Tuesday, 11 December 2018

Khotbah Ekspositori Berseri (Kej 25:19-34, 27:1-40) Belajar Dari Kisah Esau dan Yakub


Penulis: Riris Salindri Pramasti
STT Berea Salatiga


SERI PERTAMA: BELAJAR DARI ISHAK
Tema                          : Sikap terhadap janji Tuhan
Teks                            : Kej 25:19-34, 27:1-40
Pendahuluan             : Semua kita pernah membuat janji, dan mungkin kita juga pernah menerima janji baik dari orang tua, pasangan hidup, teman, pacar atau bahkan orang-orang di sekitar kita, dan tidak banyak juga dari antara janji-janji yang kita terima yang ditepati, mungkin kita pernah kecewa dan bahkan pernah marah karena janji-janji itu tidak ditepati. Bahkan orang terdekat sekalipun dapat melanggar janji yang pernah dibuatnya. Saya dulu pernah dijanjikan mendapatkan sesuatu yang saya inginkan dan saya sukai, akan tetapi janji itu tidak ditepati, otomatis pada saat itu saya merasa kecewa dan kesal. Yah namanya manusia, saya juga terkadang masih ingkar janji. Akan tetapi beda dengan Tuhan. saat Tuhan berjanji, Tuhan tidak pernah ingkari, janji-janji Tuhan ya dan amin. Kita semua percaya ain hal itu. Walaupun terkadang janji kita ke Tuhan selalu kita ingkari, seperti: Tuhan saya mau berubah, Tuhan saya tidak mau lagi lakukan ini, Tuhan saya mau setia pergi ibadah, akan tetapi kenyataannya berbeda. Kita bahkan pura-pura lupa dengan janji kita kepada Tuhan. kalau kita melihat Janji Tuhan selalu Ia tepati. Oleh sebab itu
Preposisi                     : sebagai Orang percaya harus merespons janji Tuhan
Kalimat tanya            : Apa sikap-sikap yang harus dicontohi dan  tidak boleh dicontohi dari       Ishak dalam merespons janji Tuhan?
Kalimat Peralihan     : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan tidak boleh dicontohi dari Ishak  dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut 1: Yakin dan percaya terhadap janji Tuhan (25:21)
“Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung.”
Ishak adalah anak Abraham yang menerima janji berkat itu, yaitu salah satunya adalah keturunannya akan menjadi bangsa yang besar, akan tetapi pada saat Ishak menikahi Ribka, Firman Tuhan mengatakan bahwa Ribka istri Ishak mandul. Bagaimana janji itu tergenapi jika Ribka mandul. Akan tetapi dalam ayat 21 dikatakan bahwa Ishak datang berdoa kepada Tuhan, karena Ishak yakin dan percaya bahwa Janji Tuhan akan tergenapi ini merupakan sikap yang harus dicontohi. Alkitab tidak pernah mencatat bahwa Ishak pergi mencari wanita lain, seperti yang dilakukan ayahnya Abraham, saat ibunya Sara mandul, Ishak tahu bahwa kalau Tuhan sudah menggenapi janjinya kepada Ayahnya yaitu dengan kelahiran dirinya yang bisa dikatakan mustahil karena ibunya Sara juga mandul, maka Tuhan juga akan menggenapi janji-Nya bagi Ishak,karena Ishak merupakan anak yang menerima perjanjian itu.

Batam 1: Tekun dalam Berdoa
Keyakinan dan percaya Ishak ditunjukkan lewat dia datang berdoa dengan tekun, kalau kita membaca ayat 21 seakan-akan pada saat Ishak berdoa Tuhan langsung menjawab doa Ishak. Akan tetapi jika kita melihat bahwa sebenarnya Ishak sudah lama berdoa kepada Tuhan dengan tekun karena pada saat Ishak mengambil Ribka menjadi istrinya, umur Ishak sekitar 40 tahun (ayat 20) akan tetapi mereka baru memperoleh anak ketika Ishak berumur 60 tahun (ayat 26), ini menggambarkan bahwa Ishak bukan hanya berdoa sekali dua kali saja, melainkan doa Ishak selalu berdoa dengan tekun dalam menanti janji Tuhan.
