![]() |
Sumber |
KITAB – KITAB PARA NABI
![*](file:///C:/Users/NBM/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/NBM/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/NBM/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/NBM/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/NBM/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
1.
Pengantara (yang mengingatkan) dalam pelaksanaan
perjanjian/covenat
2.
Berita para nabi tidak berasal dari dirinya
sendiri, tetapi dari Allah (ada panggilan ilahi)
3.
Berita para nabi itu sebenarnya bukan barang
baru (sebab telah ada di lima kitab Taurat), namun disajikannya dalam kado baru
yang secara menarik mengingatkan para pendengarnya kepada Taurat
![*](file:///C:/Users/NBM/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
1.
Kita membutuhkan alat bantu penafsiran
2.
Konteks historis luas (jaman tahun 760-460 SM)
yang sarat dengan: pergolakan politik, militer, sosial, ekonomi yang belum
pernah terjadi sebelumnya; ketidaksetiaan rohani dan takpedulikan Taurat Musa;
serta perubahan besar dalam penduduk dan batas-batas nasional.
Konteks historis khusus: waktu penyampaian pesan dna pendengar.
3.
Berpikirlah dari segi nubuat dan adakanlah
pemisahan berita nubuat yang tersendiri
(pisahkanlah kotbah satu dengan yang lainnya dan coba temukan garis besar pokok
pokok pikirannya)
4.
Ada 3
bentuk ucapan nubuat yang paling lazim, yaitu:s
·
Penuntutan perkara: Allah sebagai penggugat dan
Israel sebagai tergugat
·
Firman celaka/malapetaka:
§
Konteksnya: perkabungan kematian
§
Urut-urutannya: pengumuman – alasan - nubuat
binasa
·
Firman janji keselamatan: berisi petunjuk
perubahan yang cukup radikal di masa depan sebagai masa berkat
5.
Para nabi sering memakai puisi sebagai sarana
penyampaian pesan supaya lebih menarik dan lebih mudah diingat/dihafal oleh
para pendengarnya. Kenalilah sifat-sifat
khas puisi Ibrani.
![*](file:///C:/Users/NBM/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
1.
Para nabi adalah peramal bagi masa depan mereka
sendiri. Jangna abaikan konteksnya, maksud
penulisannya, gaya bahasanya,
dan penyusunan katanya.
Ada perspektif ganda dalam
penggenapannya
2.
Nubuat dan arti kedua (sensus plenior) hanya
merupakan hak bagi para penulis PB, karena mereka diiilhami sedangkan kita
hanya diterangi (iluminasi).
3.
Karena para nabi memperhatikan baik tentang
benar/tidaknya umat Allah dalam hal kepercayaan (ortodoksinya) maupun hal
perilaku/tindakan (ortopraksi), maka kita pun harus memperhatikan keduanya.
4.
Bahasa eskatologi sering bersifat kiasan. Contoh Yehezkiel 37 sebenarnya berbicara
tentang kebangkitan Israel (ay.12-14)
No comments:
Post a Comment