Penulis: Riris Salindri Pramasti STT Berea Salatiga |
SERI
PERTAMA: BELAJAR DARI ISHAK
Tema :
Sikap terhadap janji Tuhan
Teks :
Kej 25:19-34, 27:1-40
Pendahuluan : Semua kita pernah membuat janji,
dan mungkin kita juga pernah menerima janji baik dari orang tua, pasangan
hidup, teman, pacar atau bahkan orang-orang di sekitar kita, dan tidak banyak
juga dari antara janji-janji yang kita terima yang ditepati, mungkin kita
pernah kecewa dan bahkan pernah marah karena janji-janji itu tidak ditepati.
Bahkan orang terdekat sekalipun dapat melanggar janji yang pernah dibuatnya.
Saya dulu pernah dijanjikan mendapatkan sesuatu yang saya inginkan dan saya
sukai, akan tetapi janji itu tidak ditepati, otomatis pada saat itu saya merasa
kecewa dan kesal. Yah namanya manusia, saya juga terkadang masih ingkar janji.
Akan tetapi beda dengan Tuhan. saat Tuhan berjanji, Tuhan tidak pernah ingkari,
janji-janji Tuhan ya dan amin. Kita semua percaya ain hal itu. Walaupun
terkadang janji kita ke Tuhan selalu kita ingkari, seperti: Tuhan saya mau
berubah, Tuhan saya tidak mau lagi lakukan ini, Tuhan saya mau setia pergi
ibadah, akan tetapi kenyataannya berbeda. Kita bahkan pura-pura lupa dengan
janji kita kepada Tuhan. kalau kita melihat Janji Tuhan selalu Ia tepati. Oleh
sebab itu
Preposisi : sebagai Orang percaya
harus merespons janji Tuhan
Kalimat tanya :
Apa sikap-sikap yang harus dicontohi dan
tidak boleh dicontohi dari
Ishak dalam merespons janji Tuhan?
Kalimat Peralihan : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan
tidak boleh dicontohi dari Ishak dalam
merespons janji Tuhan adalah
Bagut
1: Yakin dan percaya terhadap janji Tuhan (25:21)
“Berdoalah
Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN
mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung.”
Ishak adalah anak
Abraham yang menerima janji berkat itu, yaitu salah satunya adalah keturunannya
akan menjadi bangsa yang besar, akan tetapi pada saat Ishak menikahi Ribka,
Firman Tuhan mengatakan bahwa Ribka istri Ishak mandul. Bagaimana janji itu
tergenapi jika Ribka mandul. Akan tetapi dalam ayat 21 dikatakan bahwa Ishak
datang berdoa kepada Tuhan, karena Ishak yakin dan percaya bahwa Janji Tuhan
akan tergenapi ini merupakan sikap yang harus dicontohi. Alkitab tidak pernah
mencatat bahwa Ishak pergi mencari wanita lain, seperti yang dilakukan ayahnya
Abraham, saat ibunya Sara mandul, Ishak tahu bahwa kalau Tuhan sudah menggenapi
janjinya kepada Ayahnya yaitu dengan kelahiran dirinya yang bisa dikatakan
mustahil karena ibunya Sara juga mandul, maka Tuhan juga akan menggenapi
janji-Nya bagi Ishak,karena Ishak merupakan anak yang menerima perjanjian itu.
Batam
1: Tekun dalam Berdoa
Keyakinan
dan percaya Ishak ditunjukkan lewat dia datang berdoa dengan tekun, kalau kita
membaca ayat 21 seakan-akan pada saat Ishak berdoa Tuhan langsung menjawab doa
Ishak. Akan tetapi jika kita melihat bahwa sebenarnya Ishak sudah lama berdoa
kepada Tuhan dengan tekun karena pada saat Ishak mengambil Ribka menjadi
istrinya, umur Ishak sekitar 40 tahun (ayat 20) akan tetapi mereka baru
memperoleh anak ketika Ishak berumur 60 tahun (ayat 26), ini menggambarkan
bahwa Ishak bukan hanya berdoa sekali dua kali saja, melainkan doa Ishak selalu
berdoa dengan tekun dalam menanti janji Tuhan.