Batam 2: Bersabar dalam Menanti Janji Tuhan
            Keyakinan dan percaya Ishak ditunjukkan lewat kesabaran dia dalam menanti janji Tuhan, Ishak tidak melakukan kesalahan yang pernah dilakukan Ayahnya Abraham ketika ibunya Sara mandul, Abraham mengambil wanita lain yaitu Hagar untuk memperoleh keturunan. Berbeda dengan Abraham, Ishak dengan sabar menanti janji Tuhan, seperti yang telah kita ketahui, bahwa untuk memperoleh keturunan Ishak harus menanti selama 20 tahun lamanya. Itu bukan waktu yang singkat, akan tetapi karena keyakinan dan percaya Ishak terhadap janji Tuhan oleh sebab itu Ishak tetap sabar dalam menanti janji Tuhan.
Inilah sikap yang ditunjukkan oleh Ishak terhadap janji Tuhan yang harus dicontohi,.
Aplikasi: sebagai orang percaya, banyak janji Tuhan dalam kehidupan kita, baik janji dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan yang akan datang, tapi apakah kita yakin dan percaya terhadap janji Tuhan? Seharusnya sebagai orang percaya kita harus memiliki sikap seperti Ishak yang dengan keyakinan penuh terhadap janji Tuhan. Kita dapat menunjukkan keyakinan dan percaya kita terhadap janji Tuhan dengan cara kita datang berdoa kepada Tuhan dengan tekun dan sabar.
Ilustrasi: sepasang burung yang saling mencintai, hari-hari mereka diisi dengan cinta. Akan tetapi ketika suatu hari terjadi peperangan antara bangsa burung dan bangsa Ayam, membuat burung jantan harus pergi ikut berperang. Burung jantan berjanji kepada burung betina, setelah pulang dari perang, ia akan menikahi burung betina di salah satu pohon paling indah. Burung betina mengiakan dan mengikhlaskan kepergian burung jantan dengan tangisan, akan tetapi hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, akan tetapi burung jantan belum pulang. Suatu ketika saat ada kabar bahwa semua pasukan burung yang ikut berperang akan pulang, burung betina sangat senang dan dengan sukacita menunggu dengan burung-burung yang lainnya, akan tetapi tidak dilihatnya sang kekasihnya, air mata burung betina bertetesan, akan tetapi dia yakin bahwa sang kekasihnya akan pulang, tapi yang terjadi adalah burung jantan tidak kunjung pulang, akhirnya burung betina pergi menikah dengan teman dari sang kekasihnya, singkat cerita setelah mereka menikah, tiba-tiba burung jantan pun datang, bung betina kaget, dan dia bertanya dari mana saja kau? Aku sudah menunggumu terlalu lama, sehingga aku menikahi temanmu, dengan terkesan air mata yang keluar  dari mata burung jantan, ia menjawab, “setelah aku pulang berperang, aku pergi mencari pohon yang indah, buat kita nikah dan untuk rumah kita berdua,dan aku sudah menemukannya”.
Dari Ilustrasi di atas, kalau seandainya burung betina percaya dan yakin dengan janji burung jantan, dan mau bersabar sedikit saja, mungkin mereka berdua akan bersama-sama. terkadang sebagai orang percaya kita juga seperti itu, Jangan sampai kita tidak tidak sabar dalam menanti janji Tuhan, mungkin tinggal sedikit lagi kita janji Tuhan tergenapi dalam kehidupan kita, akan tetapi karena kita tidak sabar, membuat semuanya jadi fatal, sama seperti apa yang dilakukan oleh Abraham.
