Wednesday 19 July 2017

Prinsip Hermeneutik ; Menafsirkan Kitab Nabi-Nabi

Hasil gambar untuk Hermeneutik Roy b Zuck
Sumber

KITAB – KITAB PARA NABI
*      Bila Taurat harus dipahami sebagai “Syarat-Syarat Perjanjian Bagi Israel, maka nabi bertugas untuk “Menyelenggarakan Perjanjian itu di Israel”
*      Kitab-kitab para nabi cukup sering sulit dimengerti karena banyak yang salah paham tentang “fungsi” dan “bentuknya”
*      Arti nubuat sebenarnya adalah mengumumkan masa depan (yang dekat) dengan Israel (dan bangsa-bangsa lain di sekitarnya) sehingga kadang-kadang masa itu telah berada di belakang kita.
*      Karena itu fungsi pokok dari para nabi adalah berbicara atas nama Allah (juru bicara Allah) kepada orang-orang sejaman dengan mereka, maka kita perlu memperhatikan latar belakang sejarah mereka.  Kitab-kitab nabi yang lebih panjang biasanya berisis kumpulan firman yang diucapkan (tidak sekaligus dan kadang kronologis, serta kita perlu berusaha mencari tahu batas-batas kotbahnya)
*      Fungsi nabi-nabi di Israel adalah:
1.       Pengantara (yang mengingatkan) dalam pelaksanaan perjanjian/covenat
2.       Berita para nabi tidak berasal dari dirinya sendiri, tetapi dari Allah (ada panggilan ilahi)
3.       Berita para nabi itu sebenarnya bukan barang baru (sebab telah ada di lima kitab Taurat), namun disajikannya dalam kado  baru  yang secara menarik mengingatkan para pendengarnya kepada Taurat
*      Dalam menjalankan tugas eksegesis perhatikanlah berikutt ini:
1.       Kita membutuhkan alat bantu penafsiran
2.       Konteks historis luas (jaman tahun 760-460 SM) yang sarat dengan: pergolakan politik, militer, sosial, ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya; ketidaksetiaan rohani dan takpedulikan Taurat Musa; serta perubahan besar dalam penduduk dan batas-batas nasional.
Konteks historis khusus: waktu penyampaian pesan dna pendengar.
3.       Berpikirlah dari segi nubuat dan adakanlah pemisahan berita nubuat yang  tersendiri (pisahkanlah kotbah satu dengan yang lainnya dan coba temukan garis besar pokok pokok pikirannya)
4.       Ada 3  bentuk ucapan nubuat yang paling lazim, yaitu:s
·         Penuntutan perkara: Allah sebagai penggugat dan Israel sebagai tergugat
·         Firman celaka/malapetaka:
§  Konteksnya: perkabungan kematian
§  Urut-urutannya: pengumuman – alasan - nubuat binasa
·         Firman janji keselamatan: berisi petunjuk perubahan yang cukup radikal di masa depan sebagai masa berkat
5.       Para nabi sering memakai puisi sebagai sarana penyampaian pesan supaya lebih menarik dan lebih mudah diingat/dihafal oleh para pendengarnya.  Kenalilah sifat-sifat khas puisi Ibrani.
*      Dalam menjalankan tugas eksposisi, ada beberapa saran berikut:
1.       Para nabi adalah peramal bagi masa depan mereka sendiri.  Jangna abaikan konteksnya, maksud penulisannya, gaya bahasanya, dan penyusunan katanya. Ada perspektif ganda dalam penggenapannya
2.       Nubuat dan arti kedua (sensus plenior) hanya merupakan hak bagi para penulis PB, karena mereka diiilhami sedangkan kita hanya diterangi (iluminasi).
3.       Karena para nabi memperhatikan baik tentang benar/tidaknya umat Allah dalam hal kepercayaan (ortodoksinya) maupun hal perilaku/tindakan (ortopraksi), maka kita pun harus memperhatikan keduanya.
4.       Bahasa eskatologi sering bersifat kiasan.  Contoh Yehezkiel 37 sebenarnya berbicara tentang kebangkitan Israel (ay.12-14)


No comments:

Post a Comment