Batam
2: Bersabar dalam Menanti Janji Tuhan
Keyakinan dan
percaya Ishak ditunjukkan lewat kesabaran dia dalam menanti janji Tuhan, Ishak
tidak melakukan kesalahan yang pernah dilakukan Ayahnya Abraham ketika ibunya
Sara mandul, Abraham mengambil wanita lain yaitu Hagar untuk memperoleh
keturunan. Berbeda dengan Abraham, Ishak dengan sabar menanti janji Tuhan,
seperti yang telah kita ketahui, bahwa untuk memperoleh keturunan Ishak harus
menanti selama 20 tahun lamanya. Itu bukan waktu yang singkat, akan tetapi
karena keyakinan dan percaya Ishak terhadap janji Tuhan oleh sebab itu Ishak
tetap sabar dalam menanti janji Tuhan.
Inilah sikap yang ditunjukkan oleh Ishak terhadap
janji Tuhan yang harus dicontohi,.
Aplikasi:
sebagai orang percaya, banyak janji Tuhan dalam kehidupan kita, baik janji
dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan yang akan datang, tapi apakah kita
yakin dan percaya terhadap janji Tuhan? Seharusnya sebagai orang percaya kita
harus memiliki sikap seperti Ishak yang dengan keyakinan penuh terhadap janji
Tuhan. Kita dapat menunjukkan keyakinan dan percaya kita terhadap janji Tuhan
dengan cara kita datang berdoa kepada Tuhan dengan tekun dan sabar.
Ilustrasi:
sepasang burung yang saling mencintai, hari-hari mereka diisi dengan cinta.
Akan tetapi ketika suatu hari terjadi peperangan antara bangsa burung dan
bangsa Ayam, membuat burung jantan harus pergi ikut berperang. Burung jantan
berjanji kepada burung betina, setelah pulang dari perang, ia akan menikahi
burung betina di salah satu pohon paling indah. Burung betina mengiakan dan
mengikhlaskan kepergian burung jantan dengan tangisan, akan tetapi hari
berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, akan tetapi burung
jantan belum pulang. Suatu ketika saat ada kabar bahwa semua pasukan burung
yang ikut berperang akan pulang, burung betina sangat senang dan dengan
sukacita menunggu dengan burung-burung yang lainnya, akan tetapi tidak
dilihatnya sang kekasihnya, air mata burung betina bertetesan, akan tetapi dia
yakin bahwa sang kekasihnya akan pulang, tapi yang terjadi adalah burung jantan
tidak kunjung pulang, akhirnya burung betina pergi menikah dengan teman dari
sang kekasihnya, singkat cerita setelah mereka menikah, tiba-tiba burung jantan
pun datang, bung betina kaget, dan dia bertanya dari mana saja kau? Aku sudah
menunggumu terlalu lama, sehingga aku menikahi temanmu, dengan terkesan air
mata yang keluar dari mata burung
jantan, ia menjawab, “setelah aku pulang berperang, aku pergi mencari pohon
yang indah, buat kita nikah dan untuk rumah kita berdua,dan aku sudah
menemukannya”.
Dari Ilustrasi di atas, kalau seandainya burung
betina percaya dan yakin dengan janji burung jantan, dan mau bersabar sedikit saja,
mungkin mereka berdua akan bersama-sama. terkadang sebagai orang percaya kita
juga seperti itu, Jangan sampai kita tidak tidak sabar dalam menanti janji
Tuhan, mungkin tinggal sedikit lagi kita janji Tuhan tergenapi dalam kehidupan
kita, akan tetapi karena kita tidak sabar, membuat semuanya jadi fatal, sama
seperti apa yang dilakukan oleh Abraham.
Kalimat Peralihan : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan
tidak boleh dicontohi dari Ishak dalam
merespons janji Tuhan adalah
Bagut 2:
Menentang Janji Tuhan (25:23, 27: 4)
Pada bagian ini
merupakan sikap yang tidak boleh dicontohi dari Ishak, yaitu Ishak menentang
janji Tuhan atau apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, kalau kita membaca
secara teliti bahwa Firman Tuhan pada ayat 23 sudah mengatakan bahwa anak yang
Tua akan akan menjadi hamba kepada anak yang muda, dilanjutkan dengan ayat 26
yang mengatakan bahwa ketika Yakub lahir, Yakub memegang tumit Esau, ini
merupakan suatu nubuatan kalau Yakub akan lebih berkuasa dari pada kakaknya
Esau. Akan tetapi Ishak mengabaikan apa yang dikatakan oleh Tuhan dalam ayat
23, Ishak tahu bahwa Yakublah yang akan menjadi ahli waris untuk menerima janji
itu, akan tetapi karena Ishak lebih sayang kepada Esau, karena Ishak suka makan
daging buruan Esau (ayat 28). Sehingga pada pasal 27 ayat 4 dikatakan bahwa
Ishak menyuruh Esau pergi berburu untuk masak hasil buruannya dan berikan
kepada Ishak setelah itu Ishak akan memberkati Esau, lagi-lagi Ishak menentang
apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan, seperti apa yang dikatakan dalam ayat 23.