Kalimat Peralihan     : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan tidak boleh dicontohi dari Ishak  dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut 2: Menentang Janji Tuhan (25:23, 27: 4)
Pada bagian ini merupakan sikap yang tidak boleh dicontohi dari Ishak, yaitu Ishak menentang janji Tuhan atau apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, kalau kita membaca secara teliti bahwa Firman Tuhan pada ayat 23 sudah mengatakan bahwa anak yang Tua akan akan menjadi hamba kepada anak yang muda, dilanjutkan dengan ayat 26 yang mengatakan bahwa ketika Yakub lahir, Yakub memegang tumit Esau, ini merupakan suatu nubuatan kalau Yakub akan lebih berkuasa dari pada kakaknya Esau. Akan tetapi Ishak mengabaikan apa yang dikatakan oleh Tuhan dalam ayat 23, Ishak tahu bahwa Yakublah yang akan menjadi ahli waris untuk menerima janji itu, akan tetapi karena Ishak lebih sayang kepada Esau, karena Ishak suka makan daging buruan Esau (ayat 28). Sehingga pada pasal 27 ayat 4 dikatakan bahwa Ishak menyuruh Esau pergi berburu untuk masak hasil buruannya dan berikan kepada Ishak setelah itu Ishak akan memberkati Esau, lagi-lagi Ishak menentang apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan, seperti apa yang dikatakan dalam ayat 23.
Aplikasi: kita sebagai orang percaya jangan sampai kita mempunyai sikap seperti yang dilakukan oleh Ishak, mungkin Tuhan sudah berjanji kepada kita, akan tetapi janji Tuhan tidak sesuai dengan apa yang kita sukai, dan kita berperan sepertinya mau menentang apa yang telah dikatakan Tuhan kepada kita, dengan melakukan apa yang menjadi keinginan kita. Atau mungkin kita dengan sengaja mengeraskan hati kita terhadap Firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba Tuhan kepada kita. Karena kita mau apa yang kita sukai itu yang seharusnya terjadi. Janganlah sampai kita melakukan hal tersebut.

Kesimpulan: Dari poin-poin di atas dapat disimpulkan bahwa kita dapat belajar dari Ishak, bagaimana ada sikapnya yang baik untuk kita contohi dalam merespons janji Tuhan dan ada juga sikap yang tidak boleh kita contohi dalam merespons janji Tuhan.
Altar Call: Pilihan di tangan kita masing-masing. Akan tetapi saya ingin mengajak kita semua untuk memiliki sikap yang benar terhadap janji Tuhan. Sehingga janji Tuhan akan tergenapi dalam kehidupan kita. Amin
Lagu:_______________






SERI KEDUA: BELAJAR DARI RIBKA
Tema                          : Sikap terhadap janji Tuhan
Teks                            : Kej 25:19-34, 27:1-40
Pendahuluan             : Pada seri pertama kita sudah membahas mengenai sikap-sikap yang diberikan oleh Ishak terhadap janji Tuhan, ada juga sikap-sikap yang dapat dicontohi dan ada juga yang tidak boleh dicontohi terhadap janji Tuhan. dan pada saat ini saya akan berbagi mengenai sikap-sikap Ribka terhadap janji Tuhan dan masih tetap sama sebagai
Preposisi                     : Orang percaya harus merespons janji Tuhan
Kalimat tanya            : Apa sikap-sikap yang harus dicontohi dan  tidak boleh dicontohi dari       Ribka dalam merespons janji Tuhan?
Kalimat Peralihan     : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan tidak boleh dicontohi dari Ribka dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut 1: Bersungut-sungut (25: 22a)
Pada ayat ini bagaimana pada saat Tuhan menjawab doa Ishak sehingga Ribka bisa mengandung, dan pada saat ada masalah dalam kandungan dikatakan bahwa anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya, yang terjadilah adalah Ribka bersungut-sungut kepada Tuhan, dengan mengatakan “jika demikian halnya,mengapa aku hidup?” kalimat ini menunjukkan bahwa Ribka tidak mempunyai sikap yang benar terhadap janji Tuhan, padahal Ribka sebenarnya tahu bahwa Tuhan akan menggenapi janjinya, akan tetapi ketika masalah itu datang, yang dilakukan oleh Ribka adalah persungutan. Pernyataan sekaligus pertanyaan yang dikeluarkan Ribka merupakan sebuah kalimat pengeluhan. Ribka bukannya bersyukur karena yang awalnya dia adalah seorang yang mandul, akan tetapi Tuhan yang menepati janjinya kepada Abraham dan Ishak telah membuka kandungannya, sehingga Ribka bisa mengandung. Ini merupakan sikap yang tidak benar dalam menanggapi janji Tuhan.
