Laporan Baca
Tugas
: Hermeneutik II
Buku
: Hermeneutik
Penulis
: Roy B Zuck
Hal : 155-317
Bab
VII
Gaya
Bahasa
Seringkali
hukum tata bahasa dikesampingkan oleh pembicara dan penulis untuk menggunakan bentuk-bentuk
baru yaitu Gaya bahasa atau majas,menurut Bullinger gaya bahasa hanyalah sebuah
kata atau kalimat yang dimasukan ke dalam bentuk yang aneh,yang berbeda dari
makna atau penggunaan aslinya atau dari maknanatau penggunaan yang paling
sederhana.
Sedangkan
menurut Sterrett,Gaya bahasa adalah kata atau frasa yang digunakan untuk
menyampaikan sesuatu selain makna harfiah dan maknanya yang lazim. Seperti contoh dalam perkataan
Yohanes “Lihatlah,Anak Domba Allah”,ini merupakan gaya bahasa yang mengekspresikan
kebenaran melalui cara yang jelas dan menarik. Dan dalam Alkitab banyak
mempunyai gaya bahasa,maka sangat penting bagi kita untuk mengenalinya dan
menentukan apa yang disampaikan gaya-gaya bahasa itu.
Apa
Guna Gaya Bahasa ?
·
Gaya
bahasa memberi corak atau memperjelas.
Contoh
: Allah adalah gunung batuku ( Mazmur18:3) ini adalah cara yang jelas untuk
mengatakan bahwa Allah adalah satu-satunya penopang dan yang tidak tergoyahkan.
·
Gaya
bahasa menarik perhatian.
Contoh
: Hati-hatilah terhadap anjing-anjing (Fil 3:2),Lidahpun adalah api (Yak 3:6)
ini merupakan gaya bahasa yang membuat para pembaca langsung tergugah karena
keunikan gaya bahasanya.
·
Gaya
bahasa menjadikan gagasan abstrak lebih
konkret.
Contoh
: Di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal ( Ul 33:27) jelas lebih konkret
daripada pernyataan “Allah akan memelihara dan mendukung kamu”
·
Gaya
bahasa membantu ingatan.
Contoh
: seperti lembu yang degil ( Hosea 4:16) lebih mudah diingat dibandingkan Hosea
menulis “ Israel sangat keras kepala”.Gaya bahasa digunakan dalam banyak bahasa
karena mudah diingat dan membuat kesan yang tak terlupakan.
·
Gaya
bahasa mempersingkat sebuah pemikiran.
Contoh
: Tuhan adalah Gembalaku ( Maz 23 :1) ,dengan singkat menyampaikan banyak
pemikiran tentang hubungan Allah dengan manusia.
·
Gaya
bahasa mendorong perenungan.
Contoh
: Tetapi aku ini seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah ( Maz
52:10) gaya bahasa seperti ini membuat para pembaca berhenti dan berpikir dan
membuat kita merenungkan.
Pada umumnya,sebuah ekspresi
menggunakan gaya bahasa jika karakter ekspresi itu tidak sesuai dengan topik
yang sedang dibicarakan,atau bertentangan dengan fakta,pengalaman atau
pengamatan.
Ada
beberapa pedoman yang membantu kita dalam memerhatikan gaya bahasa :
·
Selalu
pahami sebuah ayat dalam pengertian harafianya,kecuali jika ada alasan kuat
untuk tidak melakukan ini.
·
Jika
makna harafianya adalah sebuah kemustahilan,berarti yang sedang digunakan
adalah bahasa kiasan.
·
Jika
makna harafiahnya mustahil berarti yang digunakan adalah bahasa kiasan.
·
Pahami
ayat itu sebagai bahasa kiasan jika makna harafiahnya akan menyebabkan tindakan
yang amoral.
·
Perhatikan
apakah sebuah ekspresi kiasan diikuti dengan pernyataan harfiah sebagai
penjelasannya.
·
Kadang-kadang
suatu bahasa kiasan ditandai oleh kata sifat penjelas atau kadang-kadang sebuah frasa preposisi memberi petunjuk bahwa
kata benda yang mendahulinya tidak boleh dipahami secara harfiah.
Kata
gaya bahasa tampaknya dipergunakan sedemekian rupa sehingga mempunyai arti yang
berlawanan dengan kata harfiah.akan tetapi gaya bahasa atau bahasa kiasan
adalah cara yang indah dan tidak lazim untuk menyajikan fakta-fakta harfiah dan
kiasan adalah sarana yang nyata (hidup) untuk menyajikan kebenaran harfiah.jadi
bahasa kiasan itu tidak bertentangan dengan harfiah,gaya bahasa adalah bagian
dari interpretasi harfiah.
