Tuesday 11 December 2018

Paper: Eksegesis Markus 4:35-41 (angin ribut diredahkan)


 BAB I  PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

            Dalam masa pelayanan, Yesus melakukan banyak sekali perbuatan mukjizat. Baik menyembuhkan orang sakit, membuat yang lumpuh berjalan, membangkitkan orang yang telah mati, dan masih banyak mukjizat yang dilakukan Yesus selama masa pelayanan-Nya.
            Paper ini akan membahas mengenai salah satu mukjizat yang dilakukan oleh Yesus ketika sedang bersama dengan murid-muridNya. Mukjizat yang dilakukan Yesus adalah meredakan angin ribut. Mukjizat ini adalah salah satu yang terkenal di antara banyak mukjizat yang dibuat oleh Yesus. Dalam Injil sinoptik, yakni Matius, Markus dan Lukas menceritakan satu mukjizat yang dibuat oleh Yesus ini dengan judul/perikop yang sama. Namun di dalamnya ada beberapa perbedaan penulisan. Sebenarnya, secara garis besar ketiga Injil sinoptik ini menceritakan hal yang sama. Atas dasar ini, penulis memilih Kitab Markus 4:35-41 untuk menjadi dasar pembahasan Paper ini. Penulis akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan “Angin Ribut Diredakan”.
            Apa sebenarnya angin ribut itu? Apa yang terjadi pada para murid sehingga menjadi gentar dan takut? Apa yang Yesus lakukan dan bagaimanakah respons Yesus terhadap angin dan bahkan kepada para murid itu sendiri? Semua jawaban atas pertanyaan tersebut akan dibahas dalam Paper ini.
  
BAB II EKSEGESIS

Pendahuluan Injil Markus

                Penulis Injil Markus adalah Yohanes Markus[1] dan Injil Markus merupakan Injil yang paling tertua dari ketiga Injil lainnya, karena Injil ini ditulis antara tahun 65-68 M.[2] Oleh sebab itu Injil Markus diyakini merupakan Injil yang pertama kali ditulis jika dibandingkan dengan ketiga Injil lainnya yaitu Matius, Lukas dan Yohanes. Menurut tradisi dan sejarah, Markus menerima sumber dari Petrus.[3] mungkin juga Markus melihat dengan mata kepala sendiri perbuatan Yesus akan tetapi yang paling terpenting adalah saksi mata yang utama adalah Simon Petrus.[4]
Penerima pertama Injil Markus adalah orang-orang bukan Yahudi karena terdapat ungkapan-ungkapan seperti bahasa Aram seperti talitakum atau Efrata (Markus 5:41 ; 7:34) diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani demi kepentingan para pembaca Markus.[5] Diyakini bahwa Injil Markus ditulis karena orang-orang Romawi[6] meminta kepada Petrus untuk menuliskan mengenai kisah Yesus.[7] Oleh sebab itu tujuan penulisan Injil Markus adalah memperkuat dasar iman orang percaya di Roma, dan untuk mendorong orang percaya di Roma untuk dengan setia menderita demi Injil dan menunjukkan kepada kehidupan, penderitaan, kematian, Kebangkitan Tuhan Yesus.[8]
Tema dari Injil Markus adalah Yesus disajikan sebagai “Hamba Tuhan,” sebuah tema yang ditemukan dalam nabi Perjanjian Lama (misalnya, Yes. 42: 1, 53: 1–11; Zak. 3: 8). Markus menulis Injil yang menekankan apa yang Kristus lakukan sebagai Hamba Tuhan. Ini akan menarik bagi orang Romawi yang adalah seorang yang beraksi dengan sedikit perhatian pada nubuat Ibrani atau filsafat Yunani. Markus menekankan perbuatan kuat Kristus dan relatif tidak banyak berbicara tentang kata-kata Kristus. (Orang-orang tertarik dengan apa yang dapat dilakukan seorang hamba tetapi tidak tertarik pada apa yang dikatakan seorang hamba.) Mukjizat-mukjizat Kristus yang luar biasa dan pelayanan yang membantu orang-orang adalah fokus dari Injil ini.[9] 

Perbandingan Teks


Matius 8:23-27
Markus 4:35-41
Lukas 8:22-25
8:23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya.
8:24  Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
8:25  Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa.
 8:26  Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
8:27  Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

4:35  Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
4:36  Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
4:37  Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
4:38  Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
4:39  Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
4:40  Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
4:41  Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
8:22  Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang danau." Lalu bertolaklah mereka.
8:23  Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya.
8:24  Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Guru, Guru, kita binasa!" Iapun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh.
8:25  Lalu kata-Nya kepada mereka: "Di manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?"


