Yesus Sebagai Manusia
Sejak
abad ke-18 para pengarang Teologi barat mempertanyakan kepercayaan penulis PB
itu benar. Mereka mempertanyakan apakah penulis PB menulis sebuah fiksi. Bahkan
orang skeptis ekstrim berpikir penulis PB sedan menulis fiksi. Penyelidikan
akan dimulai dari Yesus sebagai manusia. Sangat penting untuk memahami ajaran
penulis PB dengan memperhatikan Yesus sebagai manusia. Namun dalam penyelidikan
ini jangan sampai hanya memandang Yesus hanya sebagai manusia.
Yesus sebagai manusia sejati
Dalam
kitab Injil kita mengenal tiga gambaran tentang Yesus dari Nazaret. Markus
lebih memusatkan perhatiannya Yesus sebagai manusia. Matius dan Lukas berpusat
pada permulaan kehidupan Yesus sebagai manusia hal ini dilihat dari catatan
mengenai kelahiran Yesus. Dari ketiga Injil
sinoptik menganggap baptisan Yesus adalah awal dari pelayanan-Nya. Baptisan ini
bermaksud untuk memperlihatkan kesamaan Yesus untuk memperlihatkan Yesus dengan
orang yang datang dibaptis. Perbedaannya adalah saat Yesus selesai dibaptis
karena ada suara dari sorga yang membedakan dari orang yang ada disitu. Yesus
juga pernah dicobai, pencobaan ini menggambarkan bahwa Yesus sama seperti
orang-orang pada umunya yang mengalami pencobaan-pencobaan moral. Semua kitab Injil menggambarkan Yesus dengan
latar belakang orang Yahudi bersama dengan ahli taurat dan orang farisi. Dalam kitab-kitab Injil menggambarkan
kehidupan Yesus sebagai manusia dengan manusia-manusia yang lain saat itu,
kitab Injil juga mencatat pergumulan yang dialami Yesus ketika di getsemani. Meskipun
Yesus digambarkan dalam manusia sejati tetapi ada perbedaan hakiki antara Yesus
dengan manusia yang lain, hal ini digambarkan dari kekuasaan Yesus atas hukum
taurat, dan juga melalui kuasa yang dilakukan Yesus.
Tulisan
Yohanes lebih menceritakan dari sisi keilahian Yesus yang mengawali kitab ini
dengan keberadaan Yesus sebelum segala sesuatu. Namun Yesus juga digambarkan
dalam sisi manusia juga, Yesus digambarkan memiliki perasaan yang sama dengan
manusia yang lain. Yesus dikatakan merasa lelah (Yohanes 4:6), Yesus terharu
dan menangis (11:33-35) Yesus merasa susah hati (12:27) dan setelah
kebangkitannya Yesus menyediakan makanan diatas api arang (21:9). Yohanes
memberikan kesaksian bahwa Logos menjadi manusia. Yesus sebagai manusia yang
adalah manusia yang unik. Tanda kemanusiaan Yesus mungkin digunakan untuk
menyeimbangkan penekanan pada sisi keilahian Kristus. Ketika Yesus digambarkan
dalam sisi kemanusiaannya inilah yang menjadi permasalahan. Yesus yang digambarkan
dalam sisi manusia yang sejati menjadi diremehkan.
Menurut
Kisah Para Rasul Yesus diperkenalkan dalam percakapan mereka. KPR 2:22 Yesus disebutkan dengan sebutan “Yesus
dari Nazaret” yang telah ditentukan dan dinyatakan dengan mukjizatnya yang luar
biasa (kesembuhan KPR 3:6). Nama Yesus orang nazaret digunakan untuk para
penuduh yang melawan Stefanus (6:14), digunakan oleh Petrus dalam khotbahnya
kepada Kornelius (10:38). Dari setiap penggunaan ini terlihat bahwa Yesus dalam sejarah pernah hidup sebagai manusia di
desa Nazaret. Namun perlu diketahui bahwa Kisah Para Rasul ini lebih berfokus
kepada kemuliaan Yesus yang tertinggi.
