Tinjauan Teologis Mengenai Ajaran Gereja Mormon Tentang Baptisan Bagi Orang Mati Berdasarkan 1 Korintus 15:29
STT Berea Salatiga |
BAB I PENDAHULUAN
Sejarah
gereja mencatat bahwa banyak aliran sesat atau yang lebih dikenal dengan Bidat
yang berkembang dan mempengaruhi kehidupan kekristenan. Aliran sesat (sering
disebut bid’ah atau bidat) dalam suatu agama sudah ada sejak agama tersebut
berdiri.[1]Menurut
DR. H. Berkhof dan DR. I.H. Enklaar, “Bidat ditinjau dari sudut Historis adalah
persekutuan Kristen (yang kecil) yang dengan sengaja memisahkan diri dari
Gereja besar dan ajarannya menekankan Iman Kristen secara berat sebelah,
sehingga teologianya dan praktek kesalehannya pada umumnya membengkokkan
kebenaran Injil.[2]
Gereja
pada awalnya mengalami ancaman-ancaman baik dari luar maupun dalam, dan dari
dalam sendiri muncullah bidat-bidat yang dengan sengaja memutarbalikan
kebenaran itulah yang dialami oleh rasul-rasul saat menyampaikan Injil dan
sampai sekarang ini. Dan ada dua kelompok bidat yang paling menonjol dalam PB.
Pertama, kelompok Gnostik Yahudi (Kol.2: 8-23) dan Dosetisme (1Yoh.4: 2,3 dan 2
Yoh.7).[3]Masih
banyak lagi bidat-bidat atau ajaran sesat yang terus muncul dan mempunyai
pengaruh yang cukup kuat sampai sekarang ini yang terus berkembang dengan
memakai nama Kristen salah satunya adalah Gereja Mormon, dan dalam paper ini
penulis ingin memaparkan ajaran dari Gereja Mormon[4]
tentang Baptisan orang mati yang memutarbalikan kebenaran Alkitab, oleh sebab
itu ajaran tersebut akan dilihat dari sudut pandang Alkitab sehingga dapat
disimpulkan bahwa ajaran dari Gereja Mormon adalah ajaran sesat.
BAB II PENGAJARAN MORMONISME
Sejarah Gereja Mormon
Gereja
Mormon atau The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints (Gereja Orang-orang
Kudus dari Yesus Kristus pada Akhir Zaman) didirikan oleh seorang yang bernama
Joseph Smith Lahir di Vermont pada tahun 1805,[5]Pada
tahun 1829 Joseph Smith dan Oliver Cowdey menerima penyampaian imamat Harus
dari Yohanes Pembaptis melalui penumpangan tangan. Kemudian mereka juga
dikunjungi tiga rasul (Petrus, Yakobus dan Yohanes) untuk diserahi imamat
Melkisedek. Berdasarkan hal itu, Joseph Smith pun mulai mengumpulkan pengikut.[6]
Smith
mengklaim pada tahun 1823 bahwa dia telah dikunjungi oleh seorang malaikat
Kristen bernama Moroni yang berbicara kepadanya tentang teks Ibrani kuno yang
telah hilang selama 1.500 tahun.[7]Setelah
ditemukan, ia melihat di atas lempengan emas tersebut tertulis huruf-huruf
Mesir. Untuk menerjemahkan huruf-huruf tersebut, ia mendapat bantuan
"URIM" dan "TUMIM" (dua batu undian yang ada dalam tutup
dada pernyataan keputusan pada baju "efod" yang dipakai imam dan
dipergunakan untuk mencari tahu kehendak Allah) (Keluaran 28:30), yang dipinjam
dari malaikat, setelah menerjemahkan, malaikat mengambil kembali lempengan-
lempengan emas tersebut[8]
Selama
enam tahun berikutnya, Smith mendiktekan terjemahan bahasa Inggris dari teks
ini kepada istri dan ahli-ahli Taurat lainnya, dan pada tahun 1830 Kitab Mormon