Aplikasi:
            Terkadang kita sebagai orang percaya kita masih seperti Ribka, dalam merespons janji Tuhan. Saat Tuhan mau menepati janji-Nya, dan di waktu yang sama ada masalah yang datang, sehingga membuat kita mempersalahkan Tuhan, membuat kita bersungut-sungut, dan bisa saja mengeluarkan kalimat seperti yang dikeluarkan oleh Ribka, buat apa aku hidup? Akan tetapi dari kisah Ribka ini kita dapat belajar sesuatu yaitu, jangan sampai kita memiliki sikap seperti ini dalam merespons janji Tuhan.
Ilustrasi:
            Kisah perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, pada saat Tuhan berjanji akan membawa mereka ke tanah Perjanjian, melepaskan mereka dari perbudakan. Mereka sudah keluar dari Mesir, akan tetapi dalam perjalanan menuju tanah Perjanjian banyak masalah, yang mereka hadapi, sehingga membuat mereka bersungut-sungut, dan mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya mereka ucapkan, yaitu pada saat mereka mengatakan kepada Musa, buat apa kamu bahwa kami keluar dari tanah Mesir kalau untuk mati di padang gurun? 
Dari Ilustrasi di atas, dengan bagaimana mereka bersikap, sama halnya dengan Ribka, saat adanya masalah, yang terjadi adalah persungutan, kita bisa belajar bahwa, seharusnya mereka bersyukur, karena saat Tuhan berjanji pasti akan di tepati, walaupun di dalamnya ada masalah. seperti contoh Ribka, seharusnya dia bersyukur kalau dia bisa hamil, yang awalnya adalah seorang perempuan mandul. Apakah kita juga seperti itu? saat Tuhan berjanji yaitu ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, dosa kita telah di ampuni, dan akan masuk ke dalam kehidupan kekal setelah kematian. Yang dulunya kita adalah hamba dosa, akan tetapi tetapi di angkat menjadi anak-anakNya. Dan pada saat yang sama ada begitu banyak masalah, sehingga membuat kita melupakan janji Tuhan, dan kita mulai bersungut-sungut, mengeluh sama Tuhan, dan mengatakan kayaknya lebih enak sebelum menjadi anak Tuhan.. Sikap seperti ini bukan sikap yang benar terhadap janji Tuhan.
Kalimat Peralihan: Sikap-sikap yang harus dicontohi dan tidak boleh dicontohi dari Ribka dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut 2: Minta Petunjuk Tuhan (25: 22b)
Pada saat Ribka mulai mendapatkan masalah dalam kandungannya, dan dia bersungut-sungut. Satu hal yang dapat kita pelajari dari Ribka, Alkitab mencatat bahwa setelah itu Ribka meminta petunjuk Tuhan, ini merupakan suatu sikap yang benar, ketika Tuhan berjanji akan memberkati, dan menjadikan keturunan Abraham bangsa yang besar, dan Ishak menerima janji itu, akan tetapi masalah datang sehingga membuat Ribka istri Ishak bersungut-sungut dan tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh Ribka adalah meminta petunjuk Tuhan atas apa yang terjadi dalam kandungannya, sehingga Tuhan menjawab apa yang menjadi masalah Ribka (ayat 23). Karena Ribka tahu, Tuhan yang sudah berjanji untuk memberi keturunan juga akan menjawab apa yang menjadi masalah dengan kandungannya. Bahkan masalah tersebut bukanlah sebuah masalah, karena Ribka sedang mengandung dua orang anak yang akan menjadi dua suku bangsa yang besar. Kalau Kita membaca pada pasal-pasal berikutnya, anak yang pertama yaitu Esau menjadi bangsa Edom, dan anak yang kedua yaitu Yakub menjadi bangsa Israel.
Aplikasi: Masalah selalu ada dalam kehidupan kita, seiring dengan janji Tuhan dalam kehidupan kita, saat itulah kita akan benar-benar di uji apakah kita akan tetap datang kepada Tuhan minta petunjuk Tuhan, ataukah kita akan mencari jalan lain. satu hal yang dapat kita contohi dari Ribka adalah mencari petunjuk Tuhan, karena Tuhan lebih mengetahui apa yang terjadi, jangan Tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, ingatlah bahwa Tuhanlah yang memberikan janji itu, dan Tuhanlah yang mempunyai janji itu, jadi saat masalah datang, dan kita berpikir seakan-akan janji Tuhan tidak tergenapi, ingat kita harus tetapi datang kepada Tuhan dan minta petunjuk Tuhan.