Kesaksian
Paulus sebenarnya tidak menaruh minat pada sisi kemanusiaan Yesus. Paulus
memahami bahwa Yesus adalah keturunan Daud (Roma 1:3) Yesus dilahirkan dari
seorang perawan dibawah hukum Taurat (Gal 4:4) Paulus mengetahui keluarga Yesus,
terlihat ketika menyebut Yakobus sebagai saudara laki-laki Yesus (Gal
1:19). Paulus tidak memberikan gambaran
secara langsung tentang pribadi Yesus.
Namun paulus sadar akan pribadi Yesus yang digambarkan dari kelembutan Yesus.
Pengaruh yang terdalam terhadap Kristologi Paulus adalah kebenaran-Nya yang
tidak berdosa (2 Kor 5:21). Paulus juga sudah pasti mendapat pengetahuan yang
sangat luas terhadap pribadi Yesus sebagai manusia. Beberapa perikop dalam
surat Paulus menekankan kemanusiaan Yesus dalam sejarah. Diantaranya
dihubungkan dengan yang lain, dalam Roma 5:12 Yesus sebagai manusia seperti
Adam. Yesus digambarkan yang sulung diantara banyak saudara. Memang harus
diakui bahwa Paulus lebih banyak menekankan sisi keilahian Yesus. Namun bagian
tentang kemanusiaan Yesus tetap ada, Filipi 2 dikatakan Yesus mengambil rupa
seorang hamba. Semua yang dilakukan Yesus dalam dunia ini terbatas dengan rupa
dirinya yang sebagai hamba. Dalam surat-surat penggembalaan pengantara antara
Allah dengan sebagai manusia Kristus Yesus
(1
Tim 2:5). Keterangan Yesus sebagai
manusia disebutkan sepintas lalu saja, ini menggambarkan minat Paulus untuk
menekankan pada sisi kemanusiaan Yesus sangat sedikit.
Dalam
Surat Ibrani 13 Yesus digambarkan sebagai Anak Allah yang ditinggikan, tetapi
dalam surat ini juga menggambarkan pada sisi kemanusiaannya. Yesus digambarkan
lebih rendah dari malaikat pada misi-Nya Ia lebih memperhatikan manusia bukan
malaikat (Ibrani 2:9,16) Memiliki darah daging seperti saudaranya (2:14), dalam
daging Ia mengalami pencobaan (2:18; 4:15). Surat Petrus Yesus sebagai manusia
sejati diterima sebagai hal yang benar. Kematiannya dikhususkan untuk menebus
dosa manusia. Dalam penderitaan di kayu salib Yesus menderita sebagai manusia.
Dalam
kitab Wahyu hanya ada sedikit penekanan pada sisi kemanusiaan Yesus. Wahyu
menggambarkan Yesus serupa dengan anak manusia. Kemanusiaan Yesus juga muncul
dalam gambaran Anak domba yang terluka.
Yesus sebagai manusia yang tidak berdosa.
Dalam Injil sinoptik tidak ada catatan
khusus mengenai pernyataan Yesus yang tidak berdosa. Yesus tidak pernah membuat
pengakuan dosa, Ia memanggil orang-orang untuk bertobat. Saat dibaptiskan Yesus
memiliki tujuan untuk menggenapkan seluruh kebenaran. Yesus menunjukkan
penolakan kepada yang jahat, ketika Ia menghardik Petrus “enyahlah iblis” itu
berarti Yesus memperlihatkan reaksi yang tajam terhadap kehadiran iblis.