diterbitkan. Pada tahun yang sama, Smith mendirikan Gereja Kristus - yang
kemudian dikenal sebagai Gereja Yesus Kristus dari Orang Suci Zaman Akhir - di
Kota Fayette.[9]
Selain
Alkitab[10]
Gereja Mormon juga mempunyai kitab-kitab yang lain atau sumber-sumber yang
dipercayai merupakan tulisan suci yaitu:[11]
·
Kitab
Mormon , buku yang Joseph Smith nyatakan telah diterjemahkan dari lemping emas,
berisi sebuah cerita tentang migrasi orang Israel ke Dunia Baru di zaman kuno,
dan populasi selanjutnya di benua ini. Ini menggambarkan kunjungan Yesus
Kristus kepada keturunan migrasi itu beberapa ratus tahun kemudian. Keturunan
tersebut dikatakan sebagai penduduk asli Amerika modern, Joseph Smith mengklaim
kitab ini sebagai “kitab yang paling benar” di dunia (the most correct of any
book on earth) sebab diterjemahkan dengan kuasa Allah.[12]
·
Ajaran
& Perjanjian mengandung apa yang dikatakan hilang dan
"dipulihkan" doktrin dan perjanjian yang hilang atau dihapus dari
Alkitab. (Gereja LDS mengajarkan bahwa Alkitab telah dikorupsi oleh penerjemah
dan transkripsi ceroboh).
·
Pearl
of Great Price, kitab suci terkecil, berisi berbagai dokumen historis, termasuk
sejarah Joseph Smith dan penglihatannya. Buku ini juga berisi buku yang
disengketakan berjudul "Kitab Abraham" yang dikatakan sebagai
terjemahan beberapa gulungan papirus Mesir yang Joseph Smith dapatkan dari agen
barang antik. Buku ini terdiri dari tiga belas pokok utama kepercayaan kaum
Mormonisme.[13]
Agama
tersebut dengan cepat mendapatkan orang-orang yang baru bertobat, dan Smith
mendirikan komunitas Mormon di Ohio, Missouri, dan Illinois. Namun, sekte
Kristen itu juga banyak dikritik karena praktiknya yang tidak ortodoks, seperti
poligami, dan pada tanggal 27 Juni 1844, Smith dan saudaranya dibunuh di sel
penjara oleh seorang massa anti-Mormon di Carthage, Illinois. Dua tahun
kemudian, penerus Smith, Brigham Young, memimpin eksodus Mormon yang teraniaya
dari Nauvoo, Illinois, menyusuri jalan kereta barat untuk mencari kebebasan
beragama dan politik. Pada bulan Juli 1847, 148 pelopor Mormon awal mencapai
Lembah Utah di Great Salt Lake. Saat melihat lembah itu, Young menyatakan,
"Inilah tempatnya," dan para perintis memulai persiapan untuk puluhan
ribu pendatang Mormon yang akan mengikuti mereka dan menetap di sana.[14]
Kontradiksi Antara Alkitab dan Kitab Mormon
Ada sejumlah kontradiksi antara Alkitab dan Kitab
Mormon yaitu:[15]
Kitab Mormon
|
Alkitab
|
Keselamatan
adalah dengan anugerah dan perbuatan. 2 Nefi 25:23
|
Keselamatan
adalah dengan anugerah saja. Efesus 2: 8 & 9
|
Kejatuhan
manusia adalah bagian penting dari rencana Allah. 2 Nefi 2: 23-25
|
Kejatuhan
manusia adalah pelanggaran terhadap perintah Tuhan. Roma 5: 12-14
|
Yesus
lahir di Yerusalem. Alma 7:10
|
Yesus
lahir di Betlehem. Matius 2: 1
|
Injil,
Gereja, dan Kekristenan ada sebelum masa Kristus (di Amerika).
2
Nefi 26:12
|
Injil,
Gereja, dan Kekristenan mulai mengikuti masa Kristus.
Matius
16:18
|
Anak-anak
terlahir tanpa dosa.
Moroni
8: 8
|
Anak-anak
dilahirkan dengan dosa asal.
Mazmur
51: 5
|
Imam
tidak perlu menjadi orang Lewi.