Contoh-contoh
gaya bahasa
·
Gaya
bahasa yang mengandung perbandingan.
Banyak
gaya bahasa yang menggunkan perbandingan.gaya bahasa perbandingan juga dapat di
bagi lagi yaitu Smile ,metafora,hipokatastasis.
·
Gaya
bahasa yang mengandung substitusi
Jenis-jenis
gaya bahasa yang mengandung substitusi:
metonimia,sinekdoke,merisme,personifikasi,aontropomorfisme,antropopatisme,zoomorfisme,apostrofi,eufemisme
·
Gaya
bahasa yang menggunakan penghilangan
Jenis-jenis
Gaya bahasa yang menggunakan penghilangan :
elipsis,zegma,aposiopesis,pertanyaan
retorik.
·
Gaya
bahasa dengan pernyataan berlebihan dan mengecilkan
Jenis-jenis
Gaya bahasa dengan pernyataan berlebihan dan mengecilkan :
Hiperbola
( berlebihan) ,Litotes (mengecilkan),ironi.pleonasme.
·
Gaya
bahasa yang menggunakan ketidakkonsistenan
Oksimoron,paradoks.
·
Gaya
bahasa yang menggunakan suara.
Paronomasia,onomatopoeia.
Buku ini juga menuliskan bagaimana menafsirkan gaya bahasa :
·
Tentukan
apakah terkandung sebuah gaya bahasa.
·
Temukan
kiasan dan yang bukan kiasan dalam gaya bahasa.
·
Menyatakan
pokok perbandingan.
·
Jangan
menganggap selalu berarti sama.
·
Batasi
gambaran itu dengan logika dan komunikasi.
Perbedaan
antara Idiom dan gaya bahasa ,Idiom adalah gaya bahasa berupa sebuah ekspresi
yang asing untuk bahasa tertentu atau orang-orang tertentu di lokasi geografis
tertentu.Idiom dalam kitab suci adalah cara di mana gagasan disampaikan dalam
bahasa aslinya.
Bab VIII
Menguji Kiasan dan mengenali lambang-lambang.
Dalam kitab suci banyak mengandung
lambang-lambang atau kiasan-kiasan. Dan dalam Perjanjian lama adalah
bayangannya dan Perjanjian Baru adalah penggenapannya ,jadi kiasan di dalam
Perjanjian Lama adalah sebagai gambaran kebenaran dalam Perjanjian Baru.
Kata
kiasan akan benar-benar kiasan saat terdapat kemiripan,persamaan atau kesusuain
antara kiasan dengan penggenapannya,objek dalam Perjanjian lama yang merupakan
kiasan dari Perjanjian Baru harus mempunyai realitas historis,sebuah kiasana
harus juga mempunyai unsur predikatif atau meramalkan,adanya peninggian yaitu
penggenapan lebih besar dan lebih tinggi dari kiasan,dan kiasan juga adalah
kemiripan yang telah direncenakan Allah.
Hal-hal
yang telah disebutkan di atas juga merupakan kriteria agar sesuatu yang ada
dalam Kitab suci dapat dinyatak sebagai Kiasan.
Buku ini
juga menuliskan langkah-langkah untuk menafsirkan kiasan:
·
Menentukan
pengertian harfiah.
·
Perhatikan
pokok khusus atau pokok-pokok yang bersesuai atau mirip antara kiasan dengan
penggenapannya.
·
Perhatikan
aspek-aspek khusus dari kontras atau perbedaan dengan tujuan utuk mencegah
menjadikan unsur-unsur itu sebagai aspek dari kiasan.
·
Perhatikan
pernyataan langsung di dalam perjanjian baru yang menegaskan kembali hubungan
tipologisnya.
Sangat
penting harus memperhatikan tipologi karena untuk memungkinkan kita untuk
melihat rancangan Allah atas sejarah,ketika Dia memilih
orang-orang,kejadian-kejadian dan hal-hal tertentu di Israel untuk menggambarkan
dan meramalkan aspek-aspek Kristus dan hubungan-Nya dengan orang-orang percaya
di masa kini.