Pernyataan seorang pemuda yang mengatakan guru yang baik ini menjadi masalah. Yesus
mengatakan hanya satu yang baik yaitu Allah, sepertinya ini memperlihatkan
seolah-olah Yesus tidak baik. Yesus sebenarnya ingin menegaskan supaya ada
pengakuan dari pemuda ini sehingga penghormatan yang diberikannya memiliki
dasar yang benar. Dalam tulisan Yohanes tidak ada yang secara langsung untuk
menyatakan ketidakberdosaan Yesus. Meskipun Yesus menuduh orang farisi
“iblislah bapamu” tetapi kalimat ini juga diikuti dengan tantangan siapa yang
dapat membuktikan aku berdosa. Yesus juga memberikan pernyataan yang
mengejutkan seolah-olah Yesus terlihat congkak. Saat Yesus berkata “Akulah
ternag dunia” tetapi ini diikuti dengan tindakannya yag mendukung dari
perbuatannya. Dalam surat Yohanes terdapat ungkapan yang jelas bahwa Yesus
tidak berdosa (1 Yoh 3:5) “didalam Dia tidak ada dosa”. Dalam Kisah Para Rasul
ketidak berdosaan Yesus digambarkan secara tidak langsung. Dalam surat ibrani
ketidak berdosaan Yesus tidak dibahas, namun disini ditegaskan bahwa Yesus
tidak berdosa. Petrus juga menyatakan bahwa Yesus tidak berdosa namun Ia
menanggung semua dosa-dosa manusia sehingga manusia mati terhadap dosa dan
hidup untuk kebenaran.
Makna Teologis ketidak berdosaan Yesus.
Alkitab
memandang kejatuhan manusia merupakan penyelewengan, ketidak berdosaan Yesus
menggambarkan keadaan manusia yang ideal menurut Allah. Ketidak berdosaan Yesus
terletak pada hubungan inkarnasi. Keyakinan dalam Perjanjian baru adalah Yesus
sebagai manusia sejatidan tanpa dosa. Meskipun banyak yang mendiskusikan
bagaimana Yesus masuk dalam keeadaan manusai tetapi tidak memiliki
kecenderungan untuk berbuat dosa. Seandainya Yesus terlahir dalam diri manusia
yang berdosa juga akan menggambarkan Yesus sebagai mansuia yang sejati, tetapi
juga yang kurang sejati. Ketidakberdosaan sama halnya dengan ketaatan, ketidak
berdosaan Yesus sama dalam hal kehendak Allah yang sempurna sama juga dengan
kehendak Yesus yang sempurna. Ketidak berdosaan Yesus dapat diartikan bahwa Yesus
tidak dapat berdosa (preccare non potuit)
atau ia tidak berbuat dosa (potuit non
preccare).
Mesias
Gelar-gelar
Yesus dapat dibagi secara sederhana, baik itu yang mengandung atau tidak
mengandung pengertian Mesianis. Kata Mesias dalam konteks ini mengandung arti
tokoh pembebas. Mesis berasal dari kata ibrani dan yunani yang berasal dari
kata Kristus (yang diurapi). Perlu kita ketahui konsep Mesianis dalam konsep
mereka. Mereka menganggap Yesus adalah Mesias dan mereka begitu giat untuk
memberitakannya pada orang lain. Dalam Perjanjian Lama banyak disebutkan
tentang masa keMesiasan yang akan datang. Memang istilah Mesias tidak muncul
secara tersendiri ada banyak kata yang merangkaikan seperti Mesias Tuhan (Yaitu
yang diurapi Tuhan). dapat dikatakan dalam PL sedang mempersiapkan jalan bagi Mesias
sehingga banyak perikop PL mengenai Mesias dikutip dalam PB. Pengharapan
tentang Mesias memiliki bentuk yang berbeda dan yang paling menonjol mengenai
Raja keturunan Daud. Kitab Injil sinoptik memberikan informasi mengenai Mesias
atau pengharapan mereka akan Mesias.
Yohanes
mencatat bahwa mruid-murid mencari seseorang yang dapat mereka akui sebagai Mesias.
