Wednesday 28 August 2019

Contoh Khotbah Pragmatis: Ikuti aku! I Petrus 5:3



 Ikuti aku! I Petrus 5:3

Mendapat kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin tentu merupakan sebuah kesempatan yang sangat menyenangkan. Banyak hal dan pengalaman yang akan didapatkan oleh seseorang apabila ia menjdi seorang pemimpin. Memang hal ini tidak berlaku bagi semua orang, tetapi mereka yang memiliki bakat dan minat dalam hal ini akan setuju dengan prnyataan ini. Bisa mempegaruhi dan memberikan teladan kepada orang lain dan dilakukan itu adalah hal yang sesuatu banget. Tapi untuk mereka yang tidak memiliki minat dalam hal ini akan menganggap hal ini sebagai suatu beban yang sangat berat. Yang menjadi permasalahannya adalah dewasa ini, pemimpin-pemimpin yang ada hanya mau memimpin (menyuruh dan memerintah  saja) tanpa mau melakukan apa yang diperintahkannya. Jika hal ini terus dilakukan maka pepatah Jawa: Jarkoni (isa ngajar ora isa ngelakoni) berlaku bagi pemimpin itu. Lalu apakah yang harus kita lakukan terhadap pemimpin yang tidak dapat menjadi teladan?  

Jalan Keluar yang diusulkan:
·         Dengarkan saja perintahnya
Bila pemimpin kita menyuruh kita untuk melakukan sesuatu, sebagai seorang bawahan, hal yang harus dilakukan hanyalah menaatinya. Yaa walaupun itu bukan merupakan satu hal yang mudah untuk dilakukan. Setiap orang dengan egonya masing-masing akan mengatakan “siapa sih lo, enak banget nyuruh-nyuruh mulu”. Sebenarnya reflek setiap orang ketika mendengar suatu perintah yang secara khusus ditujukan kepadanya pasti akan dengan alaminya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Walaupun mungkin terkesan tidak sungguh-sungguh dalam mendengarkannya, tapi itu hanyalah casingnya saja. Karena setiap orang yang mendapat suatu perintah atau mandat akan merasa bertanggung jawab atas perintah tersebut. Selain daripada itu, saat kita mendengarkan perintah pemimpin kita, kita akan diberi label sebagai orang yang baik, karena mau mendengarkan perintah orang lain. Dengan demikian, adalah sebuah hal yang baik bila kita mau mendengarkan perintah orang lain dengan sugguh-sungguh.
·         Lakukan perintahnya tanpa berpikir macam-macam karena pikiran itu pasti membuat kita untuk tidak melakukannya
Manusia biasanya melakukan apa yang sedang ada dipikirannya. Manusia biasanya melakukan apa yang menurutnya menyenangkan dan yang mudah diterima di pikiran. Suatu perintah baru yang diterima seseorang biasanya akan diproses terlebih dahulu dengan kesadaran. Tetapi apabila seseorang memikirkan perintah itu dengan waktu yang cukup lama dan mempertimbangkan terlalu lama, akan memancing seseorang untuk berpikir lebih keras. Berpikir keras yang dimaksud adalah berpikir siapa yang menyuruh, apa yang diperintahkan dan apa manfaatnya bagi saya yang mengerjakan.
Bila kita berpikir demikian, kita akan ingat bahwa pemimpin itu tidak melakukan apa yang diperintahkannya juga, maka ia tidak akan mau melakukannya. Padahal kalau kita tidak melakukannya kita juga akan membuat diri sendiri menjadi malas dan membunuh inisiatif kita. Jika tidak ada hal yang dilakukan dan terlalu banyak pertimbangan, maka “penyakit” (malas) yang satu ini akan mudah menyerang, merajalela dan membunuh diri kita sendiri.
Hikmat Alkitab                      :
·         Amsal 5:7 -Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, janganlah kamu menyimpang dari pada perkataan mulutku.-
Amsal mengingatkan kepada kita untuk berhati-hati dalam melakukan sesuatu hal. Untuk dapat berhati-hati dalam melakukannya, Amsal juga telah menasihatkan untuk mendengarkan dengan seksama. Salomo dengan bijaknya memberikan sebuah peringatan kepada setiap kita terhadap setiap perintah yang diberikan kepada kita, kita dengarkan dengan baik-baik. Karena dengan itulah, kita akan menjadi bijak dalam mengambil keputusan. Segala apa yang diperintahkan oleh atasan kita, oleh pemimpin kita, kita harus belajar untuk mendengarkannya dengan seksama, dengan sungguh-sungguh. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh beda dengan mendengarkan sambil lalu. Dan Amsal memberikan nasihat untuk mendengarkan perintah itu dengan sungguh-sungguh karena Amsal juga mengatakan bahwa mendengarkan perintah dan nasihat itu dapat menuntun orang menjadi orang yang bijak. Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan. (Ams 19:20)
·         Kolose 3:23 -Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.-
Firman Tuhan mengingatkan kepada setiap kita untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan kepada kita dengan kesungguhan hati dan dengan ketulusan. Semua ini dikerjakan seperti sedang melakukan perintah itu untuk Tuhan bukan untuk manusia, walaupun secara nyata memang hal tersebut dilakukan untuk manusia. Paulus mengingatkan kita untuk selalu melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan. Ini berarti kita harus melakukan segala apa yang “diperintahkan” kepada kita dengan kesungguhan dan ketulusan hati, tanpa memandang siapa yang menyuruhnya.

Menjawab Pertanyaan         : (Cara mengatasi pemimpin yang tidak bisa jadi teladan)

Pemimpin yang tidak dapat menjadi teladan harus diingatkan oleh orang yang dipimpinnya dengan tindakan yang dapat dijadikan sebagai contoh. Menjadi teladan bagi orang lain adalah sebuah kebanggaan.
Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. (I Timotius 4:12)
·         Ketaatan kepada pemimpin juga menyiratkan takut akan Tuhan
·         Sikap yang sungguh-sungguh untuk melakukan sesuatu adalah  kesenangan bagi Tuhan
·         Menjadi teladan bagi orang yang lebih “tinggi” merupakan sebuah suatu kebanggaan.
Aplikasi                                  :
·         Taatlah kepada pemimpin! karena itu berarti kita takut akan Tuhan.
·         Bersungguh-sungguhlah untuk melakukan segala sesuatu karena itu untuk Tuhan.
·         Jadilah teladan bagi semua orang, termasuk bagi pemimpin yang tidak dapat menjadi teladan!

No comments:

Post a Comment