Kisah mengenai angin ribut diredakan ditulis dalam 3 Injil yaitu Matius, Markus dan Lukas. Dalam kisah tersebut ada beberapa perbedaan atau kesamaan yang terdapat dalam ketiga Injil yaitu, dalam Markus 4:35 dikatakan bahwa “Pada hari itu, waktu hari sudah petang,........” ini menunjukkan waktu kejadian itu terjadi, berbeda dengan Lukas dan Matius yang tidak mencatat mengenai waktu.
Markus dan Lukas mencatat bahwa Yesus lah yang mengajak murid-murid untuk bertolak ke seberang (Markus 4:35, Lukas 8: 22), sedangkan dalam Matius 8:23, dikatakan bahwa ketika Yesus naik ke dalam perahu, murid-murid-Nya pun mengikuti Yesus, jadi Matius tidak mencatat bahwa ada suatu ajakan Yesus kepada murid-murid untuk menyeberang. Ketika Yesus dan murid-murid menyeberang menggunakan perahu, Markus menjelaskan sesuatu yang tidak ditulis oleh Matius dan Lukas yaitu adanya perahu-perahu lainnya yang juga ikut bersama-sama dengan Yesus dan murid-muridNya (Markus 4:36). Jadi bukan hanya satu perahu melainkan ada beberapa perahu.
Ketika dalam perjalanan Matius dan Lukas mencatat bahwa adanya badai dan angin ribut yang datang secara tiba-tiba, walaupun Markus tidak mencatat bahwa itu datang secara tiba-tiba, akan tetapi baik Matius, Markus dan Lukas mencatat hal yang sama, bahwa adanya badai, angin ribut sehingga membuat perahu kemasukan air. Kesamaan lain yang dicatat oleh ketiga Injil yaitu pada saat yang sama Yesus sedang tertidur. (Matius 8:24, Markus 4:34, Lukas 8:23), oleh sebeb itu murid-murid Yesus datang membangunkan Yesus.
Hal yang paling menarik adalah Matius, Markus dan Lukas mencatat perkataan murid-murid saat membangunkan Yesus. Dalam Matius 8:25 “...Tuhan, tolonglah, kita binasa”, berbeda dengan Markus 4:38 "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" sedangkan Lukas 8:24 "Guru, Guru, kita binasa!", ada hal yang menarik dari tiga ungkapan yang berbeda yang dicatat oleh ketiga Injil. Jika dilihat Matius mencatat bagaimana ada ungkapan minta tolong yang diucapkan oleh murid-murid, berbeda dengan Markus yang mencatat ungkapan yang pesimis, yaitu sebuah pertanyaan “Engkau tidak peduli kalau kita binasa?”. Sedangkan Lukas mencatat ungkapan yang hampir sama dengan apa yang dituliskan oleh Matius. Akan tetapi satu hal yang sama dicatat dalam tiga Injil tersebut adalah murid-murid mengeluarkan ungkapan “kita binasa”.
Ketika Yesus bangun dan menghardik angin dan danau tersebut sehingga menjadi teduh. Matius, Markus dan Lukas sama-sama mencatat bahwa ada satu teguran yang diberikan oleh Yesus kepada murid-murid, dengan sebuah pertanyaan yaitu “kenapa takut? Kenapa tidak percaya? (Matius 8:26, Markus 4:40, Lukas 8: 25). Dalam ketiga Injil juga mencatat pada saat orang-orang melihat angin dan danau teduh, orang-orang tersebut heran dan takut, dan berkata “Siapakah orang ini? Sehingga angin dan danau pun taat kepada Dia.”

Analisa Konteks

                Setelah Yesus mengajar di Galilea, pada waktu hari sudah petang Yesus mengajak murid-muridnya untuk bertolak ke seberang melewati Danau Galilea[10] menuju ke Gerasa (Markus 5:1), dan pada saat itu bukan Yesus dan murid-murid saja melainkan ada beberapa perahu yang mengikuti Yesus (Markus 4:36). Ketika melakukan perjalanan tiba-tiba ada taufan yang sangat dahsyat serta ombak membuat perahu mulai kemasukan air. Akan tetapi di saat yang sama Yesus sedang tertidur dan murid-murid membangunkan Yesus. Ketika Yesus bangun, Yesus menghardik angin dan danau itu sehingga danau itu pun menjadi tenang, sehingga orang-orang yang pada saat itu mengikuti Yesus menjadi heran dan takut dengan apa yang dilakukan oleh Yesus.
           