Diantara orang samaria pengharapan akan datangnya Mesias adalah pengharapan yang
umum. Ada kepercayaan umum dari mereka bahwa Mesias akan datang dan mengadakan
tanda-tanda yang dapat membuat orang percaya. Namun mereka berpikir tentang Mesias
dalam hal politik. Disini kita bisa
melihat pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Kristus. Anggapan kepada Mesias
politik ternyata membuat Yesus enggan memakai gelar itu sehingga menyuruh
mereka diam. Berbeda dengan Injil sinoptik, Yohanes menyebutkan dua kejadian
tertentu untuk menyebutkan Yesus sebagai Mesias. Istilah penggunaan Mesias
digunakan dalam peristiwa Andreas yang menyampaikan pada Petrus “kami telah
menemukan Mesias”.
Peristiwa
penyebutan Mesias juga diceritakan saat perempuan samaria. Yang perlu diketahui
minat Yohanes menuliskan kitab Injil ini adalah supaya para pembacanya percaya
bahwa Yesus adalah Kristus (Yoh 20:31). Didalam suratnya, gelar Mesias telah
diterima dengan tegas. Yohanes menyebutkan menerima Yesus sebagai Mesias adalah
bagian yang hakiki dalam iman Kristen (1 Yoh 5:1).
Pentakosta
menjadi puncak dalam penegasan bahwa Yesus adalah Mesias (Kis 2:36) hubungan
antara ketuhanan dan kemesiasan itu sangat penting. Pada masa kristen mula-mula
pengajaran dirangkaikan dengan tema Yesus adalah Mesias. Rasul-rasul menganggap
ini adalah misi mereka.
Paulus
memberikan penjelasan bahwa Kristus telah menjadi nama sendiri. Roma 9:5 adalah
contoh pemakaian kata Khristos yang
memiliki arti Mesias. Pengenalan akan peran mesias dalam pertobatannya
merupakan peranan yang terpenting. Kristen yang mula-mula tentu sudah sering
mendengar dengan kata Yesus adalah mesias.
Cara
yang dipakai oleh Paulus sangat berbeda, ia mengembangkan sendiri konsep
tentang mesias dengan konsep yang baru dengan didasari oleh penggenapan dalam
Kristus Yesus yang telah bangkit. Surat 2 Petrus dan Yudas tidak memberikan
banyak keterangan, tetapi yang perlu diketahui disini banyak sekali penggunaan
kata “Yesus Kristus”, dalam kitab Wahyu gelas untuk Yesus Kristus hanya
terdapat tiga kali (Anak Domba), permusuhan antara Kristus dan iblis adalah
permusuhan antara Mesias dan anti Mesias. Pengertian tentang Mesias mendasari
iman orang Kristen, konsep mengenai penggenapan akan datangnya Mesias itu
sangat penting, dengan Ia memberikan jawaban kepada murid-murid Yohanes pembaptis
dengan kutipan dari PL membuat orang dengan mudah mengenal Yesus sebagai
Mesias.
Gelar Anak Daud erat kaitannya dengan Mesias.
Gelar ini dapat ditelusuri dari 2 Sam
7:16. Janji merupakan dasar nubuat yang berhubungan dengan kerajaan Mesias.
Kitab apokaliptik memberikan penjelasan bahwa benih dari Mesias akan datang
dari keturunan keluarga Daud, karena itu agama Yahudi sangat yakin bahwa Mesias
akan datang yang erat dengan hubungannya dengan Daud. Penelusuran ini dapat
dilihat dari silsilah yanga ada dalam injil sinoptik. Bukti utama bahwa gelar
anak Daud digunakan oleh orang banyak terdapat dalam injil Matius. Menurut
Matius Yesus disebut Anak Daud (Mat 9:27; 12:23). Kisah yang dicatat Markus
menggambarkan juga bahwa Yesus adalah keturunan Daud (Mark 11:9), dalam Matius
lebih jelas lagi “hosana bagi Anak Daud” (Mat 21:15). Dalam Kisah Para Rasul ada pernyataan yang
tegas mengenai asal Yesus dari keturunan Daud. KPR 2:34 Yesus dikenal khususnya
sebagai Tuhan dari Daud.