2
Nefi 5:26 (Lehi berasal dari suku Yusuf.)
|
Imam
hanya bisa melalui keturunan Harun, seorang Lewi.
Bilangan
3: 9-10
|
Pada
penyaliban Kristus, ada tiga hari kegelapan. Helaman 14:27
|
Pada
penyaliban Kristus, ada tiga jam kegelapan. Lukas 23:44
|
Di
menara Babel, orang-orang Yared memiliki bahasa terpisah yang menghindari
kebingungan bahasa.
Eter
1: 34-35
|
Di
menara Babel ada satu bahasa, yang kemudian dibingungkan oleh Tuhan.
Kejadian
11: 1
|
Doktrin Gereja Mormon tentang Baptisan Orang Mati
Salah
satu sakramen yang harus dilakukan untuk memperoleh keselamatan adalah
pembaptisan.[16]
Menurut gereja Mormon bahwa baptisan sesungguhnya adalah … perpindahan, atau
kebangkitan dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya—kehidupan dalam dosa ke
kehidupan yang rohani.[17]Pembaptisan
dengan pencelupan untuk pengampunan dosa yang dilaksanakan ketika orang sudah
mampu untuk bertanggungjawab atas tindakan mereka mulai usia 8 tahun dan orang
yang membaptiskan harus memiliki wewenang dari Allah, yang disebut "Imamat
Harun" dalam teologi gereja.[18]
Cara
Pembaptisan orang mati itu dilaksanakan kira-kira sebagai berikut pertama-tama
ditentukan siapa di antara mereka itu yang akan dibaptis, yang ditentukan itu
bisa saja sanak keluarga dan bisa juga orang lain yang dianggap patut
diselamatkan, lalu dipilihlah di antara warga mormon untuk mewakilinya, wakil
itu harus terlebih dulu membersihkan diri, lalu mengenakan pakaian putih,
kemudian diselenggarakan baptisan itu di dalam bait suci, orang (wakil) itu
diselamkan ke dalam bak yang bersandar di atas punggung (patung) 12 ekor labu
jantan, lalu kitab Injil dibacakan. Bila upacara itu selesai dipastikanlah
bahwa orang mati yang bersangkutan telah menerima Injil dan karena itu telah
selamat.[19]
Pembaptisan
tidak dapat dilakukan dengan cara lain apa pun selain pencelupan terhadap
seluruh tubuh di dalam air, untuk alasan-alasan berikut:[20]
1.
Ini
adalah lambang kematian, penguburan dan kebangkitan Yesus Kristus, dan semua
orang lain yang menerima kebangkitan.
2.
Pembaptisan
juga merupakan kelahiran dan lambang kelahiran seorang anak ke dalam dunia ini.
3.
Pembaptisan
sesungguhnya adalah, dan juga lambang kebangkitan, perpindahan, atau
kebangkitan dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya—kehidupan dalam dosa ke
kehidupan yang rohani.
