Sunday 19 March 2017

Laporan baca buku Hermeneutik,Roy b Zuck

Laporan Baca

Tugas     : Hermeneutik II
Buku      : Hermeneutik
Penulis   : Roy B Zuck
Hal         : 155-317

Hasil gambar untuk buku Hermeneutik,Roy b Zuck
Bab VII
Gaya Bahasa
Seringkali hukum tata bahasa dikesampingkan oleh pembicara dan penulis untuk menggunakan bentuk-bentuk baru yaitu Gaya bahasa atau majas,menurut Bullinger gaya bahasa hanyalah sebuah kata atau kalimat yang dimasukan ke dalam bentuk yang aneh,yang berbeda dari makna atau penggunaan aslinya atau dari maknanatau penggunaan yang paling sederhana.
Sedangkan menurut Sterrett,Gaya bahasa adalah kata atau frasa yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu selain makna harfiah dan maknanya  yang lazim. Seperti contoh dalam perkataan Yohanes “Lihatlah,Anak Domba Allah”,ini merupakan gaya bahasa yang mengekspresikan kebenaran melalui cara yang jelas dan menarik. Dan dalam Alkitab banyak mempunyai gaya bahasa,maka sangat penting bagi kita untuk mengenalinya dan menentukan apa yang disampaikan gaya-gaya bahasa itu.
Apa Guna Gaya Bahasa ?
·         Gaya bahasa memberi  corak atau memperjelas.
Contoh : Allah adalah gunung batuku ( Mazmur18:3) ini adalah cara yang jelas untuk mengatakan bahwa Allah adalah satu-satunya penopang dan yang tidak tergoyahkan.
·         Gaya bahasa menarik perhatian.
Contoh : Hati-hatilah terhadap anjing-anjing (Fil 3:2),Lidahpun adalah api (Yak 3:6) ini merupakan gaya bahasa yang membuat para pembaca langsung tergugah karena keunikan gaya bahasanya.
·         Gaya bahasa menjadikan  gagasan abstrak lebih konkret.
Contoh : Di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal ( Ul 33:27) jelas lebih konkret daripada pernyataan “Allah akan memelihara dan mendukung kamu”
·         Gaya bahasa membantu ingatan.
Contoh : seperti lembu yang degil ( Hosea 4:16) lebih mudah diingat dibandingkan Hosea menulis “ Israel sangat keras kepala”.Gaya bahasa digunakan dalam banyak bahasa karena mudah diingat dan membuat kesan yang tak terlupakan.
·         Gaya bahasa mempersingkat sebuah pemikiran.
Contoh : Tuhan adalah Gembalaku ( Maz 23 :1) ,dengan singkat menyampaikan banyak pemikiran tentang hubungan Allah dengan manusia.
·         Gaya bahasa mendorong perenungan.
Contoh : Tetapi aku ini seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah ( Maz 52:10) gaya bahasa seperti ini membuat para pembaca berhenti dan berpikir dan membuat kita merenungkan.
            Pada umumnya,sebuah ekspresi menggunakan gaya bahasa jika karakter ekspresi itu tidak sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan,atau bertentangan dengan fakta,pengalaman atau pengamatan.
Ada beberapa pedoman yang membantu kita dalam memerhatikan gaya bahasa :
·         Selalu pahami sebuah ayat dalam pengertian harafianya,kecuali jika ada alasan kuat untuk tidak melakukan ini.
·         Jika makna harafianya adalah sebuah kemustahilan,berarti yang sedang digunakan adalah bahasa kiasan.
·         Jika makna harafiahnya mustahil berarti yang digunakan adalah bahasa kiasan.
·         Pahami ayat itu sebagai bahasa kiasan jika makna harafiahnya akan menyebabkan tindakan yang amoral.
·         Perhatikan apakah sebuah ekspresi kiasan diikuti dengan pernyataan harfiah sebagai penjelasannya.
·         Kadang-kadang suatu bahasa kiasan ditandai oleh kata sifat penjelas atau kadang-kadang  sebuah frasa preposisi memberi petunjuk bahwa kata benda yang mendahulinya tidak boleh dipahami secara harfiah.
Kata gaya bahasa tampaknya dipergunakan sedemekian rupa sehingga mempunyai arti yang berlawanan dengan kata harfiah.akan tetapi gaya bahasa atau bahasa kiasan adalah cara yang indah dan tidak lazim untuk menyajikan fakta-fakta harfiah dan kiasan adalah sarana yang nyata (hidup) untuk menyajikan kebenaran harfiah.jadi bahasa kiasan itu tidak bertentangan dengan harfiah,gaya bahasa adalah bagian dari interpretasi harfiah.
Contoh-contoh gaya bahasa
·         Gaya bahasa yang mengandung perbandingan.
Banyak gaya bahasa yang menggunkan perbandingan.gaya bahasa perbandingan juga dapat di bagi lagi yaitu  Smile ,metafora,hipokatastasis.
·         Gaya bahasa yang mengandung substitusi
Jenis-jenis gaya bahasa yang mengandung substitusi:
metonimia,sinekdoke,merisme,personifikasi,aontropomorfisme,antropopatisme,zoomorfisme,apostrofi,eufemisme
·         Gaya bahasa yang menggunakan penghilangan
Jenis-jenis Gaya bahasa yang menggunakan penghilangan :
elipsis,zegma,aposiopesis,pertanyaan retorik.
·         Gaya bahasa dengan pernyataan berlebihan dan mengecilkan
Jenis-jenis Gaya bahasa dengan pernyataan berlebihan dan mengecilkan :
Hiperbola ( berlebihan) ,Litotes (mengecilkan),ironi.pleonasme.
·         Gaya bahasa yang menggunakan ketidakkonsistenan
Oksimoron,paradoks.
·         Gaya bahasa yang menggunakan suara.
Paronomasia,onomatopoeia.
            