Kalimat Peralihan     : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan tidak boleh dicontohi dari Ribka dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut 3:  Melakukan hal yang tidak benar dengan berpikir akan membantu Tuhan untuk menggenapi janji-Nya ( 27:9-16)
Dalam kejadian 27:9-16, merupakan tindakan Ribka yang tidak benar yaitu bersekongkol dengan anaknya Yakub untuk melakukan kebohongan terhadap Ishak, karena Ribka ingin bahwa yang akan diberkati adalah Yakub, karena Yakub merupakan anak kesayangan Ribka (25:28), selain itu juga Ribka tahu bahwa yang seharusnya menerima janji berkat itu adalah Yakub, karena sesuai dengan apa yang difirmankan Tuhan kepadanya (25:23), bahwa anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda. Seharusnya Ribka memahami bahwa itu merupakan nubuatan, sekaligus pilihan Tuhan kepada Yakub, bahwa Yakublah yang akan menerima janji berkat itu. Akan tetapi karena Ribka terobsesi agar anak kesayangannya Yakub haruslah diberkati. Dari hal ini ada dua kesalahan yang dilakukan oleh Ribka :
Batam 1: Tidak yakin dengan apa yang difirmankan Tuhan
Seharusnya jika Ribka yakin dengan apa yang difirmankan Tuhan, Ribka tidak akan melakukan dengan caranya sendiri untuk menggenapi apa yang telah dijanjikan Tuhan, walaupun Ishak ingin memberkati Esau, karena Esau adalah anak kesayangannya selain itu adalah anak tertua, tidak akan membatalkan apa yang telah difirmankan Tuhan, bahwa Yakublah akan menjadi tuan atas Esau. Tetapi karena pada saat Ribka, mendengar bahwa Ishak ingin memberkati Esau (27:2-4), timbullah keraguan dalam diri Ribka, apa benar bahwa Yakub akan menjadi tuan atas Esau, bagaimana bisa,kalau seandainya Esaulah yang diberkati Ishak. Karena kurang yakin membuat Ribka melakukan persekongkolan dengan Yakub.
            Batam 2: Melakukan dan mengajarkan untuk berbohong
            Karena tidak percayanya kepada yang telah dijanjikan Tuhan, Ribka mengajak Yakub untuk melakukan kebohongan kepada Ishak, sehingga dengan begitu Yakublah yang akan menjadi ahli waris janji berkat itu (27: 10-16). Ini merupakan sikap yang salah, Ribka bukan saja melakukan kebohongan melainkan mengajarkan kebohongan.
            Sebenarnya apa yang dilakukan Ribka dipikirnya untuk membantu Tuhan agar janji mengenai bahwa Yakub akan menjadi tuan atas Esau akan tergenapi, akan tetapi ini merupakan sikap yang tidak benar terhadap janji Tuhan.
Aplikasi: Saat kita menerima janji Tuhan, dan saat itu juga sepertinya ada yang mau menutup jalan atau ada halangan sehingga kita berpikir kayanya janji Tuhan itu tidak tergenapi dalam kehidupan kita, sehingga kita melakukan hal-hal yang tidak benar, atau melakukan hal-hal yang kita anggap benar seakan-akan kita dapat membantu Tuhan menggenapi janji-Nya dalam kehidupan kita. Tuhan punya berbagai macam cara untuk menggenapi janji-Nya dalam kehidupan kita, biar cara/kehendak Tuhan yang terjadi bukan cara/kehendak kita. Karena apa yang kita pikir benar belum tentu benar buat kita, tapi apa yang benar buat Tuhan itu sudah tentu benar. Oleh sebab itu kita haus yakin dan jangan pernah meragukan janji Tuhan dalam kehidupan kita.