Baptisan
adalah penting bagi keselamatan di dalam Kerajaan Allah. Dalam Perjanjian Baru
bahwa pembaptisan bagi orang mati dilakukan pada masa Rasul Paulus (lihat 1
Korintus 15:29). Praktik ini telah dipulihkan bersama dengan pembentukan Gereja
Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Nabi Joseph Smith pertama kali
mengajarkan tata cara pembaptisan bagi orang mati saat memberikan khotbah
pemakaman pada bulan Agustus 1840. Dia
membaca banyak dari 1 Korintus 15, termasuk ayat 29, dan mengumumkan bahwa
Tuhan akan mengizinkan para anggota Gereja untuk dibaptiskan atas nama para
teman dan kerabat mereka yang telah meninggalkan kehidupan ini. Dia memberi
tahu mereka “rencana keselamatan diperhitungkan untuk menyelamatkan semua yang
bersedia mematuhi persyaratan hukum Allah”[21]
BAB III
EKSEGESIS 1 KORINTUS 15: 29 MENGENAI BAPTISAN ORANG MATI
Latar Belakang Kitab 1 Korintus
Paulus Mendirikan gereja di Korintus
pada perjalanan penginjilannya yang kedua. 1 Korintus seperti yang ketahui
sekarang ditulis dari Efesus atau dari suatu tempat lain dekat Efesus (1
Korintus 16:8).[22]
Surat itu dikirim 55 M.[23]
Surat Korintus yang pertama ini ditulis untuk membalas surat dari jemaat
Korintus itu sendiri. Selain itu Rasul Paulus juga sudah mendapatkan laporan
tentang keadaan jemaat di Korintus dari Apolos, dan dari beberapa orang yang
lain, Khususnya dari keluarga Kloe, surat ini ditulis untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang terjadi di dalam jemaat Korintus, dan untuk menjawab
semua perlawanan guru-guru palsu yang mengacaukan jemaat itu dan yang menentang
hak kerasulan Paulus.[24]
Pada
saat Paulus menulis suratnya, ia mendapat laporan dari keluarga Kloe bahwa ada
perselisihan di antara jemaat Korintus ( 1 Kor 1:11), kenyataannya bahwa dalam
jemaat Korintus sendiri ada berbagai kelompok-kelompok Kristen yang begitu
fanatis yaitu:[25]
·
Kelompok Paulus terdiri dari kaum
Libertini yang menganggap bahwa setelah
hidup dalam kekristenan dan menerima Injil mereka merdeka dan dapat hidup
sesukanya tanpa menaati hukum Perjanjian Lama (I Kor. 5:1-13).
·
Sedangkan Kelompok Kefas, terdiri dari
kaum Legalistik (Ke-Yahudi-an) yang membangkitkan persoalan tentang jenis-jenis
makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan oleh orang-orang Kristen (I Kor.
8-9) dan merujuk pada sikap Asketisme (pengekangan diri).
·
Kelompok Apolos, terdiri dari kaum
Filsuf yang mengatakan bahwa mereka memiliki semacam hikmat (Gnosis) yang lebih
unggul dari yang disampaikan oleh Paulus.
·
Dan kelompok Kristus, terdiri dari kaum
Mistik, yang menghendaki hubungan langsung dengan Kristus, sama seperti
hubungan mistik yang telah mereka alami langsung dengan dewa-dewa agama Misteri
dari Timur.
Selain kelompok-kelompok Kristen yang
mempunyai pemimpin-pemimpin tersendiri, ternyata perselisihan juga terjadi
antara antara orang Yunani dan Yahudi, orang Yunani yang memang sangat gemar
berkecimpungan dalam dunia ilmu
pengetahuan menyombongkan tafsiran menurut filsafat tentang Kristus, sedangkan
orang-orang Yahudi menganjurkan gagasannya bahwa orang-orang Yunani tidak dapat
menjadi Kristen jika tidak mentaati Taurat Musa.[26]
Latar
Belakang Kota Korintus
Kota
Korintus terletak di pusat wilayah yang sekarang disebut Yunani, kota Korintus
adalah kota yang makmur di teluk Korintus.[27] Sebagai
ibu kota Provinsi Akhaya, Korintus menjadi kota kosmopolitan, pusat
perdagangan, kota pelabuhan[28]
sebagai pintu gerbang ke Roma (Barat) dan Teluk Saronik (Timur), pusat
keragamaan agama, pusat pertemuan untuk pertemuan para intelektual Asia dan
Eropa (aliran Gnostik).Penduduknya sebagian besar orang Romawi, tapi ada juga
yang berasal dari negeri sekitar Laut Tengah. Dan kota Korintus juga merupakan pusat
pertemuan untuk pertemuan para intelektual Asia dan Eropa (aliran Gnostik).[29]
Analisa
Konteks
Konteks
Dekat
Teks I Korintus 15:29 berada dalam satu
topik pembahasan dalam I Kor. 15 secara keseluruhan yang membahas tentang
Kebangkitan, yang dimulai dengan penjelasan mengenai kebangkitan Yesus yang
historis, maka kebangkitan Yesus inilah yang kemudian menjadi jaminan hidup
orang Kristen bahwa orang-orang Kristen pun akan dibangkitkan ketika Yesus
datang kembali.