 Buku ini juga menuliskan bagaimana menafsirkan gaya bahasa :
·         Tentukan apakah terkandung sebuah gaya bahasa.
·         Temukan kiasan dan yang bukan kiasan dalam gaya bahasa.
·         Menyatakan pokok perbandingan.
·         Jangan menganggap selalu berarti sama.
·         Batasi gambaran itu dengan logika dan komunikasi.
Perbedaan antara Idiom dan gaya bahasa ,Idiom adalah gaya bahasa berupa sebuah ekspresi yang asing untuk bahasa tertentu atau orang-orang tertentu di lokasi geografis tertentu.Idiom dalam kitab suci adalah cara di mana gagasan disampaikan dalam bahasa aslinya.

Bab VIII
Menguji Kiasan dan mengenali lambang-lambang.

            Dalam kitab suci banyak mengandung lambang-lambang atau kiasan-kiasan. Dan dalam Perjanjian lama adalah bayangannya dan Perjanjian Baru adalah penggenapannya ,jadi kiasan di dalam Perjanjian Lama adalah sebagai gambaran kebenaran dalam Perjanjian Baru.
Kata kiasan akan benar-benar kiasan saat terdapat kemiripan,persamaan atau kesusuain antara kiasan dengan penggenapannya,objek dalam Perjanjian lama yang merupakan kiasan dari Perjanjian Baru harus mempunyai realitas historis,sebuah kiasana harus juga mempunyai unsur predikatif atau meramalkan,adanya peninggian yaitu penggenapan lebih besar dan lebih tinggi dari kiasan,dan kiasan juga adalah kemiripan yang telah direncenakan Allah.
Hal-hal yang telah disebutkan di atas juga merupakan kriteria agar sesuatu yang ada dalam Kitab suci dapat dinyatak sebagai Kiasan.
Buku ini juga menuliskan langkah-langkah untuk menafsirkan kiasan:
·         Menentukan pengertian harfiah.
·         Perhatikan pokok khusus atau pokok-pokok yang bersesuai atau mirip antara kiasan dengan penggenapannya.
·         Perhatikan aspek-aspek khusus dari kontras atau perbedaan dengan tujuan utuk mencegah menjadikan unsur-unsur itu sebagai aspek dari kiasan.
·         Perhatikan pernyataan langsung di dalam perjanjian baru yang menegaskan kembali hubungan tipologisnya.
Sangat penting harus memperhatikan tipologi karena untuk memungkinkan kita untuk melihat rancangan Allah atas sejarah,ketika Dia memilih orang-orang,kejadian-kejadian dan hal-hal tertentu di Israel untuk menggambarkan dan meramalkan aspek-aspek Kristus dan hubungan-Nya dengan orang-orang percaya di masa kini.
Kita juga harus bisa memahami simbol ,karena simbol adalah Objek atau tindakan yang diberi makna tujuan menggambarkan,bukan menyatakan ciri-ciri dari objek lain.simbol sendiri tidak mempunyai referensi waktu,tidak mempunyai makna simbolis karena sesuatu di dalam dirinya sendiri,sebab makna itu diberikan kepada siimbol ,dan menjadi miliknya hanya selama digunakan sebagai sebuah simbol.
Dalam menafsirkan simbol-simbol kita harus memperhatikan beberapa hal di bawah ini :
·         Perhatikan ketiga unsur yang terdapat dalam interpretasi simbolis : objek (yang meruapakan simbol itu sendiri),referen (objek yang ditunjuk oleh simbol it),dan makna (kemiripan antara simbol dengan referennya).
·         Ingatlah dalam kenyataan simbol mempunyai dasarnya sendiri.
·         Tentukan apa makna atau kemiripannya,jika ada,yang secara eksplisit disebutkan oleh teks untuk referennya.
·         Jika ayat tersebut tidak memberikan makna atau kemiripan dengan simbol itu ,maka periksalah ayat-ayat lain,periksalah sifat simbol tersebut dan periksalah ciri-ciri utama yang sama pada referen dan objeknya itu.
·         Berhati-hatilah agar tidak memberikan ciri-ciri yang salah dari simbol kepada referennya.
·         Carilah satu persamaan pokok.
·         Sadarilah bahwa referennya mungkin digambarkan oleh beberapa objek.
·         Dalam sastra nubuatan ,jangan anggap bahwa karena nubuat mengandung beberapa simbol,segala sesuatu yang lain di dalam nubuat itu bersifat simbolis.
·         Dalam sastra nubuat,jangan melambangkan (membuat menjadi simbol) deskripsi-deskripsi tentang masa depan yang mungkin atau masuk akal.