Aplikasi:
kita
sebagai orang percaya jangan sampai kita mempunyai sikap seperti yang dilakukan
oleh Ishak, mungkin Tuhan sudah berjanji kepada kita, akan tetapi janji Tuhan
tidak sesuai dengan apa yang kita sukai, dan kita berperan sepertinya mau
menentang apa yang telah dikatakan Tuhan kepada kita, dengan melakukan apa yang
menjadi keinginan kita. Atau mungkin kita dengan sengaja mengeraskan hati kita
terhadap Firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba Tuhan kepada kita. Karena
kita mau apa yang kita sukai itu yang seharusnya terjadi. Janganlah sampai kita
melakukan hal tersebut.
Kesimpulan:
Dari
poin-poin di atas dapat disimpulkan bahwa kita dapat belajar dari Ishak,
bagaimana ada sikapnya yang baik untuk kita contohi dalam merespons janji Tuhan
dan ada juga sikap yang tidak boleh kita contohi dalam merespons janji Tuhan.
Altar
Call: Pilihan di tangan kita masing-masing. Akan tetapi
saya ingin mengajak kita semua untuk memiliki sikap yang benar terhadap janji
Tuhan. Sehingga janji Tuhan akan tergenapi dalam kehidupan kita. Amin
Lagu:_______________
SERI
KEDUA: BELAJAR DARI RIBKA
Tema : Sikap terhadap janji
Tuhan
Teks : Kej 25:19-34,
27:1-40
Pendahuluan : Pada seri pertama kita sudah
membahas mengenai sikap-sikap yang diberikan oleh Ishak terhadap janji Tuhan,
ada juga sikap-sikap yang dapat dicontohi dan ada juga yang tidak boleh
dicontohi terhadap janji Tuhan. dan pada saat ini saya akan berbagi mengenai
sikap-sikap Ribka terhadap janji Tuhan dan masih tetap sama sebagai
Preposisi : Orang percaya harus
merespons janji Tuhan
Kalimat tanya :
Apa sikap-sikap yang harus dicontohi dan
tidak boleh dicontohi dari
Ribka dalam merespons janji Tuhan?
Kalimat Peralihan : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan
tidak boleh dicontohi dari Ribka dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut
1: Bersungut-sungut (25: 22a)
Pada ayat ini bagaimana
pada saat Tuhan menjawab doa Ishak sehingga Ribka bisa mengandung, dan pada
saat ada masalah dalam kandungan dikatakan bahwa anak-anaknya bertolak-tolakan
di dalam rahimnya, yang terjadilah adalah Ribka bersungut-sungut kepada Tuhan,
dengan mengatakan “jika demikian halnya,mengapa aku hidup?” kalimat ini
menunjukkan bahwa Ribka tidak mempunyai sikap yang benar terhadap janji Tuhan,
padahal Ribka sebenarnya tahu bahwa Tuhan akan menggenapi janjinya, akan tetapi
ketika masalah itu datang, yang dilakukan oleh Ribka adalah persungutan. Pernyataan
sekaligus pertanyaan yang dikeluarkan Ribka merupakan sebuah kalimat
pengeluhan. Ribka bukannya bersyukur karena yang awalnya dia adalah seorang
yang mandul, akan tetapi Tuhan yang menepati janjinya kepada Abraham dan Ishak
telah membuka kandungannya, sehingga Ribka bisa mengandung. Ini merupakan sikap
yang tidak benar dalam menanggapi janji Tuhan.