Konteks
Jauh
Konteks
Jauh dari pasal ini adalah keseluruhan kitab 1 Korintus di mana Paulus ingin
menjawab masalah-masalah yang ditimbulkan karena perpecahan dalam jemaat ( 1
Kor 1:10-4:21) masalah moral dalam jemaat ( 5:1-6:20), serta menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ditulis dari jemaat Korintus kepada Paulus, termasuk
di dalamnya pertanyaan mengenai kebangkitan.
Analisa
Arti Teks
1 Kor 15:29
VEpei.
ti, poih,sousin oi` baptizo,menoi u`pe.r tw/n nekrw/nÈ eiv o[lwj nekroi. ouvk
evgei,rontai( ti, kai. bapti,zontai u`pe.r auvtw/n.......[30]
βαπτιζόμενοι
Kata βαπτιζόμενοι adalah kata kerja participle present passive nominative masculine plural(kata kerja present
pasif nominatif maskulin orang ketiga jamak) berasal dari kata βαπτίζω yang berartiuntuk mencelupkan atau dibawah.[31]
u`pe.r tw/n nekrw/n
Kata u`pe.r tw/n nekrw/n adalah kalimat preposisi yang berarti atas nama
orang mati atau bagi orang mati.[32]
Jadi baptizo,menoi
u`pe.r tw/n nekrw/n berarti
baptisan yang dilakukan bagi atau atas nama orang mati.
Ada begitu beberapa tafsiran mengenai kalimat ` baptizo,menoi
u`pe.r tw/n nekrw/n
Godet mengusulkan
bahwa "dibaptis" berarti martir dan bahwa "untuk orang mati
" berarti "untuk memasuki tempat orang mati .[33]
Menurut pandangan ini, Paulus menyebut orang-orang yang telah "dibaptis
dengan darah" (martir) dengan harapan dari kebangkitan sebagai bukti
argumennya bahwa kebangkitan itu pasti. Untuk mendukung ini, Godet mengutip
penggunaan Yesus dari βαπτίζω di Markus 10:38.Jadi tafsiran ini ingin
menjelaskan bahwa kata baptisan itu bukanlah berarti mencelupkan akan tetapi
lebih berarti martir. Sedangkan kata u`pe.r tw/n nekrw/n bukan berarti bagi atau atas nama orang mati
melainkan untuk memasuki tempat orang mati.
Murphy-O'Connor mendukung kalimat "Baptisan untuk orang mati "
adalah sebuah slogan yang digunakan oleh pembuat onar di Korintus yang menolak
kebangkitan untuk menjelaskan usaha Paulus untuk orang yang tidak tercerahkan
atau mati secara rohani . Di sini pemahaman metaforis tentang βαπτίζω menunjuk
pada pencobaan dan penderitaan Paulus untuk Injil, sementara νεκρός mengacu
pada " mati secara rohani ".[34]Ayat
itu kemudian akan diterjemahkan, "Mengapa mereka (Paulus dan rasul-rasul
lainnya) dihancurkan sementara bekerja demi yang terhilang? Jika orang percaya
yang mati tidak dibangkitkan, mengapa mereka menderita bagi orang-orang yang
terhilang?.
Akan tetapi
tafsiran seperti ini akan memunculkan kontra, karena Paulus dengan tegas atau
konsisten berbicara mengenai kebangkitan dan yang pasti “ orang mati” dalam
ayat ini lebih menunjukan mati secara
fisik bukanlah mati secara rohani, jadi jika tafsiran mengenai katabaptisan dan
bagi orang mati yang diartikan sebagai ungkapan metafora digunakan maka muncullah
ketidakkonsisten dalam penulisan Paulus dalam pasal 15.
Menurut penulis kata baptizo,menoi di
sini adalah baptisan Kristen yang diterjemahkan secara literal. Karena ini
menunjukan konsisten Paulus dalam menggunakan kata baptisan dalam
surat-suratnya, bahkan selain 1 Korintus 15:29 Paulus menggunakan kata baptisan
sebanyak 8 kali yang menunjukan arti secara harafiah sedangkan kata nekrw/n lebih berarti mati secara fisik karena
menunjukan konsisten Paulus menggunakan
kata nekrw/n
dalam 1 Korintus 15. Karena
dalam pasal 15 ini berbicara mengenai kebangkitan, otomatis kebangkitan orang
percaya yang mati secara jasmani.