Bab IX
Menyelediki Perumpamaan dan Menganalisis Alegori.

            Perumpaan adalah sejenis bahasa kiasan yang mengunakan perbandingan.kata perumpaan sendiri berasal dari bahasa Yunani Para ( di samping  atau di sepanjang) sedangkan Ballein(melempar).jadi cerita itu disampaikan di samping kebenaran untuk mengilustrasikan kebenaran tersebut.para pendengar dan pembacanya dengan merasakan perbandingan atau analogi yang ada di antara cerita dengan kondisi mereka sendiri,didorong untuk berpikir.
Dalam menafsirkan perumpamaan,kita perlu bertanya ,apa pokok cerita itu ?apa kebenaran rohani yang diilustrasikan? Analogi apakah yang sedang disampaikan?. Perumpamaan tidak pernah bersifat tidak realistis atau fiktif.
            Dalam Perjanjian Baru kata parabole digunakan sekali dalam sebuah pepatah yaitu di dalam Lukas 4:23 yang sebenaranya diterjemahkan menjadi pepatah,banyak pepatah-pepatah yang Yesus sampaikan dalam Perjanjian Baru dan dalam Perjanjian Lama juga terdapat beberapa perumpamaan yang merujuk kepada cerita-cerita singkat.
            Yesus sering berbicara dalam perumpamaan karena perumpamaan memeliki tujuan yaitu menyatakan kebenaran bagi para pengikut-Nya dan menyembunyikan kebenaran dari orang-orang luar (Markus 4:11) karena mereka memeliki sifat tertutup kepada Yesus sangat berbeda dengan murid-murid dan pengikut Yesus yang memeliki sikap ynag terbuka sehingga mereka bisa memahami perumpamaan yang diberikan Yesus.
            Perumpamaan merupakan bentuk komunikasi yang efektif,karena bisa membuat minat bagi para pendengar nya ,dan mereka akan tertarik dengan cerita-cerita Yesus yang sesuai dengan kenyataan dan juga membuat rasa ingin tahu mereka semakin besar.
Ciri-ciri dari perumpamaan Yesus yaitu menarik karena berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan sehari-hari yang umum,Yesus juga menyebutkan kejadian-kejadian sosial dalam perumpamaan-Nya,Perumpamaan Yesus mengandung ketegangan,banyak kontras dalam perumpamaan Yesus,banyak perumpamaan yang mempunyai tiga orang tokoh utama,atau tiga kelompok utama,di dalam perumpamaan itu terdapat banyak konflik,terkadang dalam perumpaan ada perubahan arah yang tidak terduga,dan ciri lain yang menarik dalam perumpamaan-perumpamaan Yesus adalah dimasukannya percakapan langsung dan terdapat pertanyaan-pertanyaan retorik.
Dalam menafsirkan perumpamaan,perlu diperhatikan bahwa semua perumpamaan itu dalam hal tertentu merujuk kepada kerajaan Allah,Injil-Injil memberikan dasar yang mantap untuk melihat perumpamaan-perumpamaan ini dalam hubungannya dengan kerajaan atau kekuasaan Allah.