Kita
juga harus bisa memahami simbol ,karena simbol adalah Objek atau tindakan yang
diberi makna tujuan menggambarkan,bukan menyatakan ciri-ciri dari objek
lain.simbol sendiri tidak mempunyai referensi waktu,tidak mempunyai makna
simbolis karena sesuatu di dalam dirinya sendiri,sebab makna itu diberikan
kepada siimbol ,dan menjadi miliknya hanya selama digunakan sebagai sebuah
simbol.
Dalam
menafsirkan simbol-simbol kita harus memperhatikan beberapa hal di bawah ini :
·
Perhatikan
ketiga unsur yang terdapat dalam interpretasi simbolis : objek (yang meruapakan
simbol itu sendiri),referen (objek yang ditunjuk oleh simbol it),dan makna
(kemiripan antara simbol dengan referennya).
·
Ingatlah
dalam kenyataan simbol mempunyai dasarnya sendiri.
·
Tentukan
apa makna atau kemiripannya,jika ada,yang secara eksplisit disebutkan oleh teks
untuk referennya.
·
Jika
ayat tersebut tidak memberikan makna atau kemiripan dengan simbol itu ,maka
periksalah ayat-ayat lain,periksalah sifat simbol tersebut dan periksalah
ciri-ciri utama yang sama pada referen dan objeknya itu.
·
Berhati-hatilah
agar tidak memberikan ciri-ciri yang salah dari simbol kepada referennya.
·
Carilah
satu persamaan pokok.
·
Sadarilah
bahwa referennya mungkin digambarkan oleh beberapa objek.
·
Dalam
sastra nubuatan ,jangan anggap bahwa karena nubuat mengandung beberapa
simbol,segala sesuatu yang lain di dalam nubuat itu bersifat simbolis.
·
Dalam
sastra nubuat,jangan melambangkan (membuat menjadi simbol) deskripsi-deskripsi
tentang masa depan yang mungkin atau masuk akal.
Bab IX
Menyelediki Perumpamaan dan Menganalisis
Alegori.
Perumpaan adalah sejenis bahasa
kiasan yang mengunakan perbandingan.kata perumpaan sendiri berasal dari bahasa
Yunani Para ( di samping atau di
sepanjang) sedangkan Ballein(melempar).jadi cerita itu disampaikan di samping
kebenaran untuk mengilustrasikan kebenaran tersebut.para pendengar dan
pembacanya dengan merasakan perbandingan atau analogi yang ada di antara cerita
dengan kondisi mereka sendiri,didorong untuk berpikir.
Dalam
menafsirkan perumpamaan,kita perlu bertanya ,apa pokok cerita itu ?apa
kebenaran rohani yang diilustrasikan? Analogi apakah yang sedang disampaikan?.
Perumpamaan tidak pernah bersifat tidak realistis atau fiktif.
Dalam Perjanjian Baru kata parabole
digunakan sekali dalam sebuah pepatah yaitu di dalam Lukas 4:23 yang
sebenaranya diterjemahkan menjadi pepatah,banyak pepatah-pepatah yang Yesus
sampaikan dalam Perjanjian Baru dan dalam Perjanjian Lama juga terdapat
beberapa perumpamaan yang merujuk kepada cerita-cerita singkat.
Yesus sering berbicara dalam
perumpamaan karena perumpamaan memeliki tujuan yaitu menyatakan kebenaran bagi
para pengikut-Nya dan menyembunyikan kebenaran dari orang-orang luar (Markus
4:11) karena mereka memeliki sifat tertutup kepada Yesus sangat berbeda dengan
murid-murid dan pengikut Yesus yang memeliki sikap ynag terbuka sehingga mereka
bisa memahami perumpamaan yang diberikan Yesus.
Perumpamaan merupakan bentuk
komunikasi yang efektif,karena bisa membuat minat bagi para pendengar nya ,dan
mereka akan tertarik dengan cerita-cerita Yesus yang sesuai dengan kenyataan
dan juga membuat rasa ingin tahu mereka semakin besar.
Ciri-ciri
dari perumpamaan Yesus yaitu menarik karena berhubungan dengan aspek-aspek
kehidupan sehari-hari yang umum,Yesus juga menyebutkan kejadian-kejadian sosial
dalam perumpamaan-Nya,Perumpamaan Yesus mengandung ketegangan,banyak kontras
dalam perumpamaan Yesus,banyak perumpamaan yang mempunyai tiga orang tokoh
utama,atau tiga kelompok utama,di dalam perumpamaan itu terdapat banyak
konflik,terkadang dalam perumpaan ada perubahan arah yang tidak terduga,dan
ciri lain yang menarik dalam perumpamaan-perumpamaan Yesus adalah dimasukannya
percakapan langsung dan terdapat pertanyaan-pertanyaan retorik.