Baptisan ini dilakukan
oleh sekelompok orang yang berada di Korintus bukan jemaat yang berada di
Korintus atau dilakukan oleh Paulus karena menggunakan kata ganti orang ketiga
jamak “ mereka”. jikalau praktek baptisan ini dilakukan oleh Paulus atau Paulus
menyetujui praktek ini maka sebenarnya kata ganti yang digunakan bukanlah kata
ganti orang ketiga jamak melainkan kata ganti orang pertama jamak. Jadi lebih
tepat bahwa praktek baptisan bagi atau atas orang mati ini digunakan oleh
orang-orang Korintus yaitu kaum-kaum mistik yang memandang baptisan sebagai hal
magis, karena bagi kaum mistik baptisan adalah sebagai jalan menjalin hubungan
Mistik dengan Kristus dengan menyatu dalam kematian dan kebangkitan-Nya,
sehingga orang yang telah mati pun diikutsertakan untuk upacara yang dianggap
magis ini. Kaum Mistik ini menganggap bahwa upacara itu memiliki nilai yang
lebih tinggi daripada pemahaman akan isi Injil yang diberitakan rasul Paulus.[35]
Jadi bukan Paulus menyetujui atau melakukan praktek baptisan
bagi atau atas orang mati melainkan dalam ayat 29,Paulus ingin mengungkapkan suatu argumen[36]
yaitu ketidakkonsistenan orang-orang di Korintus bila di satu pihak menjalankan
praktek “dibaptis bagi orang mati” dan di lain pihak meragukan adanya
kebangkitan orang mati,itulah yang terjadi di Korintus.
BAB IV KESIMPULAN MENGENAI BAPTISAN ORANG MATI
Kesimpulan:
Berdasarkan
ekesegesis yang dilakukan sehingga mencullah tafsiran mengenai Baptisan bagi
orang mati, maka penulis menyimpulkan bahwa apa yang diajarkan oleh Gereja
Mormon merupakan sebuah ajaran atau doktrin yang keliru atau sesat, karena
Paulus sendiri tidak membenarkan mengenai baptisan orang mati, dan jika
baptisan bagi orang mati adalah sebuah doktrin yang diajarkan oleh Paulus maka,
seharusnya ajaran tersebut akan diajarkan kepada jemaat-jemaat lain yang pernah
dilayani oleh Paulus. Tetapi pada kenyataannya tidaklah demikian.
Maksud
Paulus dengan ungkapan baptisan bagi orang mati adalah sebuah sebuah pertanyaan
yang ingin Paulus ajukan kepada orang-orang yang tidak percaya akan adanya
kebangkitan tetapi orang-orang tersebut melakukan praktek baptisan bagi orang
mati, Paulus ingin menjelaskan bahwa apa faedahnya jika itu dilakukan kalau
tidak ada kebangkitan bagi orang mati, sekali lagi penulis menekankan bahwa,
Paulus tidak pernah melakukan praktek tersebut karena sesuai dengan eksegesis
yang dilakukan dalam Bab III, kata ganti yang digunakan adalah kata ganti
“mereka” bukan “kami’.
Saran :
Penulis
ingin menyarankan bahwa untuk membuat sebuah ajaran atau doktrin dalam Alkitab
haruslah melalui proses eksegesis dengan melihat apa maksud mula-mula penulis
Alkitab, dan tidak cukup satu kasus dalam Alkitab dijadikan doktrin, seperti
yang dilakukan oleh Gereja Mormon sehingga ajaran ini dapat dikatakan ajaran
yang menyesatkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Aplikasi
Biblework V10.
Buku
———. Handbook of
Today’s Religions: Understanding The Cults. San Bernardino: Here’s Life
Publishers.
Aritonag,
Pdt.Dr. Jan.S. Berbagai Aliran di Dalam di Sekitar Gereja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1995.