            Pedoman dalam menafsirkan perumpamaan :
·         Perhatikan makna alamiah cerita tersebut.
Yaitu memahami sebuah ayat dalam pengertian graatikalnya yang normal,tanpa menambahkan sesuatu ke dalam teks tersebut.
·         Tentukan masalah,pertanyaan atau situasi yang memunculkan perumpamaan tersebut.
Yaitu dengan melihat alasan mengapa Yesus menyampaikan perumpamaan-perumpamaan ketika Ia membantu menunjukan analogi yang tepat diantara kejadian nyata.
Perumpamaan-perumpamaan itu dapat dikelompokan berdasarkan sembilan kejadian atau tujuan :
ü  Perumpamaan untuk menjawab pertanyaan.
ü  Perumpamaan untuk menjawab permintaan.
ü  Perumpamaan untuk menjawab celaan.
ü  Perumpamaan yang diberikan dengan tujuan tertentu.
ü  Perumpamaan tentang kerajaan diberikan karena israel menolak Yesus sebagai Mesias.
ü  Perumpamaan yang disampaikan setelah memberikan nasihat atau prinsip.
ü  Perumpamaan-perumpamaan yang diikuti dengan nasihat atau prinsip.
ü  Perumpaamaan untuk mengilustrasikan  sebuah situasi.
ü  Perumpaan yang tujuannya dinyatakan secara tersirat.
·         Tentukan kebenaran utama yang diilustrasikan perumpamaan itu.
Yaitu dalam satu perumpamaan biasanya menyatakan satu kebenaran rohani,meskipun tidak selalu demikian ,terkadang Yesus memberikan perumpaan dan Yesus juga menjelaskan detail-detail dari perumpaan itu.
·         Buktikan kebenaran utama perumpamaan itu dengan ajaran Alkitab.
·         Perhatikan respons sebenarnya atau yang diharapkan dari para pendengar.
Bahwa respon dari para pendengar seringkali memberikan petujuk tentang makna perumpamaan.
Menganalisis alegori
Alegori adalah kisah atau gambaran kata yang mungkin sesuai atau tidak sesuai dengan kenyataan,dengan banyak bagian secara simbolis menunjuk kepada realitas rohani.dalam sebuah alegori pokok-pokok analoginya diberikan di sepanjang cerita tersebut.
Perbedaan antara perumpamaan dan alegori adalah:
perumpamaan merupakan simile yang diperluas sedangkan alegori adalah sebuah metafora  yang diperpanjang.
Perumpamaan mempunyai satu pokok perbandingan utama sedangkan alegori mempunyai banyak pokok perbandingan.
Dalam menafsirkan alegori haruslah sesuai pedoman yaitu :
·         Perhatikan pokok-pokok perbandingan yang dijelaskan atau ditafsirkan di dalam perikop tersebut
·         Jangan menafsirkan detail-detail yang tidak dijelaskan di dalam alegori.
·         Menentukan pokok pengajaran utama.
Interpretasi alegori sebaiknya jangan dicampuradukan dengan alegorisasi atau metoda interpretasi alegoris.Alegorisasi adalah sebuah pendekatan yang mencari makna yang lebih dalam dibandingkan makna yang tampak di dalam teks.