Dalam
menafsirkan perumpamaan,perlu diperhatikan bahwa semua perumpamaan itu dalam
hal tertentu merujuk kepada kerajaan Allah,Injil-Injil memberikan dasar yang
mantap untuk melihat perumpamaan-perumpamaan ini dalam hubungannya dengan
kerajaan atau kekuasaan Allah.
Pedoman dalam menafsirkan
perumpamaan :
·
Perhatikan
makna alamiah cerita tersebut.
Yaitu memahami sebuah ayat dalam pengertian
graatikalnya yang normal,tanpa menambahkan sesuatu ke dalam teks tersebut.
·
Tentukan
masalah,pertanyaan atau situasi yang memunculkan perumpamaan tersebut.
Yaitu dengan melihat alasan mengapa Yesus
menyampaikan perumpamaan-perumpamaan ketika Ia membantu menunjukan analogi yang
tepat diantara kejadian nyata.
Perumpamaan-perumpamaan itu dapat dikelompokan
berdasarkan sembilan kejadian atau tujuan :
ü Perumpamaan untuk menjawab
pertanyaan.
ü Perumpamaan untuk menjawab
permintaan.
ü Perumpamaan untuk menjawab
celaan.
ü Perumpamaan yang diberikan
dengan tujuan tertentu.
ü Perumpamaan tentang kerajaan
diberikan karena israel menolak Yesus sebagai Mesias.
ü Perumpamaan yang disampaikan
setelah memberikan nasihat atau prinsip.
ü Perumpamaan-perumpamaan yang
diikuti dengan nasihat atau prinsip.
ü Perumpaamaan untuk
mengilustrasikan sebuah situasi.
ü Perumpaan yang tujuannya
dinyatakan secara tersirat.
·
Tentukan
kebenaran utama yang diilustrasikan perumpamaan itu.
Yaitu dalam satu perumpamaan biasanya
menyatakan satu kebenaran rohani,meskipun tidak selalu demikian ,terkadang
Yesus memberikan perumpaan dan Yesus juga menjelaskan detail-detail dari
perumpaan itu.
·
Buktikan
kebenaran utama perumpamaan itu dengan ajaran Alkitab.
·
Perhatikan
respons sebenarnya atau yang diharapkan dari para pendengar.
Bahwa respon dari para pendengar seringkali memberikan
petujuk tentang makna perumpamaan.
Menganalisis
alegori
Alegori
adalah kisah atau gambaran kata yang mungkin sesuai atau tidak sesuai dengan
kenyataan,dengan banyak bagian secara simbolis menunjuk kepada realitas
rohani.dalam sebuah alegori pokok-pokok analoginya diberikan di sepanjang
cerita tersebut.
Perbedaan
antara perumpamaan dan alegori adalah:
perumpamaan
merupakan simile yang diperluas sedangkan alegori adalah sebuah metafora yang diperpanjang.
Perumpamaan
mempunyai satu pokok perbandingan utama sedangkan alegori mempunyai banyak
pokok perbandingan.
Dalam
menafsirkan alegori haruslah sesuai pedoman yaitu :
·
Perhatikan
pokok-pokok perbandingan yang dijelaskan atau ditafsirkan di dalam perikop
tersebut
·
Jangan
menafsirkan detail-detail yang tidak dijelaskan di dalam alegori.
·
Menentukan
pokok pengajaran utama.
Interpretasi
alegori sebaiknya jangan dicampuradukan dengan alegorisasi atau metoda
interpretasi alegoris.Alegorisasi adalah sebuah pendekatan yang mencari makna
yang lebih dalam dibandingkan makna yang tampak di dalam teks.
BAB X
Menafsirkan Nubuat
Kata nubuat berasal dari dua kata
Yunani yang berarti “Berbicara atas nama atau berbicara sebelum “ jadi nubuat
adalah berbicara dan menulis tentang kejadian-kejadian yangt belum terjadi. Dan
satu-satunya suara kepastian tentang masa depan adalah Allah sendiri,Dia
merencenakan masa depan sehingga Dia mengetahuinya.
Nubuat-nubuat
dalam Alkitab berasal dari Allah sendiri dan nubuat-nubuat itu tidak bisa
ditafsirkan menurut kehendak sendiri.Alkitab mengandung prediksi-prediksi
tentang masa depan yang hanya mungkin
diberikan oleh Allah.