Analisa Kata dan Tafsiran

Mark 4:35 Καὶ λέγει αὐτοῖς ἐν ἐκείνῃ τῇ ἡμέρᾳ ὀψίας γενομένης· διέλθωμεν εἰς τὸ πέραν.
Mark 4:36 καὶ ἀφέντες τὸν ὄχλον παραλαμβάνουσιν αὐτὸν ὡς ἦν ἐν τῷ πλοίῳ, καὶ ἄλλα πλοῖα ἦν μετ᾽ αὐτοῦ.
Mark 4:37 καὶ γίνεται λαῖλαψ μεγάλη ἀνέμου καὶ τὰ κύματα ἐπέβαλλεν εἰς τὸ πλοῖον, ὥστε ἤδη γεμίζεσθαι τὸ πλοῖον.
Mark 4:38 καὶ αὐτὸς ἦν ἐν τῇ πρύμνῃ ἐπὶ τὸ προσκεφάλαιον καθεύδων. καὶ ἐγείρουσιν αὐτὸν καὶ λέγουσιν αὐτῷ· διδάσκαλε, οὐ μέλει σοι ὅτι ἀπολλύμεθα;
Mark 4:39 καὶ διεγερθεὶς ἐπετίμησεν τῷ ἀνέμῳ καὶ εἶπεν τῇ θαλάσσῃ· σιώπα, πεφίμωσο. καὶ ἐκόπασεν ὁ ἄνεμος καὶ ἐγένετο γαλήνη μεγάλη.
Mark 4:40 καὶ εἶπεν αὐτοῖς· τί δειλοί ἐστε; οὔπω ἔχετε πίστιν;
Mark 4:41 καὶ ἐφοβήθησαν φόβον μέγαν καὶ ἔλεγον πρὸς ἀλλήλους· τίς ἄρα οὗτός ἐστιν ὅτι καὶ ὁ ἄνεμος καὶ ἡ θάλασσα ὑπακούει αὐτῷ;
            Dalam ayat 35 kata bertolak dalam bahasa Yunani berasal dari kata διέλθωμεν.  Aorist aktif orang pertama jamak, yang apabila diterjemahkan,  kata διέλθωμεν memiliki arti go from place to place, yang dalam bahasa Indonesia memiliki makna berpindah atau pergi dari satu tempat ke tempat yang lain.[11] Secara sederhana, διέλθωμεν juga memiliki arti dalam bahasa Inggris yaitu go atau pergi. Dalam terjemahan yang lain, KJV διέλθωμεν dituliskan sebagai pas over, sedangkan terjemahan NIV menggunakan kata go over.[12] Baik terjemahan KJV maupun NIV pada dasarnya memiliki arti yang tidak jauh berbeda. Di mana keduanya dimaknai sebagai sebuah ungkapan perpindahan atau meninggalkan suatu tempat dan menuju ke tempat yang lain.
Jadi, διέλθωμεν adalah merupakan ajakan Yesus kepada murid-muridNya untuk pergi meninggalkan suatu tempat untuk kemudian pergi ke tempat yang lainnya. Pada waktu itu, Yesus dan para murid sedang berada di Galilea dan hendak menuju ke daerah Gerasa. Ketika Yesus mengajak para murid untuk bertolak / pergi, ternyata bukan hanya rombongan Yesus dan para murid-Nya saja yang hendak bertolak ke Gerasa, tetapi juga ada rombongan perahu lain yang mengikuti Dia.
Setelah Yesus dan murid- murid sudah berada dalam perahu Dalam Ayat 37 dikatakan mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak, dalam bahasa Yunani menggunakan γίνεται λαῖλαψ μεγάλη ἀνέμου yang berarti suatu badai, atau angin besar atau hebat dalam hal ini sesuatu yang paling terbesar dan mengejutkan.[13] Jadi Ini yang membuat murid-murid menjadi sangat ketakutan karena badai yang dihadapi tidak biasanya, kalau dilihat bahwa hampir sebagian murid-murid Yesus adalah nelayan dan orang-orang yang sudah terbiasa di laut dan jika berdasarkan struktur geografi danau Galilea, angin dan badai yang muncul secara tiba-tiba sudah sering terjadi, akan tetapi kali ini murid-murid sangat ketakutan
Pada saat badai itu datang dikatakan bahwa Yesus sedang tidur, dan murid-murid datang membangunkan-Nya dan berkata “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa” kata binasa yang digunakan dalam bahasa Yunani adalah ἀπολλύμεθα dari kata dasar ἀπόλλυμι yang berarti hancur, hilang, binasa.[14] Ini adalah perkataan murid-murid yang meragukan Yesus dan tidak percaya, jika murid-murid percaya seharusnya murid-murid tidak mengeluarkan kata “binasa”. Bahkan dalam Injil Matius murid-murid meminta tolong kepada Yesus akan tetapi diakhiri dengan kata binasa.  Murid-murid menganggap Yesus tidak peduli dengan badai tersebut. Karena pada saat itu Yesus tertidur.
Setelah itu Yesus bangun dan menghardik angin dan danau itu dan berkata “diam” “tenanglah” kedua kata ini memakai bentuk kata perintah. Ini berarti Yesus mempunyai kuasa dan mempunyai otoritas atas alam. Pada saat itu Yesus tidak langsung menegur murid-murid karena takut dan kurang percaya, tetapi yang Yesus lakukan adalah menghardik angin dan danau itu. Setelah itu barulah Yesus menegur murid-murid karena takut, karena kurang percaya. murid-murid yang selalu bersama-sama dengan Yesus, yang selalu melihat bagaimana Yesus melakukan mukjizat, akan tetapi pada saat yang sama saat Yesus berada dengan murid-murid ketika badai itu datang, murid-murid malah tidak percaya dan merasa takut. Ketika angin dan danau itu menjadi teduh orang-orang yang ada di situ menjadi takut dan bertanya-tanya siapakah Yesus ini yang bisa membuat angin dan danau menjadi tenang.
BAB III APLIKASI