Malik, Debora K. Kesatuan
dalam kepelbagaian. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.
Guthrie, Donald. Teologia
Perjanjian Baru 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.
Godet, Fredrick. Commentary
on First Corinthians. Grand Rapids: Kregel.
Halley, Henry H. Penuntun
Ke Dalam Perjanjian Baru. Surabaya: Y A K I N.
Brill, J. Wesley. Tafsiran
Surat Korintus Pertama. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.
Drane, Jhon. Memahami
Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.
Gerstner, John H. The
Theology of the Mayor Sects. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1985.
McDowell, Josh, dan Don
Stewart. Consise Guide To Today’s Religions. Raans Road: Scripture Press
Foundation, 1989cons.
Kittle, Gehard, dan
Gehard Friedrich. Theological Dictionary Of The New Testament. Vol. I.
Michigan: WM. B. Eardmans Publishing Company, 1975.
Daun, Pdt. Dr. Paulus,
M.Th. Bidat Kristen dari Masa ke Masa. Manado: Yayasan Daun Family.
Spittler, Russell P. Pertama
& Kedua Korintus. Malang: Gandum Mas, 1977.
Lumintang, Stevri I. Keunikan
Theologia Kristen di Tengah Kepalsuan. Batu: Departemen Literatur, PPII,
2010.
Marxsen, Willi. Pengantar
Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Internet
“Bab 13: Baptisan.”
Diakses 20 Februari 2018.
https://www.lds.org/manual/teachings-of-presidents-of-the-church-joseph-fielding-smith/chapter-13-baptism?lang=ind.
“BIDAT (Ajaran Sesat) -
SarapanPagi Biblika.” Diakses 19 Februari 2018.
http://www.sarapanpagi.org/bidat-ajaran-sesat-vt331.html.
“Gereja Yesus Kristus
dari Orang-orang Suci Zaman Akhir KUMPULAN ILMU BEBAS Sttbandung.” Diakses 20
Februari 2018. http://juli.sttbandung.web.id/id1/2520-2416/Gereja-Mormon_27934_juli-sttbandung.html.
Nesta, Francisca. “4
Aliran Sesat dalam Agama Kristen di Indonesia.” Tuhan Yesus, 7 November 2017.
https://tuhanyesus.org/aliran-sesat-dalam-agama-kristen.
“Mengapa orang Mormon
melakukan pembaptisan bagi orang mati? | Mormon.org.” Diakses 20 Februari 2018.
https://www.mormon.org/ind/psyd/pembaptisan-bagi-mereka-yang-telah-meninggal.
“Mormon Church
established - Apr 06, 1830.” HISTORY.com. Diakses 19 Februari 2018. http://www.history.com/this-day-in-history/mormon-church-established.
“MORMONISME -
SarapanPagi.” Diakses 20 Februari 2018.
https://www.tapatalk.com/groups/sarapanpagifr/mormonisme-t410.html.
“Scripture Reference
Guide - Bible & Book of Mormon Contradictions || Main Street Church of
Brigham City (formerly Living Hope).” Diakses 19 Februari 2018.
http://www.mscbc.org/ref_biblecontra.htm.
“The
LDS Church in Brief || Main Street Church of Brigham City (formerly Living
Hope).” Diakses 19 Februari 2018. http://www.mscbc.org/mormonism.htm.
Jurnal
Reaume,
John D. “Another Look at 1 Corinthians 15:29, ‘Baptized for the Dead’” BSAC
152:608.
[1]Francisca Nesta, “4 Aliran Sesat dalam
Agama Kristen di Indonesia,” Tuhan Yesus, diakses 14 Februari 2018,
https://tuhanyesus.org/aliran-sesat-dalam-agama-kristen.
[2]Pdt. Dr. Paulus Daun, Th.M., Bidat
Kristen dari Masa ke Masa (Manado: Yayasan Daun Family, t.t.) 6.
[3]“BIDAT (Ajaran Sesat) - SarapanPagi
Biblika,” diakses 19 Februari 2018,
http://www.sarapanpagi.org/bidat-ajaran-sesat-vt331.html.