Kita
harus mempelajari nubuat karena :
Nubuat
menghibur , dalam Tulisan Paulus ia menggunakan kata Parakleo yang berarti
penghiburan.
Nubuat
menenangkan,banyak Nubuat dalam Alkitab yang memberi kita ketenangan yaitu
tentang Yesus kedua kalinya.
Nubuat
membuat orang bertobat,dalam Kisah Para Rasul banyak khotbah Rasul tentang
rencana-rencana Allah untuk masa depan dan akibatnya banyak yang bertobat dan
percaya kepada Yesus.
Nubuat
menyucikan, Ketika kita menantikan kedatangan Yesus ,Alkitab mengatakan bahwa
kita harus menjaga diri kita tetap kudus tanpa bercacat dan tak bernoda.
Nubuat
meyakinkan, Kita harus meyakinkan orang untuk datang kepada Kristus dan
mendapatkan keselamatn itulah yang dikatakan Paulus.
Nubuat
menjernihkan, Nubuat Alkitab menyajikan banyak detail tentang apa yang akan
Allah lakukan di masa yang akan datang dan menyajikan pola yang harmonis
tentang program Allah di masa yang akan datang bagi gereja,dunia,orang-orang
yang tidak percaya,bangsa-bangsa dan Iblis.
Dalam Alkitab ada banyak tafsiran
tentang Eskatologi yaitu tentang kedatangan Yesus yang ke dua kali yaitu
·
Pra-milenialisma
Kata milenium berasal dari kata dalam bahasa
Latin yang berbunmyi mille : ribu,annus : tahun awalan pra berarti sebelum jadi
pra-milenialisme adalah periode 1000 tahun akan didahuli kedatangan Kristus
kembali ke bumi.
Doktrin dasar untuk pra-milenialisme adalah
sebagai berikut :
1.
Kristus
akan kembali di masa pengangkatan di akhir zaman dan akan bertahta sebagai Raja
bersama-sama dengan orang-orang kudus diatas bumi selama 1000 tahun.
2.
Di masa
ini ,bangsa Israel akan mengalami berkat-berkat yang dijanjikan Allah kepada
Abraham dan Daud berkaitan dengan tanah Israel
3.
Gereja zaman
sekarang tidak menggenapi janji-janji yang dibuat dengan Israel sebagai sebuah
bangsa.
·
Amilenialisme
Pandangan ini mengatakan bahwa tidak akan ada
kerajaan 100 tahun Kristus dibumi ,Kristus sekarang bertahta di surga dan
pandangan ini mengatakan bahwa sekarang ini kita berada di masa milenium.
·
Pasca-milenealisme
Pandangan ini mengatakan bahwa kedatangan
Kristus akan terjadi setelah milenium,Yesus tidak akan berada di bumi selama
masa kerajan itutetrapi di hati orang-orang,pandangan ini mengatakan juga bahawa
masa 1000 tahun itu tidak akan berlangsung secara harfiah selama 1000 tahun
Ketiga
pandangan diatas mengenai kedatanga Yesus dan masa kerajaan 1000 tahun memeliki
dasar-dasar Alkitab sendiri menurut tafsiran mereka dan mereka memeliki
dasar-dasar hermeneutik sendiri-sendiri.
Oleh
sebab itu sangat penting kita mempelajari bagaimana cara menafsirkan nubuat dan
dalam buku ini telah memberi kita pedoman untuk menafsirkan nubuat yaitu :
·
Ikuti
prinsip-prinsip normal sistem hermeneutik :penafsiran historis,gramatikal,pustaka.
·
Pahami
kata-kata nubuat menurut arti gramatikalnya yang normal.
·
Pertimbangan
unsur sastra,yang mengakui bahasa kiasan dan simbolis.
·
Memandang
nubuat terutama berfokus pada Mesias dan pendirian kerajaan-Nya
·
Kenali
prinsip penyingkatan.
·
Carihlah
penjelasan Allah yang sudah tercantum.
·
Carilah
nubuat-nubuat yang sudah digenapi dan nubuat-nubuat yang belum digenapi.
Dengan
mengikuti poedoman-pedoman diatas maka kita tidak akan salah dalam menafsirkan
nubuat-nubuat dalam Alkitab.
BAB XI
Penggunaan Perjanian Lama di dalam Perjanjian
Baru.