BAB X
Menafsirkan Nubuat

            Kata nubuat berasal dari dua kata Yunani yang berarti “Berbicara atas nama atau berbicara sebelum “ jadi nubuat adalah berbicara dan menulis tentang kejadian-kejadian yangt belum terjadi. Dan satu-satunya suara kepastian tentang masa depan adalah Allah sendiri,Dia merencenakan masa depan sehingga Dia mengetahuinya.
Nubuat-nubuat dalam Alkitab berasal dari Allah sendiri dan nubuat-nubuat itu tidak bisa ditafsirkan menurut kehendak sendiri.Alkitab mengandung prediksi-prediksi tentang masa depan yang hanya mungkin  diberikan oleh Allah.
Kita harus mempelajari nubuat karena :
Nubuat menghibur , dalam Tulisan Paulus ia menggunakan kata Parakleo yang berarti penghiburan.
Nubuat menenangkan,banyak Nubuat dalam Alkitab yang memberi kita ketenangan yaitu tentang Yesus kedua kalinya.
Nubuat membuat orang bertobat,dalam Kisah Para Rasul banyak khotbah Rasul tentang rencana-rencana Allah untuk masa depan dan akibatnya banyak yang bertobat dan percaya kepada Yesus.
Nubuat menyucikan, Ketika kita menantikan kedatangan Yesus ,Alkitab mengatakan bahwa kita harus menjaga diri kita tetap kudus tanpa bercacat dan tak bernoda.
Nubuat meyakinkan, Kita harus meyakinkan orang untuk datang kepada Kristus dan mendapatkan keselamatn itulah yang dikatakan Paulus.
Nubuat menjernihkan, Nubuat Alkitab menyajikan banyak detail tentang apa yang akan Allah lakukan di masa yang akan datang dan menyajikan pola yang harmonis tentang program Allah di masa yang akan datang bagi gereja,dunia,orang-orang yang tidak percaya,bangsa-bangsa dan Iblis.
            Dalam Alkitab ada banyak tafsiran tentang Eskatologi yaitu tentang kedatangan Yesus yang ke dua kali yaitu
·         Pra-milenialisma
Kata milenium berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berbunmyi mille : ribu,annus : tahun awalan pra berarti sebelum jadi pra-milenialisme adalah periode 1000 tahun akan didahuli kedatangan Kristus kembali ke bumi.
Doktrin dasar untuk pra-milenialisme adalah sebagai berikut :
1.      Kristus akan kembali di masa pengangkatan di akhir zaman dan akan bertahta sebagai Raja bersama-sama dengan orang-orang kudus diatas bumi selama 1000 tahun.
2.      Di masa ini ,bangsa Israel akan mengalami berkat-berkat yang dijanjikan Allah kepada Abraham dan Daud berkaitan dengan tanah Israel
3.      Gereja zaman sekarang tidak menggenapi janji-janji yang dibuat dengan Israel sebagai sebuah bangsa.
·         Amilenialisme
Pandangan ini mengatakan bahwa tidak akan ada kerajaan 100 tahun Kristus dibumi ,Kristus sekarang bertahta di surga dan pandangan ini mengatakan bahwa sekarang ini kita berada di masa milenium.
·         Pasca-milenealisme
Pandangan ini mengatakan bahwa kedatangan Kristus akan terjadi setelah milenium,Yesus tidak akan berada di bumi selama masa kerajan itutetrapi di hati orang-orang,pandangan ini mengatakan juga bahawa masa 1000 tahun itu tidak akan berlangsung secara harfiah selama 1000 tahun
Ketiga pandangan diatas mengenai kedatanga Yesus dan masa kerajaan 1000 tahun memeliki dasar-dasar Alkitab sendiri menurut tafsiran mereka dan mereka memeliki dasar-dasar hermeneutik sendiri-sendiri.
Oleh sebab itu sangat penting kita mempelajari bagaimana cara menafsirkan nubuat dan dalam buku ini telah memberi kita pedoman untuk menafsirkan nubuat yaitu :
·         Ikuti prinsip-prinsip normal sistem hermeneutik :penafsiran historis,gramatikal,pustaka.
·         Pahami kata-kata nubuat menurut arti gramatikalnya yang normal.
·         Pertimbangan unsur sastra,yang mengakui bahasa kiasan dan simbolis.
·         Memandang nubuat terutama berfokus pada Mesias dan pendirian kerajaan-Nya
·         Kenali prinsip penyingkatan.
·         Carihlah penjelasan Allah yang sudah tercantum.
·         Carilah nubuat-nubuat yang sudah digenapi dan nubuat-nubuat yang belum digenapi.
Dengan mengikuti poedoman-pedoman diatas maka kita tidak akan salah dalam menafsirkan nubuat-nubuat dalam Alkitab.

BAB XI
Penggunaan Perjanian Lama di dalam Perjanjian Baru.