Gelar Hamba Allah
Gelar
hamba Allah tidak pernah digunakan oleh Yesus dan penulis kitab Injil. Konsep
Hamba Allah ini berasal dari Perjanjian Lama dalam kitab Yesaya. Ungkapan dalam
bahasa Yunani pais theou berarti Anak
Allah atau Hamba Allah. Hamba Allah juga dihubungkan dengan arti Mesias, namun hanya
ditemukan dalam bentuk kata benda yaitu hambaKu dan hal ini pembicaranya adala
Allah. Dalam kitab injil sinoptik ada bukti yang memandang Yesus sebagai Hamba
Allah. Dalam Matius 8:17 merupakan penggenapan akan Yesaya 53:4, kutipan ini
mencerminkan kesadaran Matius bahwa Yesus menggenapi nubuat Mesias. Yesus
menyatakan sendiri bahwa Ia menggenapi nubuatan dalam Yesaya, namun Yesus
memperlihatkan cara penggenapan ini dalam satu atau lain cara digenapi di dalam
Dia. Nubuat yang disampaikan Yesus tentang penderitaan memang tidak terlalu
mengarah pada Hamba (Markus 9:12) tidak benar jika dikatakan penderitaan Yesus
itu harus dikaitkan dengan posisi Yesus sebagai Hamba. Dalam Kitab Injil
Yohanes Yesus dikatakan sebagai Domba Allah, ini adalah penggenapan dalam kitab
Yesaya, hamba dalam kitab Yesaya dikatakan sebagai seekor anak domba (Yes
53:7).
Dalam
zaman kehidupan Rasul sepertinya masyarakat Kristen menjelaskan kepercayaan
mereka yang kuat akan Yesus sebagai Hamba dengan kitab Yesaya. Dalam Kisah Para
Rasul ini memperlihatkan bahwa konsep Yesus sebagai hamba itu tepat bagi
mereka. Dalam Roma 4:25; 8:32-34, terdapat konsep nyanyian Hamba. Disana
dijelaskan bahwa Yesus menderita karena menanggung dosa-dosa kita. Namun yang
perlu diingat meskipun ada catatan ini tetapi pada pokok ini tidak digunakan
dalam kristologi.
Keterangan
lebih langsung mengenai konsep Yesus sebagai Hamba yang menderita terdapat
dalam 1 Petrus 2:21-25. Sisini sepertinya Petrus merubah susunanya namun
terlihat bahwa Petrus teringat juga dengan konsep dalam Yesaya. Konsep hamba
yang menderita ini memiliki peranan yang penting dalam kristologi. Gelar yang
didapatkan ini sesuai dengan pandangan bahwa Yesus maupun orang-orang mengakui
bahwa Yesus sebagai hamba.
Anak Manusia.
Sebutan
untuk anak manusia ini mungkin saja berasal dari pndangan Yesus sendiri
mengenai identitasnya, sebutan dari masyarakat Kristen, hanya mengarah kepada
sebutan Anak Manusia yang akan datang, dan mengarah kepada kehidupan Yesus. Ada
banyak teori dari arti gelar anak manusia ini.
Perlu
diketahui bahwa Yesus sendiri memakai gelar itu, sebutan ini juga sering
dipakai untuk menyebut Yehezkiel, tetapi hal ini tidak berhubungan dengan injil
sinoptik. Penegasan penggunaan gelar anak manusia harus melihat sebutan menurut
pokoknya. Anak Manusia menegaskan kuasa-Nya dalam mengampuni dosa. Juga tentang
penderitaan yang akan dialami oleh Anak Manusia dan yang terakhir tentang
pengagungan Anak Manusia pada masa yang akan datang. Arti gelar anak manusia
ini adalah: menurut injil sinoptik sebutan ini hanya digunakan oleh Yesus
sendiri, penulis kitab injil menganggap sebutan ini sangat penting sehingga
mereka mencatat banyak contoh penggunaan kata tersebut, penyataan bahwa jemaat
yang menghubungkan dengan gelar itu tidak sesuai.
