Friday 14 July 2017

Prinsip Hermeneutik : cara Menafsirkan Hikayat-hikayat Perjanjian Lama

Hasil gambar untuk Hermeneutik Roy b Zuck
Sumber

HIKAYAT-HIKAYAT PERJANJIAN LAMA

*      Mencakup: Kejadian, Yosua, Hakim-Hakim, Rut, 1-2 Samuel, 1-2 Raja-Raja, 1-2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, sebagian Daniel, Yunus dan Hagai
*      Hikayat Alkitab adalah cerita tentang Allah; lakon utamanya adalah Allah sendiri.  Sehingga hikayat-hikaya itu bun bertujuan untuk menceritaka cerita tentang orang-orang yang pernah hidu pada jaman PL, namun apa yang Allah lakukan terhadap atau melalui orang-orang ini.  Pesannya terdapat pada keseluruhan unit cerita.
*      Hikayat-hikayat tingkat perorangan membentuk kesatuan sejarah umat Allah (Israel), dan sejarah uamat Allah dilengkapi dengan sejarah lain-lain membentuk kesatuan sejarah keselamatan Allah yang dilaksanakanNya melalui karya ciptaanNya
*      SEPULUH PRINSIP MENAFSIR HIKAYAT
1.       Hikayat PL tidka secara langsung mengajar doktrin
2.       Hikayat PL biasanya menjelaskan doktrin-doktrin yang diajarkan sebagai satu dasar pikiran di tempat lain
3.       Hikayat PL mencatat apa yang terjadi, bbukan apa yang seharusnya telah terjadi atau apa yang setiap waktu harus terjadi.  Oleh karena itu tidak semua hikayat mengandung suatu nasihat tersendiri yang dapat dikenal
4.       Apa yang orang lakukan di dalam hikayat tidakklah selalu menjadi contoh  yang baik bagi kita.  Contoh: Daud dan Musa
5.       Kebanyakan tokoh dalam Hikayat PL bukanlah contoh yang sempurna di dalam tindakan mereka.
6.       Tidak selalu diberitahukan pada akhir hikayat bahawa apa yang terjadi itu baik atau buruk.  Diharapkan bahwa kita mampu menilai hal itu berdasarkan apa yang telah ajarkan kepada kita secara langsung dan pasti dalam Alkitab.
7.       Semua hikayat bersifat selektif dan tidak lengkap. Tidak semua seluk beluk yang relevan selalu diberikan (bandingkan Yohanes 20:25).  Yang muncul dalam hikayat adalah segala sesuatu  yang menurut pendapat pengarang yang diilhami itu penting untuk kita ketahui
8.       Hikayat itu tidka ditulis untuk menjawab setipa pertanyaan kita yang berhubungan dengan teologi.  Hikayat memiliki tujua khusus yang terbatas dn membicarakan pokok pokok tertentu, serta membiarkan pokok pokok lain dibahas di tempat lain dengan cara yang lain.
9.       Hikayat bisa mengajar secara eksplisit (dengan menyatakan sesuaut dengan jelas) atau implisit (dengan menunjukkan sesuatu dengan jelas tanpa benar-benar menyatakannya
10.   Dalam analisa terakhir, Allah menjadi pahlawan dalam semua hikayat Alkitabiah.

*      6 kesalahan yang lazim dalam menafsirkan  hikayat adalah:
1.       Mengalegorikannya (menganggap sebagai penuh arti tersembunyi sehingga dicoba direka-reka maknanya)
2.       Dekontekstuaalisasi (meniadakan/mengabaikan hubungan konteks)
3.       Memilih dan menyaring (kata-kata khusus untuk dijadikan sebagai pusta perhatian)
4.       Pengggabungan yang salah (comot sana, comot sini)
5.       Menjelaskan kembali apa yang sudah jelas untuk berarti lain
6.       Mencari otoritas di luar kanon
*      Cerita TIDAK SAMA DENGAN laporan
*      Mengapa Allah memakai cerita-cerita dalam PL?

Dalam kemahatahuanNya, Allahmengenal bahwa bangsa Israel/yahudi kelak akan menjaga tradisi nasionalnya secara oral/lisan, sehingga hikayat/cerita telah menjadi alat yang sangat efektif untuk menjaga kelestarian iman dan kepercyaan kepadaNya.

No comments:

Post a Comment