            Pada bab ini menjelaskan tentang Perjanjian Lama yang sering dikutib dalam Perjanjian Baru dan seringkali tidak secara utuh dikutib atau tidak persis dengan apa yang ada dalam Perjanjian Lama,ini yang menjadi pertanyaan apakah para penulis Perjanjian Baru tidak memeperhatikan Gramatikal ,historis yang normal ? dan masih banyak pertanyaan yang harus dijawab.
untuk menjawab semua pertanyaan itu pertama-tama kita akan melihat sejauh mana kutipan Perjanjian Baru dari Perjanjian Lama,memikirkan pemelihan kata-kata di dalam kutipan tersebut,memerhatikan bagaimana kutipan-kutipan itu diperkenalkan dan sumber dari mana kutipan tersebut di ambil.setelah itu kita akan memerhatikan berbagai tujuan yang mengikuti kutipan-kutipan tersebut.kemudian akan diajukan prosedur-prosedur yang mengiterpretasikan kutipan Perjanjian Lama di dalam Perjanjian Baru.
            Banyak para sarjana Alkitab sepakat bahwa ada sekitar 250 hingga 300 kutipan yang di pakai oleh Perjanjian Baru ,akan tetapi masih juga banyak kutipan yang tidak dihitung karena ada beberapa kutipan yang tidak selalu menggunakan kata-kata persis sama.
            Menurut Nicole ada 295 kutipan terpisah dalam bukunya The Old Testament in the New Testament dan dari jumlah itu ada 224 kutipan langsung yang didahalui dengan kalimat “ada tertulis” atau kata “dan” ,Nicole berpendapat bahwa 295 kutipan mengisi 352 ayat Perjanjian Baru,94 dari 278 ayat Perjanjian Lama dikutip dari kitab-kitab Pentateukh,99 diantaranya dikutip dari kitab Nabi-nabi,juga 85 diantranya dikutip dari rulisan-tulisan.
            Dengan banyaknya kutipan yang terdapat dalam Perjanjian Baru membuktikan bahwa Penulis Perjanjian Baru memperlihatkan kepercayaan mereka terhadap ototritas Perjanjian Lama bahkan dalam penulis Perjanjian Baru juga menyebutkan nama Penulis Perjanjian Lama.
            Dalam mengutip Perjanjian Lama,para penulis Perjanjian Baru sering mengubah atau menghilangkan kata-kata,menghilangkan bagian-bagian tertentu.
Membuat Variasi Tata Bahasa :
·         Para penulis Perjanjian Baru kadang-kadang menukarkan kata ganti dengan kata benda,Contoh ( Mat 3:3).
·         Kadang-kadang digunakan kata benda untuk menggantikan kata ganti,Contoh (Luks 19: 38).
·         Kadang-kadang sebuah kata benda jamak digunakan untuk menggantikan sebuah kata benda tunggal.contoh (Matius 13:35).
·         Kadang-kadang Penulis mengubah sebuah kata ganti,contoh ( Mat 1:23 ).
·         Kadang-kadang sang pembicara diidentifikasikan di dalam kutipan itu,contoh (Yoh 1:23)
·         Kadang-kadang sebuah wacana langsung diubah menjadi wacana tidak langsung,Contoh ( Roma 9:25).
·         Di saat yang lain,sebuah wacana tidak langsung diubah menjadi wacan langsung,contoh ( Roma 9:20).
·         Bentuk kata kerja kadang-kadang sedikit berubah,cotnoh (Markus 10 :19).
·         Kadang-kadang sebuah referensi umum dibuat menjadi lebih khusus dalam kutipan-kutipan Perjanjian Baru,Contoh ( Kis 7:43).
·         Urutan klausa kadang-kadang diubah,contoh (Luk 18:20).
·         Kadang-kadang dua kutipan digabung menjadi satu dan dialamtkan kepada penulis Perjanjian Lam yang lebih terkenal,contoh ( Markus 1:2-3) yang mengutip Maleakhi 3:1 dan Yesaya 40:3.
·         Kadang-kadang para penulis Perjanjian Baru mengambil pengertian dari sebuah ayat Perjanjian Lama secara longgar,sebagai paraphrase,Contoh ( Matius 13;35).
Menghilangkan bagian-bagian tertentu dari Ayat-ayat.
            Para penulis kitab-kitab Perjanjian Baru kadang-kadang mempersingkat ayat-ayat Perjnjian Lama yang mereka kutip,Contoh ( Markus 4:12).
Memberikan Kutipan Parsial.
            Kita bisa lihat dalam Lukas 4;18-19 yaitu ketika Yesus membacadari Yesaya 61;2,Yesus berhenti ditengah-tengah ayat dua dikarenakan saat di mana Dia melakukan pembalasan itu itu berada di masa depan yang belum terjadi dan tidak relevan dengan kedatanganNya yang pertama.dan kita bisa lihat contoh lain dalam Matius 21;13 dan Matius 21:5 .
Menggunakan Sinonim.
            Pada saat Yohanis mengutip dalam kitab Yesaya ,Yohanes Pembabtis mengganti kata jalan raya menjadi jalan,dia mengutip ayat ini sesuai konteks pendengar pada saat itu.