Dalam
injil Yohanes pernyataan yang penting adalah Malaikat yang turun naik kepada
Anak Manusia. Percakapan anatara Yesus dan Nikodemus berisi dua sebutan Anak
Manusia. Injil Yohanes mencatat pernyataan tentang asal usul Anak Manusia.
Keberadaan Anak Manusia ini dicatat sebelum segala sesuatu ada. Anak Manusia
ini dicatat memiliki kuasa yang sejajar dengan kuasa yang dilakukan oleh Allah.
Anak Manusia memiliki kuasa untuk memberikan hidup kepada orang yang mau
percaya.
Gelar Tuhan
Sebutan
Kurios dalam injil sinoptik sering dihubungkan dengan maksud penghormatan.
Memang ada contoh penggunaan kata (ho
kurios) yang digunakan untuk menyebut Yesus. Pemakaian kata ho kurios ini digunakan untuk menyebut
Yesus setelah kebangkitannya.
Dalam
kitab Injil Yohanes menggunakan pola dasar penggunaan kurios itu secara non-teologis sebelum kebangkitan dan secara
teologis sesudah kebangkitan. Tiga kali Yohanes menggambarkan Yesus sebagai ho kurios (Yoh 4:1; 6:23; 11:2) contoh
yang paling mencolok setelah kematian adalah ketika Tomas mencolokkan jarinya
dan pengakuan Tomas untuk menyebutkan Yesus sebagai Allah (Yoh 20:8).
Dalam
kisah para rasul yang paling penting disini adalah khotbah Petrus pertama kali.
Ungkapan Petrus dalam khotbahnya menyatakan bahwa Yesus sebagai Allah “Yesus yang telah kamu salibkan itu telah
menjadi Tuhan dan Kristus”(Kis 2:36).
Paulus
menghubugkan Yesus dengan Tuhan. ungkapaan maranatha dalam I Kor 16:22 berasal
dai bahsa Aram yang artinya Tuhan kami, datanglah!. Dalam Roma 10:9b dikatakan
bahwa keselamatan tersedia bagi orang yang menbgakui (homologeses) bahwa Yesus adalah Tuhan.
Dalam
surat Yakobus terkenal dengan kurangnya sebutan Yesus Kristus namun terdapat
hal yang sangat penting dengan penggunaan Tuhan Yesus Kristus (Yak 1:1; 2:1)
hal ini sama juga dipakai dalam surat Yudas dan juga 2 Petrus.
Dalam
kitab Wahyu gelar ini biasa dipakai untuk Allah. Tetapi dalam hal berbeda gelar
ini juga dipakai untuk Kristus.
PERISTIWA-PERISTIWA
KRISTOLOGIS
Kelahiran
dari anak dara dalam injil sinoptik, dalam injil Luksa dengan jelas
memberitahukan bahwa Maria akan mengnandung dan melahirkan anak laki-laki. Cara
mengandunganya Maria berbeda dengan wanita pada umumnya, cara pengandungan ini
berasal dari campur tangan langsung dari Roh Kudus, Malikat menjelaskan bahwa
Maria akan mengandung bukan dari cara yang insani tetapi dikandung dari Roh
kudus.
Kisah
yang ditulis oleh Matius sama sekali tidak bergantung pada Lukas. Namun dengan
kebenaran yang sama mendukung bahwa Yesus dilahirkan dari seorang dara Maria.
Matius juga mecatat bahwa Yesus dikandung dari Roh Kudus. Bahkan Matius
mengutip dari Perjanjian Lama Yesaya mengenai anak dara yang mengandung dan
melahirkan anak laki-laki, Imanuel (Mat 1:23; Yes 7:14).