Pada bab ini menjelaskan tentang Perjanjian Lama yang
sering dikutib dalam Perjanjian Baru dan seringkali tidak secara utuh dikutib
atau tidak persis dengan apa yang ada dalam Perjanjian Lama,ini yang menjadi
pertanyaan apakah para penulis Perjanjian Baru tidak memeperhatikan Gramatikal
,historis yang normal ? dan masih banyak pertanyaan yang harus dijawab.
untuk menjawab semua pertanyaan itu pertama-tama kita
akan melihat sejauh mana kutipan Perjanjian Baru dari Perjanjian
Lama,memikirkan pemelihan kata-kata di dalam kutipan tersebut,memerhatikan
bagaimana kutipan-kutipan itu diperkenalkan dan sumber dari mana kutipan
tersebut di ambil.setelah itu kita akan memerhatikan berbagai tujuan yang
mengikuti kutipan-kutipan tersebut.kemudian akan diajukan prosedur-prosedur
yang mengiterpretasikan kutipan Perjanjian Lama di dalam Perjanjian Baru.
Banyak
para sarjana Alkitab sepakat bahwa ada sekitar 250 hingga 300 kutipan yang di
pakai oleh Perjanjian Baru ,akan tetapi masih juga banyak kutipan yang tidak
dihitung karena ada beberapa kutipan yang tidak selalu menggunakan kata-kata
persis sama.
Menurut
Nicole ada 295 kutipan terpisah dalam bukunya The Old Testament in the New
Testament dan dari jumlah itu ada 224 kutipan langsung yang didahalui dengan
kalimat “ada tertulis” atau kata “dan” ,Nicole berpendapat bahwa 295 kutipan
mengisi 352 ayat Perjanjian Baru,94 dari 278 ayat Perjanjian Lama dikutip dari
kitab-kitab Pentateukh,99 diantaranya dikutip dari kitab Nabi-nabi,juga 85
diantranya dikutip dari rulisan-tulisan.
Dengan
banyaknya kutipan yang terdapat dalam Perjanjian Baru membuktikan bahwa Penulis
Perjanjian Baru memperlihatkan kepercayaan mereka terhadap ototritas Perjanjian
Lama bahkan dalam penulis Perjanjian Baru juga menyebutkan nama Penulis
Perjanjian Lama.
Dalam
mengutip Perjanjian Lama,para penulis Perjanjian Baru sering mengubah atau
menghilangkan kata-kata,menghilangkan bagian-bagian tertentu.
Membuat
Variasi Tata Bahasa :
·
Para penulis Perjanjian
Baru kadang-kadang menukarkan kata ganti dengan kata benda,Contoh ( Mat 3:3).
·
Kadang-kadang digunakan
kata benda untuk menggantikan kata ganti,Contoh (Luks 19: 38).
·
Kadang-kadang sebuah
kata benda jamak digunakan untuk menggantikan sebuah kata benda tunggal.contoh
(Matius 13:35).
·
Kadang-kadang Penulis
mengubah sebuah kata ganti,contoh ( Mat 1:23 ).
·
Kadang-kadang sang
pembicara diidentifikasikan di dalam kutipan itu,contoh (Yoh 1:23)
·
Kadang-kadang sebuah
wacana langsung diubah menjadi wacana tidak langsung,Contoh ( Roma 9:25).
·
Di saat yang
lain,sebuah wacana tidak langsung diubah menjadi wacan langsung,contoh ( Roma
9:20).
·
Bentuk kata kerja
kadang-kadang sedikit berubah,cotnoh (Markus 10 :19).
·
Kadang-kadang sebuah
referensi umum dibuat menjadi lebih khusus dalam kutipan-kutipan Perjanjian
Baru,Contoh ( Kis 7:43).
·
Urutan klausa
kadang-kadang diubah,contoh (Luk 18:20).
·
Kadang-kadang dua
kutipan digabung menjadi satu dan dialamtkan kepada penulis Perjanjian Lam yang
lebih terkenal,contoh ( Markus 1:2-3) yang mengutip Maleakhi 3:1 dan Yesaya
40:3.
·
Kadang-kadang para
penulis Perjanjian Baru mengambil pengertian dari sebuah ayat Perjanjian Lama
secara longgar,sebagai paraphrase,Contoh ( Matius 13;35).
Menghilangkan
bagian-bagian tertentu dari Ayat-ayat.
Para
penulis kitab-kitab Perjanjian Baru kadang-kadang mempersingkat ayat-ayat
Perjnjian Lama yang mereka kutip,Contoh ( Markus 4:12).
Memberikan
Kutipan Parsial.