Kesimpulan: Dari sikap Ribka terhadap janji Tuhan, kita bisa belajar banyak hal, ada sikap yang harus dicontohi dan ada sikapnya yang tidak harus kita contohi, melainkan menjadi pelajaran buat kita, agar kita tidak melakukan hal-hal seperti itu.  Saat masalah datang kita berpikir masalah itu dapat membatalkan janji Tuhan, yang perlu kita lakukan adalah minta petunjuk Tuhan, jangan sampai kita bersungut-sungut apalagi kita melakukan hal-hal yang tidak benar seakan-akan kita dapat membantu Tuhan menggenapi janji-Nya dalam kehidupan kita.
Altar Call: Saat ini saya memberi waktu buat kita semua, mengintropeksi diri kita asing-masing, apakah saat ini sikap kita sudah benar terhadap janji Tuhan? Marilah kita berdoa kepada Tuhan, minta petunjuk Tuhan, agar rencana/janji Tuhan tergenapi dalam kehidupan kita. Amin
Lagu:_________________

SERI KETIGA: BELAJAR DARI ESAU DAN YAKUB
Tema                          : Sikap terhadap janji Tuhan
Teks                            : Kej 25:19-34, 27:1-40
Pendahuluan             : Pada seri terakhir khotbah saya mengenai sikap terhadap janji Tuhan kali ini mengenai 2 orang bersaudara, yaitu anak-anak dari Ishak dan Ribka yang merupakn orang-orang yang menerima janji dari Tuhan. oleh sebab itu
Preposisi                     : Sebagai Orang percaya harus merespons janji Tuhan
Kalimat tanya            : Apa sikap-sikap yang harus dicontohi dan  tidak boleh dicontohi dari Esau dan Yakub dalam merespons janji Tuhan?
Kalimat Peralihan     : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan tidak boleh dicontohi dari Esau dan Yakub dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut 1: Menukarkan hal Rohani demi kesenangan dunia (25:32-34)
Pada poin yang pertama merupakan sikap yang ditunjukkan Esau terhadap janji Tuhan. walaupun sebenarnya telah ada nubuat dalam Kej 25:23 bahwa Yakub akan menjadi tuan atas Esau, akan tetapi satu kesalahan yang dibuat oleh Esau adalah menukarkan hak kesulungan. Esau berpikir buat apa itu hak kesulungan, toh dia juga akan mati (Kej. 25:32) Esau tidak berpikir panjang, karena yang dipikirkannya adalah bagaimana dia bisa mengisi perutnya, dia tidak peduli lagi dengan hak kesulungan. Ini merupakan sikap yang tidak benar yang ditujukan oleh Esau. Esau hanya berpikir pada saat itu, dia tidak berpikir jauh ke depan, kalau kita baca dalam Kej. 27:36, di situlah ada penyesalan dan kesadaran Esau dengan apa yang terjadi, berbeda pada Kej 25:32-34, dikatakan bahwa Esau bahkan bersumpah, dan menikmati makanan yang diberikan Yakub tanpa ada penyesalan. Hal itu dapat kita lihat dalam Kej 25:34, dikatakan bahwa Esau setelah makan dan minum, ia langsung berdiri dan pergi. Kata berdiri dan pergi meruapakan sebuah frase yang berarti Esau tidak peduli atau menganggap remeh, karena tujuan untuk menikmati makanan sudah dia dapatkan.
Aplikasi:
            Dari sikap Esau kita dapat mengambil sebuah pelajaran bahwa jangan sampai kita menukarkan hal rohani demi kesenangan duniawi, karena kesengajaan duniawi hanya bersifat sementara. Jangan hanya karena harta, pasangan hidup, kedudukan, kita menjual iman percaya kita. Yang seharusnya kita mendapatkan Janji keselamatan itu, akan tetapi karena kita lebih mementingkan hal-hal duniawi akhirnya kita lupa bahwa kita telah kehilangan hal-hal rohani yang bersifat kekal yaitu kehidupan kekal bersama Tuhan. Jangan sampai kita menyesal seperti apa juga yang telah dirasakan oleh Esau. Oleh sebab itu sikap Esau merupakan sebuah contoh agar kita tidak mengikuti kesalahan yang dilakukan oleh Esau.