Aplikasi:
Terkadang kita
sebagai orang percaya kita masih seperti Ribka, dalam merespons janji Tuhan. Saat
Tuhan mau menepati janji-Nya, dan di waktu yang sama ada masalah yang datang,
sehingga membuat kita mempersalahkan Tuhan, membuat kita bersungut-sungut, dan
bisa saja mengeluarkan kalimat seperti yang dikeluarkan oleh Ribka, buat apa
aku hidup? Akan tetapi dari kisah Ribka ini kita dapat belajar sesuatu yaitu,
jangan sampai kita memiliki sikap seperti ini dalam merespons janji Tuhan.
Ilustrasi:
Kisah perjalanan
bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, pada saat Tuhan berjanji akan membawa
mereka ke tanah Perjanjian, melepaskan mereka dari perbudakan. Mereka sudah
keluar dari Mesir, akan tetapi dalam perjalanan menuju tanah Perjanjian banyak
masalah, yang mereka hadapi, sehingga membuat mereka bersungut-sungut, dan
mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya mereka ucapkan, yaitu pada saat
mereka mengatakan kepada Musa, buat apa kamu bahwa kami keluar dari tanah Mesir
kalau untuk mati di padang gurun?
Dari Ilustrasi di atas, dengan bagaimana mereka
bersikap, sama halnya dengan Ribka, saat adanya masalah, yang terjadi adalah
persungutan, kita bisa belajar bahwa, seharusnya mereka bersyukur, karena saat
Tuhan berjanji pasti akan di tepati, walaupun di dalamnya ada masalah. seperti
contoh Ribka, seharusnya dia bersyukur kalau dia bisa hamil, yang awalnya
adalah seorang perempuan mandul. Apakah kita juga seperti itu? saat Tuhan
berjanji yaitu ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, dosa kita telah di
ampuni, dan akan masuk ke dalam kehidupan kekal setelah kematian. Yang dulunya
kita adalah hamba dosa, akan tetapi tetapi di angkat menjadi anak-anakNya. Dan
pada saat yang sama ada begitu banyak masalah, sehingga membuat kita melupakan
janji Tuhan, dan kita mulai bersungut-sungut, mengeluh sama Tuhan, dan
mengatakan kayaknya lebih enak sebelum menjadi anak Tuhan.. Sikap seperti ini
bukan sikap yang benar terhadap janji Tuhan.
Kalimat Peralihan:
Sikap-sikap yang harus dicontohi dan tidak boleh dicontohi dari Ribka dalam
merespons janji Tuhan adalah
Bagut 2:
Minta Petunjuk Tuhan (25: 22b)
Pada saat Ribka mulai
mendapatkan masalah dalam kandungannya, dan dia bersungut-sungut. Satu hal yang
dapat kita pelajari dari Ribka, Alkitab mencatat bahwa setelah itu Ribka
meminta petunjuk Tuhan, ini merupakan suatu sikap yang benar, ketika Tuhan
berjanji akan memberkati, dan menjadikan keturunan Abraham bangsa yang besar,
dan Ishak menerima janji itu, akan tetapi masalah datang sehingga membuat Ribka
istri Ishak bersungut-sungut dan tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh Ribka
adalah meminta petunjuk Tuhan atas apa yang terjadi dalam kandungannya,
sehingga Tuhan menjawab apa yang menjadi masalah Ribka (ayat 23). Karena Ribka
tahu, Tuhan yang sudah berjanji untuk memberi keturunan juga akan menjawab apa
yang menjadi masalah dengan kandungannya. Bahkan masalah tersebut bukanlah
sebuah masalah, karena Ribka sedang mengandung dua orang anak yang akan menjadi
dua suku bangsa yang besar. Kalau Kita membaca pada pasal-pasal berikutnya,
anak yang pertama yaitu Esau menjadi bangsa Edom, dan anak yang kedua yaitu
Yakub menjadi bangsa Israel.
Aplikasi:
Masalah
selalu ada dalam kehidupan kita, seiring dengan janji Tuhan dalam kehidupan
kita, saat itulah kita akan benar-benar di uji apakah kita akan tetap datang
kepada Tuhan minta petunjuk Tuhan, ataukah kita akan mencari jalan lain. satu
hal yang dapat kita contohi dari Ribka adalah mencari petunjuk Tuhan, karena
Tuhan lebih mengetahui apa yang terjadi, jangan Tergesa-gesa dalam mengambil
keputusan, ingatlah bahwa Tuhanlah yang memberikan janji itu, dan Tuhanlah yang
mempunyai janji itu, jadi saat masalah datang, dan kita berpikir seakan-akan
janji Tuhan tidak tergenapi, ingat kita harus tetapi datang kepada Tuhan dan
minta petunjuk Tuhan.