Kita
bisa lihat dalam Lukas 4;18-19 yaitu ketika Yesus membacadari Yesaya 61;2,Yesus
berhenti ditengah-tengah ayat dua dikarenakan saat di mana Dia melakukan
pembalasan itu itu berada di masa depan yang belum terjadi dan tidak relevan
dengan kedatanganNya yang pertama.dan kita bisa lihat contoh lain dalam Matius
21;13 dan Matius 21:5 .
Menggunakan
Sinonim.
Pada
saat Yohanis mengutip dalam kitab Yesaya ,Yohanes Pembabtis mengganti kata
jalan raya menjadi jalan,dia mengutip ayat ini sesuai konteks pendengar pada
saat itu.
Pada bab ini juga terdapat Tujuan dari
kutipan –kutpan Perjanjian Lama yaitu untuk mendukung pendapat mereka ,memberi
contoh atau ilustrasi tentang sudut pandnag mereka,serta membuat pararel antara
tulisan mereka dengan tulisan orang lain.
Oleh sebab itu ada beberapa cara yang digunakan oleh
Perjanjian Baru dalam mengutip Perjanjian Lama.
·
Untuk menunjukan
penggenapan nubuat Perjanjian Lama ( Mat 1:22-23,18:17,4:14-16 ).
·
Untuk menegaskan bahwa
yang terjadi di dalam Perjanjian Baru sesuai dengan Prinsip Perjanjian Lama
(KPR 15:15,Roma 2:23-24 ).
·
Untuk menjelaskan Pokok
yang disampaikan Perjanjian Lama ( KPR 2:16-21).
·
Untuk mendukung pokok
yang dibicarakan Perjanjian Baru ( Mat 22:32,Mrk 10:8,Roma 4:5).
·
Untuk mengilustrasikan
suatu kebenaran Perjanjian Baru ( Roma 10:16,1 Kor 1:18).
·
Memakai Perjanjian Lama
untuk kejadian atau kebenaran Perjanjian Baru ( Roma 9:15,1 Kor 9:9)
·
Untuk meringkas sebuah
konsep Perjanjian Lama ( Mat 2:23).
·
Untuk menggunakan
Terminologi Perjanjian Lama (Roma 10:18,Mat 27:46).
·
Untuk menyamakan dengan
kejadian Perjanjian Lama ( Roma 11:5,8:36).
·
Untuk menghubungkan
situasi Perjanjian Lama dengan Kristus ( Mat 2:15,17-18).
Diatas adalah 10 cara yang digunakan Perjanjian Baru
dalam mengutip Perjanjian Lama,dan yang menjadi pertanyaannya adalah apakah
Allah mempunyai maksud melebihi pengertian atau maksud orang yang
menuliskannya.kita dapat mengamati
beberapa hal berkaitan dengan pemahaman para penulis.
Para penulis kitab-kitab Alkitab tampaknya tidak
selalu dapat memahami sepenuhnya apa yang mereka tuliskan,perkembangan
pernyataan harus diketahun dan beberapa ayat mungkin tidak dikenal sebagai
nubuat sampai ayat tersebut digenapi.
Ada beberapa langkah dalam menafsirkan kutipan-kutipan
Perjanjian Lama di dalam Perjanjian Baru:
·
Selediki konteks
Perjanjian baru di mana terdapat kutipan atau alusi Perjanjian Lama muncul.
·
Selediki Konteks ayat
Perjanjian Lama di mana kutipan alusi itu muncul.
·
Jika ada perhatikan
perbedaan-perbedaan antara ayat di dalam Perjanjian Lama dengan kutipan atau
alusinya di dalam Perjanjian baru.
·
Tentukan bagaimana ayat
Perjanjian Baru menggunakan ayat Perjanjian Lama.
·
Hubungkan
kesimpulan-kesimpulan ini dengan interpretasi ayat perjanjian Baru.
Bab
XII
Menerapkan
Firman Tuhan pada Masa Kini.
Pada
bab terakhir buku ini menuliskan tentang bagaimana kita menerapkan Firman Tuhan
dalam kehidupan kita masa kini karena banyak orang Kristen yang salah
menerapkan Alkitab,mereka berpikir bahwa Isi Alkitab dan tafsiran Alkitab saja
sudah cukup tapi kita ada hal lain yang harus diperhatikan yaitu memeliki hati
yang responsive,seperti yang dikatakan oleh Marthin Luther bahwa Alkitab itu
harus dihidupkan dan dirasakan.