Kalimat Peralihan     : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan tidak boleh dicontohi dari Esau dan Yakub dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut 2: Mengejar hal Rohani dan merelakan kesenangan dunia (25:31,34)
Berbeda dengan Esau, pada poin kedua merupakan sikap yang ditujukan Yakub terhadap janji Tuhan, kalau kita membaca dalam Kej 25:31,34, Yakub merelakan makanannya, mungkin pada saat itu Yakub juga membutuhkan makanan tersebut, tidak dikatakan dalam Alkitab, apakah Yakub sengaja memasak agar dapat menukarkan dengan hak kesulungan yang dimiliki Esau atau tidak? Akan tetapi yang terpenting di sini adalah, Yakub lebih mengejar hal-hal yang bersifat kekal, dan menghiraukan hal-hal yang bersifat sementara. Ini merupakan suatu sikap yang Yakub tunjukan.
Aplikasi: Dari poin ini kita bisa mengambil sebuah pelajaran dari sikap Yakub, yaitu Yakub lebih mementingkan hal-hal yang bersifat kekal dan merelakan hal-hal yang bersifat dunia. Mungkin pada saat kita mengikuti Tuhan, dan janji Kehidupan kekal sudah kita miliki. Akan tetapi di satu sisi mungkin kita harus kehilangan pekerjaan, teman-teman, atau harta. Jangan pernah menyesal karena janji keselamatan yang Tuhan berikan itu bersifat kekal.
Kalimat Peralihan     : Sikap-sikap yang harus dicontohi dan tidak boleh dicontohi dari Esau dan Yakub dalam merespons janji Tuhan adalah
Bagut 3: Melakukan tipu muslihat agar  janji Tuhan tergenapi (27:18-24)
Kalau pada poin kedua merupakan sikap benar yang ditujukan Yakub terhadap janji Tuhan, maka pada poin ketiga merupakan sikap yang tidak boleh dicontohi, karena apa yang dilakukan oleh Yakub merupakan suatu pelanggaran dan merupakan kesalahan, sebab ia telah melakukan kebohongan kepada ayahnya Ishak (Kej 27:19, 24) pada ayat-ayat tersebut, dikatakan bahwa, pada saat Ishak menanyakan apakah engkau Esau? Dan Yakub menjawab ia, sebenarnya apa yang dilakukan oleh Yakub merupakan persekongkolan yang telah direncanakan oleh Ribka dan Yakub. Kalau kita lihat bahwa Yakub merupakan anak kesayangan Ribka, dan pastinya Ribka telah bercerita kepada Yakub mengenai janji Tuhan ( Kej. 25:23) tentang Yakub akan menjadi tuan atas Esau kakaknya, oleh sebab itu untuk mewujudkan itu, Yakub rela melakukan suatu kebohongan agar janji itu tergenapi, tanpa berpiir, bahwa Tuhan dengan caranya bisa menggenapi janji tersebut dalam kehidupan Yakub.
Aplikasi: apa yang dilakukan oleh Yakub merupakan suatu sikap yang tidak benar, walaupun dengan Tujuan yang baik, dari sini kita bisa tarik kesimpulan bahwa, untuk mencapai tujuan yang baik, harus juga dengan cara yang baik dan benar. Apa yang Tuhan janjikan dalam kehidupan kita. Pasti Tuhan akan genapi, tapi sekali lagi jangan pernah memakai cara kita agar tujuan itu tercapai. Biarlah cara Tuhan terjadi.

Kesimpulan: Dari sikap-sikap yang ditunjukkan baik dari Esau maupun Yakub terhadap janji Tuhan, dapat kita simpulkan bahwa, kita harus lebih mengejar hal-hal yang bersifat kekal dan jangan pernah menukarkannya dengan hal-hal yang bersifat sementara, seperti kita menukarkan kehidupan kekal dengan hal-hal yang bersifat duniawi dan biarlah Tuhan dengan caranya menggenapi rencana/Janji Tuhan dalam kehidupan kita
Altar call: saya mengajak kita semua, membuat suatu keputusan, apakah kita mau seperti Esau yang merelakan berkat rohani demi kesenangan duniawi atau seperti Yakub yang merelakan hal-hal duniawi demi berkat Rohani.? Biarlah keputusan yang kita ambil adalah merupakan komitmen kita sehingga tidak ada di antara kita yang meninggalkan iman percaya yang olehnya kita memperoleh keselamatan dengan kesenangan duniawi.

No comments:

Post a Comment