Kalimat Peralihan : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan
tidak boleh dicontohi dari Ribka dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut 3: Melakukan hal yang tidak benar dengan
berpikir akan membantu Tuhan untuk menggenapi janji-Nya ( 27:9-16)
Dalam kejadian 27:9-16,
merupakan tindakan Ribka yang tidak benar yaitu bersekongkol dengan anaknya
Yakub untuk melakukan kebohongan terhadap
Ishak, karena Ribka ingin bahwa yang akan diberkati adalah Yakub, karena Yakub
merupakan anak kesayangan Ribka (25:28), selain itu juga Ribka tahu bahwa yang
seharusnya menerima janji berkat itu adalah Yakub, karena sesuai dengan apa
yang difirmankan Tuhan kepadanya (25:23), bahwa anak yang tua akan menjadi
hamba kepada anak yang muda. Seharusnya Ribka memahami bahwa itu merupakan
nubuatan, sekaligus pilihan Tuhan kepada Yakub, bahwa Yakublah yang akan
menerima janji berkat itu. Akan tetapi karena Ribka terobsesi agar anak
kesayangannya Yakub haruslah diberkati. Dari hal ini ada dua kesalahan yang
dilakukan oleh Ribka :
Batam
1: Tidak yakin dengan apa yang difirmankan Tuhan
Seharusnya
jika Ribka yakin dengan apa yang difirmankan Tuhan, Ribka tidak akan melakukan
dengan caranya sendiri untuk menggenapi apa yang telah dijanjikan Tuhan,
walaupun Ishak ingin memberkati Esau, karena Esau adalah anak kesayangannya
selain itu adalah anak tertua, tidak akan membatalkan apa yang telah
difirmankan Tuhan, bahwa Yakublah akan menjadi tuan atas Esau. Tetapi karena
pada saat Ribka, mendengar bahwa Ishak ingin memberkati Esau (27:2-4),
timbullah keraguan dalam diri Ribka, apa benar bahwa Yakub akan menjadi tuan
atas Esau, bagaimana bisa,kalau seandainya Esaulah yang diberkati Ishak. Karena
kurang yakin membuat Ribka melakukan persekongkolan dengan Yakub.
Batam 2: Melakukan dan mengajarkan
untuk berbohong
Karena tidak
percayanya kepada yang telah dijanjikan Tuhan, Ribka mengajak Yakub untuk
melakukan kebohongan kepada Ishak, sehingga dengan begitu Yakublah yang akan
menjadi ahli waris janji berkat itu (27: 10-16). Ini merupakan sikap yang
salah, Ribka bukan saja melakukan kebohongan melainkan mengajarkan kebohongan.
Sebenarnya
apa yang dilakukan Ribka dipikirnya untuk membantu Tuhan agar janji mengenai
bahwa Yakub akan menjadi tuan atas Esau akan tergenapi, akan tetapi ini
merupakan sikap yang tidak benar terhadap janji Tuhan.
Aplikasi:
Saat
kita menerima janji Tuhan, dan saat itu juga sepertinya ada yang mau menutup
jalan atau ada halangan sehingga kita berpikir kayanya janji Tuhan itu tidak
tergenapi dalam kehidupan kita, sehingga kita melakukan hal-hal yang tidak
benar, atau melakukan hal-hal yang kita anggap benar seakan-akan kita dapat
membantu Tuhan menggenapi janji-Nya dalam kehidupan kita. Tuhan punya berbagai
macam cara untuk menggenapi janji-Nya dalam kehidupan kita, biar cara/kehendak
Tuhan yang terjadi bukan cara/kehendak kita. Karena apa yang kita pikir benar
belum tentu benar buat kita, tapi apa yang benar buat Tuhan itu sudah tentu
benar. Oleh sebab itu kita haus yakin dan jangan pernah meragukan janji Tuhan
dalam kehidupan kita.