Ada
juga ahli yang keberatan dengan pandangan bahwa Yesus dilahirkan dari dara
Maria. Pandangan ini dapat dikecam sebagai pandangan metodologis. Namun bukti
ini tidak bisa diterangkan karena tidak ada penulis alkitab yang menyatakan
bahwa Yesus lahir bukan dari dara Maria. Sehingga pandangan yang tidak setuju
ini tidak akan memiliki dasar untuk tidak percaya pada hal ini.
Dalam
injil Yohanes juga tidak mencatat bahwa Yesus dilahirkan dari anak dara Maria.
Namun dari Yohanes ini akan mendapat pengertian bahwa Yesus lahir dari inkarnasi
dari Logos. Penyajian Yesus sebagai Anak Allah dalam injil Yohanes memerlukan suatu
keterangan dari asal usulnya. Dalam hal ini biasanya orang menggunakan Yohanes
1:12-13 untuk menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ada isu yang dianggap
sebagai penolakan secara langsung dari kelahiran Yesus dari seorang anak dara.
Namun hubungan ini tidak bisa menjelaskan dengan pasti karena hal ini
berhubungan dengan penolkan terhadap kemesiasan Yesus. Dalam surat-suratnya
Yohanes menyebutkan bahwa orang-orang Kristen lahir dari Allah. Walaupun hal
ini digambarkan untuk kelahiran secara rohani.
Dari
keterangan Paulus tidak ada pokok yang secara jelas menyatakan hal-hal ini.
Dalam Roma 1:3 disini berbicara tentang kelahiran anak yang dilahirkan menurut
daging dipernakkan dari keturunan Daud. Dalam Galatia dikatakan bahwa Yesus
lahir dari seorang perempuan dan disini digambarkan cara kehairan Yesus yang
berbeda dengan kelahiran orang-orang biasa.
Kebangkitan.
Pemberita
mula-mula orang kristen merasakan ketakutan untuk memberitakan bahwa Yesus yang
disalibkan itu bangkit dari antara oang mati (Kis 2:24). Pada saat Yesus masih
bersama dengan mereka muridnya tidak mengerti dengan maksud ucapan Yesus itu.
Petrus menunjuk kepada PL dam mendukung pernyataannya bahkan dukungan atas
kebangkitan Mesias. Disamping itu kebangkitan Mesias sangat penting dengan
ketetapan yang dibuat oleh Petrus pada saat orang memerlukan pengganti dari
Yudas yang telah menghianati Yesus. Alsanya sangat jelas yaitu dalam riwayat
selanjutnya terdapat dalam kisah para rasul yang memberikan pernyataan mengenai
kematian Yesus yang segera disusul oleh pemberitaan kebangkitannya.
Dalam
injil sinoptik Yesus sendiri menubuatkan apa yang akan terjadi atas dirinya.
Yesus mengatakan bahwa Ia akan dibangkitkan dari antara orang mati, dan
mempertimbangkan kembali dengan pemberitaan dalam PL mengenai misinya. Ketiga
injil sinoptik yang menuliskan nubuat tentang kematian Yesus juga dihubungkan
dengan nubuatan tentang kebangkitannya dari antara orang mati. Sedangkan Matius
dan Lukas memberikan penjelasan yang lebih jelas lagi bahwa pada hari yang
ketiga Yesus akan bangkit.
Hal
yang sangat penting disini adalah bahwa setelah kebangkitan Yesus menjelsakan
secara terperinci bahwa Ia bukan hanya harus menderita tetapi Ia harus bangkit
dari antara orang mati pada hari yang ketiga (Lukas 24:45-46).
Dalam
peristiwa kebangkitan fakta bahwa Yesus mati itu diterima oleh semua ahli,
gagasan mengenai seorang mesias yang harus mati tidak diterima oleh semua orang
karena mereka berpikir dalam konsep mesias yang politik, sehingga tidak
mengherankan jika murid-muridnya melarikan diri saat Yesus disalib. Semua kitab
injil memberikan kesaksian mengenai kubur yang kosong. Semua penampakan setelah
kebangkitan dicatat sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi.