[4]
Bidat Kristen yang di dirikan pada tahun
1830 dan berpengaruh sampai sekarang ini, banyak ajaran dari bidat ini
yang mengajarkan hal-hal di luar Alkitab.
[5]Josh McDowell, Don Stewart, Handbook
of Today’s Religions: Understanding The Cults (San Bernardino, t.t.) 83.
[6]“Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang
Suci Zaman Akhir KUMPULAN ILMU BEBAS Sttbandung,” diakses 19 Februari 2018,
http://juli.sttbandung.web.id/id1/2520-2416/Gereja-Mormon_27934_juli-sttbandung.html.
[7]John H. Gerstner, The Theology of the
Mayor Sects (Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1985) 42.
[8]“MORMONISME - SarapanPagi,” diakses 19
Februari 2018,
https://www.tapatalk.com/groups/sarapanpagifr/mormonisme-t410.html.
[9]“Mormon Church established - Apr 06,
1830,” HISTORY.com, diakses 19 Februari 2018,
http://www.history.com/this-day-in-history/mormon-church-established.
[10]Gereja
Mormon percaya Alkitab akan tetapi sejauh mana diterjemahkan dengan tepat, Joseph
Smith dan pengikutnya percaya bahwa terdapat banyak kesalahan penerjemahan
kalimat dan kata Alkitab atau sengaja diubah dari teks aslinya
[11]“The LDS Church in Brief || Main Street Church
of Brigham City (formerly Living Hope),” diakses 19 Februari 2018,
http://www.mscbc.org/mormonism.htm.
[12]Josh McDowell dan Don Stewart, Consise
Guide To Today’s Religions (Raans Road: Scripture Press Foundation, 1989)
92.
[15]“Scripture Reference Guide - Bible &
Book of Mormon Contradictions || Main Street Church of Brigham City (formerly
Living Hope),” diakses 19 Februari 2018,
http://www.mscbc.org/ref_biblecontra.htm.
[16]Stevri I. Lumintang, Keunikan
Theologia Kristen di Tengah Kepalsuan (Batu: Departemen Literatur, PPII,
2010) 446.
[17]“Bab 13: Baptisan,” diakses 20 Februari
2018,
https://www.lds.org/manual/teachings-of-presidents-of-the-church-joseph-fielding-smith/chapter-13-baptism?lang=ind.
[19]Pdt.Dr. Jan.S Aritonang, Berbagai
Aliran di Dalam di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995) 368.
[20]“Bab 13.”
[21]“Mengapa orang Mormon melakukan
pembaptisan bagi orang mati? | Mormon.org,” diakses 20 Februari 2018,
https://www.mormon.org/ind/psyd/pembaptisan-bagi-mereka-yang-telah-meninggal.
[28]
Pelabuhan-pelabuhan menjadikan pentingnya Korintus di bidang perdagangan,
Korintus sendiri juga memeliki industri pertambangan dan keramik,
pelabuhan-pelabuhan itu juga melambangkan sifat internasional dari kota itu,
dimana orang-orang Yahudi, kafir, orang Roma, bangsa-bangsa Timur, pedagang,
pemilik tanah dan budak-budak semuanya bergaul satu dengan yang lain dengan
bebasnya lihat Pertama & kedua
Korintus, Russell P. Spittler.
[30]
Biblework V10.
[31]Gehard Kittle, dan Gehard Friedrich, Theological
Dictionary Of The New Testament, vol. I (Michigan: WM. B. Eardmans
Publishing Company, 1975) 529.
[32]
Biblework V10.
[34]John D. Reaume, “Another Look at 1
Corinthians 15:29, ‘Baptized for the Dead’” BSAC 152:608 (1995).
[36]suatu argumentasi yang hanya berlaku bagi
mereka yang mempraktekkan kebiasaan itu karena praktek tersebut sudah diketahui maksudnya oleh
penulis dan penerima surat, sehingga Rasul Paulus sebagai penulis surat 1
Korintus tidak merasa perlu menjelaskan maksud ungkapan tersebut dalam suratnya
No comments:
Post a Comment