Banyak
pernyataan di dalam Kitab Suci yang mengatakan bahwa Alkitab diberikan kepada
kita bukanlah sekedar untuk memuaskan keingintahuan kita tentang siapakah Allah
dengan segala hal yang dilakukan oleh Allah ,pengaruh yang dimaksudkannya dalam
kehidupan dapat dilihat melalui fakta bahwa Alkitab menghakimi,melahirkan
kembali,memelihara,membersihkan,menasihati dan membimbing,mencegah
dosa,memperbarui,menguatkan ,menopang,memberi hikmat dan menyelamtkan.
Masalah-masalah
dalam penerapan Alkitab adalah soal latar budaya Alkitab yang sering kali
berbeda dengan latar budaya para penafsir Alkitab masa kini,dan setiap penulis
menuliskan kitabnya untuk pendengar tertentu atau pendengar mula-mua bagaimana
mungkin kata-kata mereka relevan dengan para pendengar masa kini? Akan tetapi
Alkitab jelas relevan karena Alkitab adalah Firman Allah,bagaimana sikap kita
terhadapanya adalah tugas penerapan Alkitab.
Pedoman-pedoman untuk penerapan Relevansi dan respon :
·
Usahakan penerapan
berdasarkan interpretasi,pastikan bahwa penerapan berasal dari interpretasi
yang baik,penerapan kita sebaiknya secara langsung didasarkan pada arti dan
relevansi tulisan kepada pendengar mula-mula.
·
Tentukan apa yang diharapkan
dari pendengar mula-mula,karena penulis pada awalnya menuliskan untuk para
pendengar mula-mula dengan situasi tertentu,pasti mereka mengharapkan sesutau
yang khusus.
·
Dasari penerapan dengan
unsur-unsur yang dimiliki para pendengar mula-mula maupun masa
kini,persamaan di antara para pendengar
mula-mula dan masa kini adalah dasar untuk penerapan yang benar.
·
Kenali cara Allah
bekerja yang berbeda pada setiap Zaman yang berbeda,karena cara Allah berurusan
dengan umat manusia berbeda dari satu masa ke masa yang lain,kita harus
menyadari perbedaan-perbedaan itu ketika kita menerapkan Alkitab.
·
Tentukan apa yang masih
berlaku untuk masa kini,kita harus berhati-hati agar tidak menggeneralisasi
segala sesuatu yang terjadi pada zaman Alkitab untuk zaman sekarang hal itu
berlaku untuk ayat-ayat naratif di dalam Alkitab.
·
Lihat prinsip yang
melekat pada teks,kadang-kadang Kitab Suci memberikan perintah khusus,peraturan
yang dikhususkan untuk semua orang percaya.
·
Anggap prinsip sebagai
Imlikasi tulisan dan sarana aplikasi,melihat prinsip dalam teks adalah langkah
yang penting untuk mengetahui apa yang sebenarnya dimaksudkan atau
diimpilkasikan di dalam Kitab Suci.
·
Tuliskan aksi-respon
spesifik,kita harus menari prinsip-prinsp dari interpretasi kita sendiri dengan
begitu itu adalah langkah awal untuk menerapkan Kitab Suci dalam hidup kita.
Kita harus yakin bahwa dalam seluruh Proses
memepelajari ,menginterpretasikan dan menerapkan Alkitab kita harus
mengandalkan Roh Kudus untuk membimbing kita ,kita harus peka terhadap apa yang
Firman Tuhan itu katakana kepada kita dengan tuntunan Roh Kudus sehingga
membuat kita dapat memehami serta dapat menerapknya karena penerapan adalah
langkah tertinggi dalam pemahaman Alkitab,ketika Firman Tuhan itu dapat
mengubah kehidupan kita ,menembus jiwa kita serta membuat kita dapat
memperbaiki aspek-aspek yang yang perlu diperbaiki.
Saya
sangat diberkati setelah membaca buku ini ,banyak hal yang harus kita
perhatikan dalam menafsirkan Alkitab dari gaya bahasa sampai ke kutipan-kutipan
,kita harus mengikuti setiap pedoman-pedoman yang telah ditulis dalam buku ini
sehingga kita tidak salah dalam menafsirkan.
Akan
tetapi dari semua yang membuat saya tersentuh ketika saya mebaca bab terakhir
,bukan bagaimana kita pintar dalam menafsirkan setiap Kitab-kitab tetapi
bagaimana kita dapat menerapkannya,itulah yang terpenting karena sebagai orang
yang percaya Firman Tuhan itu harus hidup dalam diri kita.
No comments:
Post a Comment