Testament. Edited by Frederick
W. Danker. 2nd ed. Chicago: University of Chicago Press, 1983. BibleWorks.
v.10.
Horton, Stanley M. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum Mas 1994)
Kittel, Gerhard,
Gerhard Friedrich, and Geoffrey W. Bromiley. Theological Dictionary of the
New Testament (Abridged). Grand Rapids: Eerdmanns, 1985. BibleWorks, v.10.
Newman, Jr.,
Barclay M. A Concise Greek-English Dictionary of the New Testament.
Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft, 1993. BibleWorks, v.10.
Tenney,
Merril C. Survei
Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1992).
[1]Markus pertama kali disebutkan
namanya dalam Kisah Para Rasul 12:12 (“Yohanes yang juga disebut Markus”).
Seperti banyak orang pada zamannya dia dikenal dengan dua nama. Yohanes adalah
nama Ibraninya dan Markus adalah nama Latinnya. Tiga kali dalam Perjanjian Baru
dia disebutkan dengan kedua nama yang digunakan (Kis. 12:12, 25; 15:37); dua
kali dia dibicarakan sebagai Yohanes (Kis. 13: 5, 13); dan lima kali sebagai Markus
(Kis. 15:39; Kol. 4:10; Filemon 24; 2 Tim. 4:11; 1 Pet. 5:13). Lihat Paul N.
Benware, Survey Of The New Testament, Revised (Chicago: Moody
Publishers, 1990), 101.
[3]D. A.
Carson dan Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament, Second
Edition, (Michigan: Zondervan Grand Rapids, 1992), 173.
[6]Several considerations are said
to confirm a Roman provenance: (1) the large number of Latinisms in the
gospel;22 (2) The incidental mention of Simon of Cyrene’s sons, Alexander and
Rufus, at least one of whom may have been known to Mark in Rome (when writing
to The Roman church, Paul greets a Rufus [16:13]); (3) the apparently Gentile
audience of the gospel; (4) the many allusions to suffering, which would be appropriate
if the gospel was written under the shadow of persecutions of the church in Rome;
(5) the fact that 1 Peter 5:13 locates Mark in Rome with Peter in the Erly sixties;
and (6) the connection with an important early center of Christianity, which
would have explained the gospel’s quick acceptance. Lihat D. A.
Carson dan Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament, Second
Edition, (Michigan: Zondervan Grand Rapids, 1992), 178.
[7]Paul Enns, The Moody HandBook of Theology (Malang: SAAT, 2014), 89.
[10]Danau Galilea memiliki panjang
kira-kira 21 KM, lebar11 KM dan terletak 211 M di bawah permukaan laut. Sungai
Yordan, yang mengalir dari utara ke selatan, bermuara di danau Galilea; karena
itu airnya tawar — berbeda dari air Laut Mati — dan
usaha perikanannya yang begitu terkenal dalam cerita-cerita PB dan di seluruh
kekaisaran Romawi, merupakan usaha ekspor yang maju. Pada pihak lain danau itu
berada di tengah lembah Yordan dan dikelilingi bukit-bukit, membuatnya beroleh
angin kering yang meniup turun dan badai yang dapat datang secara tiba-tiba.
Lihat “Galilea, Laut” Ensiklopedia
Masa Kini,
Sabda, v.4.30.
[11]Gingrich, F. Wilbur. Shorter
Lexicon of the Greek New Testament. Edited by Frederick W. Danker. 2nd ed.
Chicago: University of Chicago Press, 1983. BibleWorks. v.10
[12]Bibleworks. v.10
[13]Newman, Jr., Barclay M. A
Concise Greek-English Dictionary of the New Testament. Stuttgart: Deutsche
Bibelgesellschaft, 1993. BibleWorks, v.10.
[14] Kittel, Gerhard, Gerhard
Friedrich, and Geoffrey W. Bromiley. Theological Dictionary of the New
Testament (Abridged). Grand Rapids: Eerdmanns, 1985. BibleWorks, v.10.
No comments:
Post a Comment