Kesimpulan:
Dari
sikap Ribka terhadap janji Tuhan, kita bisa belajar banyak hal, ada sikap yang
harus dicontohi dan ada sikapnya yang tidak harus kita contohi, melainkan
menjadi pelajaran buat kita, agar kita tidak melakukan hal-hal seperti
itu. Saat masalah datang kita berpikir
masalah itu dapat membatalkan janji Tuhan, yang perlu kita lakukan adalah minta
petunjuk Tuhan, jangan sampai kita bersungut-sungut apalagi kita melakukan
hal-hal yang tidak benar seakan-akan kita dapat membantu Tuhan menggenapi
janji-Nya dalam kehidupan kita.
Altar
Call: Saat ini saya memberi waktu buat kita semua,
mengintropeksi diri kita asing-masing, apakah saat ini sikap kita sudah benar
terhadap janji Tuhan? Marilah kita berdoa kepada Tuhan, minta petunjuk Tuhan,
agar rencana/janji Tuhan tergenapi dalam kehidupan kita. Amin
SERI
KETIGA: BELAJAR DARI ESAU DAN YAKUB
Tema : Sikap terhadap janji
Tuhan
Teks : Kej 25:19-34,
27:1-40
Pendahuluan : Pada seri terakhir khotbah saya
mengenai sikap terhadap janji Tuhan kali ini mengenai 2 orang bersaudara, yaitu
anak-anak dari Ishak dan Ribka yang merupakn orang-orang yang menerima janji
dari Tuhan. oleh sebab itu
Preposisi : Sebagai Orang percaya
harus merespons janji Tuhan
Kalimat tanya :
Apa sikap-sikap yang harus dicontohi dan
tidak boleh dicontohi dari Esau dan Yakub dalam merespons janji Tuhan?
Kalimat Peralihan : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan
tidak boleh dicontohi dari Esau dan Yakub dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut 1: Menukarkan hal Rohani demi
kesenangan dunia (25:32-34)
Pada poin yang pertama
merupakan sikap yang ditunjukkan Esau terhadap janji Tuhan. walaupun sebenarnya
telah ada nubuat dalam Kej 25:23 bahwa Yakub akan menjadi tuan atas Esau, akan
tetapi satu kesalahan yang dibuat oleh Esau adalah menukarkan hak kesulungan.
Esau berpikir buat apa itu hak kesulungan, toh dia juga akan mati (Kej. 25:32)
Esau tidak berpikir panjang, karena yang dipikirkannya adalah bagaimana dia
bisa mengisi perutnya, dia tidak peduli lagi dengan hak kesulungan. Ini merupakan
sikap yang tidak benar yang ditujukan oleh Esau. Esau hanya berpikir pada saat
itu, dia tidak berpikir jauh ke depan, kalau kita baca dalam Kej. 27:36, di
situlah ada penyesalan dan kesadaran Esau dengan apa yang terjadi, berbeda pada
Kej 25:32-34, dikatakan bahwa Esau bahkan bersumpah, dan menikmati makanan yang
diberikan Yakub tanpa ada penyesalan. Hal itu dapat kita lihat dalam Kej 25:34,
dikatakan bahwa Esau setelah makan dan minum, ia langsung berdiri dan pergi.
Kata berdiri dan pergi meruapakan sebuah frase yang berarti Esau tidak peduli
atau menganggap remeh, karena tujuan untuk menikmati makanan sudah dia dapatkan.
Aplikasi:
Dari sikap Esau
kita dapat mengambil sebuah pelajaran bahwa jangan sampai kita menukarkan hal
rohani demi kesenangan duniawi, karena kesengajaan duniawi hanya bersifat
sementara. Jangan hanya karena harta, pasangan hidup, kedudukan, kita menjual
iman percaya kita. Yang seharusnya kita mendapatkan Janji keselamatan itu, akan
tetapi karena kita lebih mementingkan hal-hal duniawi akhirnya kita lupa bahwa
kita telah kehilangan hal-hal rohani yang bersifat kekal yaitu kehidupan kekal
bersama Tuhan. Jangan sampai kita menyesal seperti apa juga yang telah
dirasakan oleh Esau. Oleh sebab itu sikap Esau merupakan sebuah contoh agar
kita tidak mengikuti kesalahan yang dilakukan oleh Esau.