Pada bab ini juga terdapat Tujuan dari kutipan –kutpan Perjanjian Lama yaitu untuk mendukung pendapat mereka ,memberi contoh atau ilustrasi tentang sudut pandnag mereka,serta membuat pararel antara tulisan mereka dengan tulisan orang lain.
Oleh sebab itu ada beberapa cara yang digunakan oleh Perjanjian Baru dalam mengutip Perjanjian Lama.
·         Untuk menunjukan penggenapan nubuat Perjanjian Lama ( Mat 1:22-23,18:17,4:14-16 ).
·         Untuk menegaskan bahwa yang terjadi di dalam Perjanjian Baru sesuai dengan Prinsip Perjanjian Lama (KPR 15:15,Roma 2:23-24 ).
·         Untuk menjelaskan Pokok yang disampaikan Perjanjian Lama ( KPR 2:16-21).
·         Untuk mendukung pokok yang dibicarakan Perjanjian Baru ( Mat 22:32,Mrk 10:8,Roma 4:5).
·         Untuk mengilustrasikan suatu kebenaran Perjanjian Baru ( Roma 10:16,1 Kor 1:18).
·         Memakai Perjanjian Lama untuk kejadian atau kebenaran Perjanjian Baru ( Roma 9:15,1 Kor 9:9)
·         Untuk meringkas sebuah konsep Perjanjian Lama ( Mat 2:23).
·         Untuk menggunakan Terminologi Perjanjian Lama (Roma 10:18,Mat 27:46).
·         Untuk menyamakan dengan kejadian Perjanjian Lama ( Roma 11:5,8:36).
·         Untuk menghubungkan situasi Perjanjian Lama dengan Kristus ( Mat 2:15,17-18).
Diatas adalah 10 cara yang digunakan Perjanjian Baru dalam mengutip Perjanjian Lama,dan yang menjadi pertanyaannya adalah apakah Allah mempunyai maksud melebihi pengertian atau maksud orang yang menuliskannya.kita  dapat mengamati beberapa hal berkaitan dengan pemahaman para penulis.
Para penulis kitab-kitab Alkitab tampaknya tidak selalu dapat memahami sepenuhnya apa yang mereka tuliskan,perkembangan pernyataan harus diketahun dan beberapa ayat mungkin tidak dikenal sebagai nubuat sampai ayat tersebut digenapi.
Ada beberapa langkah dalam menafsirkan kutipan-kutipan Perjanjian Lama di dalam Perjanjian Baru:
·         Selediki konteks Perjanjian baru di mana terdapat kutipan atau alusi Perjanjian Lama muncul.
·         Selediki Konteks ayat Perjanjian Lama di mana kutipan alusi itu muncul.
·         Jika ada perhatikan perbedaan-perbedaan antara ayat di dalam Perjanjian Lama dengan kutipan atau alusinya di dalam Perjanjian baru.
·         Tentukan bagaimana ayat Perjanjian Baru menggunakan ayat Perjanjian Lama.
·         Hubungkan kesimpulan-kesimpulan ini dengan interpretasi ayat perjanjian Baru.

Bab XII
Menerapkan Firman Tuhan pada Masa Kini.