Dalam
dua perikop besar dalam Kristologi Filipi 2 dan Kolose 1 kebangkitan memang
tidak disebutkan secara langsung. Tetapi tema pengagungan menyatakan
kebangkitan Yesus itu secara tidak langsung. Menurut bagian ini ketuhanan akan
diakui oleh semua orang. Dan hal ini tidak ditujukan kepada Kristus yang mati.
Kebangkitan secara khusus disebutkan dalam Kolose 2:12; 3:1 dan disana juga
disebutka dengan orang yang percaya kepada Dia. Penempatan kebangkitan sebagai
pusat dalam surat Paulus benar-benar sesuai dengan apa yang tercatat dalam
kitab Kisah Para Rasul.
Dalam
surat ibrani kebangkitan Yesus hanya terdapat sedikit keterangan langsung
mengenai kebangkitannya. Namun penyajian mengenai Yesus sebagai Imam besar ini
dihubungkan setelah kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Fakta bahwa
Kristus melalui kematiannya memusnahkan dia yaitu, iblis yang berkuasa atas
maut dan membebaskan mereka yang berada dalam perhambaan rasa takut kepada
maut. Surat ibrani ini diakhiri dengan ucapan berkat yang hapir berbentuk
penegasan . ucapan ini berpusat pada Dia yang telah membangkitkan Yesus dari
antara orang mati untuk menjadi gembala agung.
Pentingnya
kebangkitan dalam kristologi adalah kontribusi yang diberikan bagi pengertian
kita mengenai pribadi dan pekerjaan Kristus. Kita hanya dapat percaya bahwa
Kristus yang sudah ada sebelum segala sesuatu itu telah menjadi manusia. Jika
kebangkitan merupakan peristiwa yang sungguh terjadi kalau tidak demikian maka
kita harus memilih antara dua kemungkinan tentang pribadi Yesus. Pertama Yesus
adalah makhluk ilahi yang tidak pernah menjadi manusia sejati. Yang kedua
seorang manusia yang bukan makhluk ilahi yang mati dan yang tidak pernah
bangkit.
Kebangkitan
juga menghubungkan Pribadi Kristus dengan pekerjaan-Nya. Kebangkitan merupakan
ungkapan kepuasan Allah dengan apa yang telah dilakukan Kristus. Karena itu
sangat jelaslah bahwa kebangkitan sangat diperlukan untuk keselamtan manusia.
Kenaikan
Dalam
injil sinoptik hanya Lukas saja yang mencatat peristiwa penampakan setelah
kebangkitan Yesus. Dan didalamnya tidak mencatat secara langsung tentang
kenaikan Yesus, walaupun didalamnya . beberapa orang melihat ada kesamaan
antara kisah Lukas mengenai pengagungan Yesus di atas gunung dan kenaikannya.
Bagian dari Markus juga mencatat peristiwa tentang kenaikan Yesus secara
singkat. Tetapi bagian penutup ini dianggap bukan tilisan dari Markus,
kelihatannya bagian ini berkaitan dengan tulisan Lukas. Dalam Kitab Matius
diceirtakan bahwa Yesus menjanjikan akan memberikan kuasa kepada murid-Nya
setelah kebangkitannya. Paulus menegaskan secara langsung atau secara tidak
langsung bahwa Yesus telah Naik kesurga. Dalam surat penggembalaan terdapat
juga suatu pernyataan bahwa Yesus telah naik Kesurga.
As claimed by Stanford Medical, It's really the one and ONLY reason women in this country get to live 10 years more and weigh on average 42 pounds lighter than us.
ReplyDelete(And by the way, it has NOTHING to do with genetics or some hard exercise and absolutely EVERYTHING around "HOW" they eat.)
BTW, What I said is "HOW", not "what"...
CLICK on this link to find out if this quick questionnaire can help you release your true weight loss possibilities