Kalimat Peralihan : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan
tidak boleh dicontohi dari Esau dan Yakub dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut 2: Mengejar hal Rohani dan
merelakan kesenangan dunia (25:31,34)
Berbeda dengan Esau,
pada poin kedua merupakan sikap yang ditujukan Yakub terhadap janji Tuhan,
kalau kita membaca dalam Kej 25:31,34, Yakub merelakan makanannya, mungkin pada
saat itu Yakub juga membutuhkan makanan tersebut, tidak dikatakan dalam
Alkitab, apakah Yakub sengaja memasak agar dapat menukarkan dengan hak
kesulungan yang dimiliki Esau atau tidak? Akan tetapi yang terpenting di sini
adalah, Yakub lebih mengejar hal-hal yang bersifat kekal, dan menghiraukan
hal-hal yang bersifat sementara. Ini merupakan suatu sikap yang Yakub tunjukan.
Aplikasi:
Dari
poin ini kita bisa mengambil sebuah pelajaran dari sikap Yakub, yaitu Yakub
lebih mementingkan hal-hal yang bersifat kekal dan merelakan hal-hal yang
bersifat dunia. Mungkin pada saat kita mengikuti Tuhan, dan janji Kehidupan
kekal sudah kita miliki. Akan tetapi di satu sisi mungkin kita harus kehilangan
pekerjaan, teman-teman, atau harta. Jangan pernah menyesal karena janji
keselamatan yang Tuhan berikan itu bersifat kekal.
Kalimat Peralihan : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan
tidak boleh dicontohi dari Esau dan Yakub dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut 3: Melakukan tipu muslihat
agar janji Tuhan tergenapi (27:18-24)
Kalau pada poin kedua
merupakan sikap benar yang ditujukan Yakub terhadap janji Tuhan, maka pada poin
ketiga merupakan sikap yang tidak boleh dicontohi, karena apa yang dilakukan
oleh Yakub merupakan suatu pelanggaran dan merupakan kesalahan, sebab ia telah
melakukan kebohongan kepada ayahnya Ishak (Kej 27:19, 24) pada ayat-ayat
tersebut, dikatakan bahwa, pada saat Ishak menanyakan apakah engkau Esau? Dan
Yakub menjawab ia, sebenarnya apa yang dilakukan oleh Yakub merupakan
persekongkolan yang telah direncanakan oleh Ribka dan Yakub. Kalau kita lihat
bahwa Yakub merupakan anak kesayangan Ribka, dan pastinya Ribka telah bercerita
kepada Yakub mengenai janji Tuhan ( Kej. 25:23) tentang Yakub akan menjadi tuan
atas Esau kakaknya, oleh sebab itu untuk mewujudkan itu, Yakub rela melakukan
suatu kebohongan agar janji itu tergenapi, tanpa berpiir, bahwa Tuhan dengan
caranya bisa menggenapi janji tersebut dalam kehidupan Yakub.
Aplikasi:
apa
yang dilakukan oleh Yakub merupakan suatu sikap yang tidak benar, walaupun
dengan Tujuan yang baik, dari sini kita bisa tarik kesimpulan bahwa, untuk
mencapai tujuan yang baik, harus juga dengan cara yang baik dan benar. Apa yang
Tuhan janjikan dalam kehidupan kita. Pasti Tuhan akan genapi, tapi sekali lagi
jangan pernah memakai cara kita agar tujuan itu tercapai. Biarlah cara Tuhan
terjadi.
Kesimpulan:
Dari
sikap-sikap yang ditunjukkan baik dari Esau maupun Yakub terhadap janji Tuhan,
dapat kita simpulkan bahwa, kita harus lebih mengejar hal-hal yang bersifat
kekal dan jangan pernah menukarkannya dengan hal-hal yang bersifat sementara,
seperti kita menukarkan kehidupan kekal dengan hal-hal yang bersifat duniawi
dan biarlah Tuhan dengan caranya menggenapi rencana/Janji Tuhan dalam kehidupan
kita
Altar call: saya mengajak kita semua, membuat suatu
keputusan, apakah kita mau seperti Esau yang merelakan berkat rohani demi
kesenangan duniawi atau seperti Yakub yang merelakan hal-hal duniawi demi
berkat Rohani.? Biarlah keputusan yang kita ambil adalah merupakan komitmen
kita sehingga tidak ada di antara kita yang meninggalkan iman percaya yang
olehnya kita memperoleh keselamatan dengan kesenangan duniawi.
No comments:
Post a Comment