Sebagai orang percaya, kita selalu berpikir bahwa jika orang yang tidak taat mengalami masalah itu wajar, bagaimana dengan kita yang sudah taat, dari kisah angin ribut diredakan, Yesuslah yang mengajak murid-murid untuk bertolak ke seberang, dan murid-murid taat dengan apa yang dikatakan Yesus, akan tetapi badai itu juga tetap ada.
Seberapa sering kita merasakan penyertaan dan pertolongan Tuhan di dalam hidup kita. Ia menyatakan kuasa-Nya melalui pertolongan yang Ia berikan kepada kita pada saat badai atau sebuah permasalahan sedang mendera. Namun, hal ini tidaklah cukup untuk menjadikan kita semua orang-orang percaya yang seutuhnya. Buktinya, ketika sedang menghadapi sebuah persoalan hidup sering kali kita lupa bahwa selama ini Tuhan sudah menolong kita melalui semua permasalahan itu. sehingga pada waktu yang sama kita merasa tidak percaya dan takut. Kita tidak menyadari bahwa Yesus ada bersama-sama dengan kita, sehingga kita sering kali menjadi putus asa dan hilang harapan bahkan mengatakan Yesus tidak peduli.

BAB IV KESIMPULAN


            Kisah angin ribut diredakan ditulis dalam ketiga Injil, ini berarti bahwa kisah ini tidak bisa diragukan lagi kebenarannya, dan kisah ini juga begitu penting, karena ingin menunjukkan bahwa Yesus berkuasa atas alam. Ketika Yesus memerintah angin dan danau itu diam dan tenang, angin dan danau menjadi tenang. Walaupun dalam ketiga Injil ada beberapa perbedaan, akan tetapi tidak mengubah kebenaran. Bahkan perbedaan tersebut memperkaya, dan saling melengkapi sehingga cerita tersebut semakin utuh dan lengkap.
            Kisah angin Ribut diredakan merupakan kisah yang bisa dijadikan pelajaran buat orang-orang percaya agar tidak merasa takut, dan tetap percaya kepada Yesus, karena Yesus berkuasa atas alam semesta ini.










DAFTAR PUSTAKA

_______, Ensiklopedia Masa Kini, Sabda, v.4.30.

Benware, Paul N. Survey Of The New Testament Revised (Chicago: Moody Publishers, 1990).

Bruggen, Jacob Van. Markus: Injil Menurut Petrus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006)

Carson, D. A. dan Douglas J. Moo. An Introduction to the New Testament. Second Edition, (Michigan: Zondervan Grand Rapids, 1992).