            Pada bab terakhir buku ini menuliskan tentang bagaimana kita menerapkan Firman Tuhan dalam kehidupan kita masa kini karena banyak orang Kristen yang salah menerapkan Alkitab,mereka berpikir bahwa Isi Alkitab dan tafsiran Alkitab saja sudah cukup tapi kita ada hal lain yang harus diperhatikan yaitu memeliki hati yang responsive,seperti yang dikatakan oleh Marthin Luther bahwa Alkitab itu harus dihidupkan dan dirasakan.
            Banyak pernyataan di dalam Kitab Suci yang mengatakan bahwa Alkitab diberikan kepada kita bukanlah sekedar untuk memuaskan keingintahuan kita tentang siapakah Allah dengan segala hal yang dilakukan oleh Allah ,pengaruh yang dimaksudkannya dalam kehidupan dapat dilihat melalui fakta bahwa Alkitab menghakimi,melahirkan kembali,memelihara,membersihkan,menasihati dan membimbing,mencegah dosa,memperbarui,menguatkan ,menopang,memberi hikmat dan menyelamtkan.
            Masalah-masalah dalam penerapan Alkitab adalah soal latar budaya Alkitab yang sering kali berbeda dengan latar budaya para penafsir Alkitab masa kini,dan setiap penulis menuliskan kitabnya untuk pendengar tertentu atau pendengar mula-mua bagaimana mungkin kata-kata mereka relevan dengan para pendengar masa kini? Akan tetapi Alkitab jelas relevan karena Alkitab adalah Firman Allah,bagaimana sikap kita terhadapanya adalah tugas penerapan Alkitab.
Pedoman-pedoman untuk penerapan Relevansi dan respon :
·         Usahakan penerapan berdasarkan interpretasi,pastikan bahwa penerapan berasal dari interpretasi yang baik,penerapan kita sebaiknya secara langsung didasarkan pada arti dan relevansi tulisan kepada pendengar mula-mula.
·         Tentukan apa yang diharapkan dari pendengar mula-mula,karena penulis pada awalnya menuliskan untuk para pendengar mula-mula dengan situasi tertentu,pasti mereka mengharapkan sesutau yang khusus.
·         Dasari penerapan dengan unsur-unsur yang dimiliki para pendengar mula-mula maupun masa kini,persamaan  di antara para pendengar mula-mula dan masa kini adalah dasar untuk penerapan yang benar.
·         Kenali cara Allah bekerja yang berbeda pada setiap Zaman yang berbeda,karena cara Allah berurusan dengan umat manusia berbeda dari satu masa ke masa yang lain,kita harus menyadari perbedaan-perbedaan itu ketika kita menerapkan Alkitab.
·         Tentukan apa yang masih berlaku untuk masa kini,kita harus berhati-hati agar tidak menggeneralisasi segala sesuatu yang terjadi pada zaman Alkitab untuk zaman sekarang hal itu berlaku untuk ayat-ayat naratif di dalam Alkitab.
·         Lihat prinsip yang melekat pada teks,kadang-kadang Kitab Suci memberikan perintah khusus,peraturan yang dikhususkan untuk semua orang percaya.
·         Anggap prinsip sebagai Imlikasi tulisan dan sarana aplikasi,melihat prinsip dalam teks adalah langkah yang penting untuk mengetahui apa yang sebenarnya dimaksudkan atau diimpilkasikan di dalam Kitab Suci.
·         Tuliskan aksi-respon spesifik,kita harus menari prinsip-prinsp dari interpretasi kita sendiri dengan begitu itu adalah langkah awal untuk menerapkan Kitab Suci dalam hidup kita.
Kita harus yakin bahwa dalam seluruh Proses memepelajari ,menginterpretasikan dan menerapkan Alkitab kita harus mengandalkan Roh Kudus untuk membimbing kita ,kita harus peka terhadap apa yang Firman Tuhan itu katakana kepada kita dengan tuntunan Roh Kudus sehingga membuat kita dapat memehami serta dapat menerapknya karena penerapan adalah langkah tertinggi dalam pemahaman Alkitab,ketika Firman Tuhan itu dapat mengubah kehidupan kita ,menembus jiwa kita serta membuat kita dapat memperbaiki aspek-aspek yang yang perlu diperbaiki.
            Saya sangat diberkati setelah membaca buku ini ,banyak hal yang harus kita perhatikan dalam menafsirkan Alkitab dari gaya bahasa sampai ke kutipan-kutipan ,kita harus mengikuti setiap pedoman-pedoman yang telah ditulis dalam buku ini sehingga kita tidak salah dalam menafsirkan.
            Akan tetapi dari semua yang membuat saya tersentuh ketika saya mebaca bab terakhir ,bukan bagaimana kita pintar dalam menafsirkan setiap Kitab-kitab tetapi bagaimana kita dapat menerapkannya,itulah yang terpenting karena sebagai orang yang percaya Firman Tuhan itu harus hidup dalam diri kita.












            

Baca Juga