Danker. 2nd ed. Chicago: University of Chicago Press, 1983. BibleWorks. v.10

Drane, John. Memahami Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005).

Enns, Paul. The Moody HandBook of Theology (Malang: SAAT, 2014).

Gingrich, F. Wilbur. Shorter Lexicon of the Greek New Testament. Edited by Frederick W. Danker. 2nd ed. Chicago: University of Chicago Press, 1983. BibleWorks. v.10.  

Horton, Stanley M. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum Mas 1994)

Kittel, Gerhard, Gerhard Friedrich, and Geoffrey W. Bromiley. Theological Dictionary of the New Testament (Abridged). Grand Rapids: Eerdmanns, 1985. BibleWorks, v.10.

Newman, Jr., Barclay M. A Concise Greek-English Dictionary of the New Testament. Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft, 1993. BibleWorks, v.10.

Tenney, Merril C. Survei Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1992).




[1]Markus pertama kali disebutkan namanya dalam Kisah Para Rasul 12:12 (“Yohanes yang juga disebut Markus”). Seperti banyak orang pada zamannya dia dikenal dengan dua nama. Yohanes adalah nama Ibraninya dan Markus adalah nama Latinnya. Tiga kali dalam Perjanjian Baru dia disebutkan dengan kedua nama yang digunakan (Kis. 12:12, 25; 15:37); dua kali dia dibicarakan sebagai Yohanes (Kis. 13: 5, 13); dan lima kali sebagai Markus (Kis. 15:39; Kol. 4:10; Filemon 24; 2 Tim. 4:11; 1 Pet. 5:13). Lihat  Paul N. Benware, Survey Of The New Testament, Revised (Chicago: Moody Publishers, 1990), 101.

[2]Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1992), 200.

[3]D. A. Carson dan Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament, Second Edition, (Michigan: Zondervan Grand Rapids, 1992), 173.

[4]Jacob Van Bruggen, Markus: Injil Menurut Petrus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 11

[5]John Drane, Memahami Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 209.

[6]Several considerations are said to confirm a Roman provenance: (1) the large number of Latinisms in the gospel;22 (2) The incidental mention of Simon of Cyrene’s sons, Alexander and Rufus, at least one of whom may have been known to Mark in Rome (when writing to The Roman church, Paul greets a Rufus [16:13]); (3) the apparently Gentile audience of the gospel; (4) the many allusions to suffering, which would be appropriate if the gospel was written under the shadow of persecutions of the church in Rome; (5) the fact that 1 Peter 5:13 locates Mark in Rome with Peter in the Erly sixties; and (6) the connection with an important early center of Christianity, which would have explained the gospel’s quick acceptance. Lihat D. A. Carson dan Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament, Second Edition, (Michigan: Zondervan Grand Rapids, 1992), 178.

[7]Paul Enns, The Moody HandBook of Theology (Malang: SAAT, 2014), 89.

[8]Horton, Stanley M. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum Mas 1994), 1578.

[9]Paul N. Benware, Survey Of The New Testament, Revised (Chicago: Moody Publishers, 1990), 104.
[10]Danau Galilea memiliki panjang kira-kira 21 KM, lebar11 KM dan terletak 211 M di bawah permukaan laut. Sungai Yordan, yang mengalir dari utara ke selatan, bermuara di danau Galilea; karena itu airnya tawar  —  berbeda dari air Laut Mati  —  dan usaha perikanannya yang begitu terkenal dalam cerita-cerita PB dan di seluruh kekaisaran Romawi, merupakan usaha ekspor yang maju. Pada pihak lain danau itu berada di tengah lembah Yordan dan dikelilingi bukit-bukit, membuatnya beroleh angin kering yang meniup turun dan badai yang dapat datang secara tiba-tiba. Lihat “Galilea, Laut” Ensiklopedia Masa Kini, Sabda, v.4.30.
[11]Gingrich, F. Wilbur. Shorter Lexicon of the Greek New Testament. Edited by Frederick W. Danker. 2nd ed. Chicago: University of Chicago Press, 1983. BibleWorks. v.10

[12]Bibleworks. v.10

[13]Newman, Jr., Barclay M. A Concise Greek-English Dictionary of the New Testament. Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft, 1993. BibleWorks, v.10.

[14] Kittel, Gerhard, Gerhard Friedrich, and Geoffrey W. Bromiley. Theological Dictionary of the New Testament (Abridged). Grand Rapids: Eerdmanns, 1985. BibleWorks, v.10.

Baca Juga

No comments:

Post a Comment