Tuesday, 1 November 2016

Gulungan Laut Mati

Kelompok 4
Nusye Manuputty
Fina Muliati
Novbriani Farasih
Gulungan Laut Mati
Naskah Laut Mati, dalam arti sempit dari Naskah Gua-gua Qumran, adalah suatu kumpulan sekitar 981 naskah berbeda yang ditemukan antara tahun 1946 dan 1956 dalam 11gua di sekitar pemukiman kuno di Khirbet Qumran di Tepi Barat. Gua-gua tersebut terletak sekitar 2 kilometer ke pedalaman dari sebelah barat laut pantai Laut Mati, tempat asal naskah-naskah tersebut memperoleh namanya.
Gulungan laut mati merujuk kepada dokumen-dokumen yang ditulis dengan suatu tinta dasar-karbon , dan ditulis di atas kulit binatang atau bisa juga ditulis di atas papyrus,tulisannya ditulis dari kanan ke kiri tanpa tanda baca kecuali penjorokan paragraph yang muncul sekali-kali tanpa titik,koma ,tanda kutip bahkan tidak ada spasi antara kata yang satu dengan kata lain dalam beberapa kasus dan untuk membacanya ,orang dengan pelan-pelan mesti membentangkan gulungan tersebut dan kemudian menggulungnya kembali.
            Gulungan-gulungan laut mati di tulis dalam bahasa ibrani akan tetapi satu dari enam gulungan laut mati ditulis dalam bahasa aram dan sebagian kecil dari gulungan-gulungan tersebut ditulis dalam bahasa Yunani dan abjad yang paling lazim digunakan untuk menuliskan teks teks ini biasa disebut abjad Yahudi.
Menurut tradisi, gulungan-gulungan tersebut diidentifikasi dengan sekte Yahudi kuno yang disebut Eseni, meskipun beberapa penafsiran baru-baru ini menentang keterkaitannya dan beralasan bahwa gulungan-gulungan tersebut ditulis oleh para imam di Yerusalem, Saduki, atau kelompok-kelompok Yahudi tak dikenal lainnya.
Penemuan awal tersebut, oleh Muhammed edh-Dhib (seorang gembala Badawi), sepupunya Jum'a Muhammed, dan Khalil Musa, terjadi antara bulan November 1946 dan Februari 1947.Para gembala tersebut meneduh di tempat itu, seraya mendapati guci-guci tua di sana, dan perkiraan mereka, guci itu berisi emas. Alih-alih mendapati emas, malah mereka menemukan tujuh gulungan naskah.
Sepupu Edh-Dhib melihat gua-gua tersebut, tetapi edh-Dhib sendiri yang pertama kali masuk ke dalam salah satu gua itu. Ia mengambil segelintir gulungan naskah, yang kemudian diidentifikasi oleh Trever sebagai Gulungan Kitab Yesaya, Naskah Komentari Kitab Habakuk, dan Aturan Komunitas, dan membawanya kembali ke perkemahan untuk ditunjukkan kepada keluarganya
Gulungan-gulungan tersebut pertama-tama dibawa ke seorang pedagang bernama Ibrahim 'Ijha di Betlehem. 'Ijha mengembalikannya sambil mengatakan bahwa gulungan-gulungan tersebut tidak berharga, setelah memperingatkan mereka bahwa temuan tersebut mungkin hasil curian dari sebuah sinagoga. Tanpa gentar, orang Badawi itu pergi ke suatu pasar di dekatnya, di mana seorang Kristen Suriah menawarkan diri untuk membelinya. Seorang syekh lalu bergabung dalam percakapan mereka dan menyarankan agar mereka membawa gulungan-gulungan tesebut ke Khalil Eskander Shahin, "Kando", seorang tukang sepatu dan pedagang barang antik paruh waktu.

 

Gua 1

Tujuh gulungan naskah asli dari Gua 1 di Qumran adalah: 

1QIsaa (Gulungan Besar Kitab Yesaya, salinan Kitab Yesaya)

1QIsab (salinan kedua Kitab Yesaya)

1QS ("Aturan Masyarakat"; "Community Rule") bandingkan dengan 4QSa-j = 4Q255-64, 5Q11

1QpHab (Naskah Komentari Kitab HabakukPesher on Habakkuk)

1QM ("Gulungan Perang"; "War Scroll") bandingkan dengan 4Q491, 4Q493

1QH ("Nyanyian Syukur"; "Thanksgiving Hymns")

1QapGen (Genesis Apocryphon)

Gua 2
Gua 2 yang ditemukan pada bulan Februari 1952, menghasilkan 300 fragmen dari 33 naskah, termasuk Kitab Yobel dan Kitab Yesus bin Sirakh dalam bahasa Ibrani asli.
Gua 3
Gua 3 yang ditemukan pada tanggal 14 Maret 1952, menghasilkan 14 naskah termasuk Kitab Yobel dan Gulungan Tembaga (Copper Scroll) yang misterius dan berisi 67 tempat persembunyian, kebanyakan di bawah tanah, di seluruh wilayah Provinsi Iudaea (Romawi), sekarang Israel. Menurut "Gulungan Tembaga" itu, kotak-kotak rahasia itu berisi jumlah besar emas, perak, tembaga, wangi-wangian dan naskah-naskah.
Gua 4a and 4b
Gua 4 yang ditemukan dalam bulan Agustus 1952, dan diekskavasi pada tanggal 22–29 September 1952 oleh Gerald Lankester Harding, Roland de Vaux, dan Józef Milik, sebenarnya terdiri dari 2 gua hasil pahatan tangan (4a dan 4b), tetapi karena fragmen-fragmen itu tercampur, maka semua diberi label 4Q. Gua 4 paling terkenal di antara gua-gua Qumran baik karena terlihat jelas dari dataran Qumran maupun karena banyaknya naskah yang ditemukan di sana, menghasilkan 90% seluruh naskah Laut Mati, sekitar 15.000 fragmen dari 500 naskah yang berbeda, termasuk 9–10 salinan Kitab Yobel, bersama 21 tefillin dan 7 mezuzot.

Gua 5
Gua 5 yang ditemukan bersama-sama dengan Gua 6 pada tahun 1952, sesaat setelah penemuan Gua 4, menghasilkan sekitar 25 naskah.
Gua 6
Gua 6 yang ditemukan bersama-sama dengan Gua 5 pada tahun 1952, sesaat setelah penemuan Gua 4, menghasilkan fragmen-fragmen dari sekitar 31 naskah.
Gua 7
Gua 7 menghasilkan hampir 20 fragmen dokumen bahasa Yunani, termasuk 7Q2 ("Surat Yeremia" = Barukh 6), 7Q5 (yang mana menjadi subjek dari banyak spekulasi dalam beberapa dasawarsa setelahnya), dan sebuah salinan bahasa Yunani dari gulungan Kitab Henokh. Gua 7 juga menghasilkan sejumlah guci-guci bertulisan.
Gua 8
Gua 8 menghasilkan 5 fragmen: Kitab Kejadian (8QGen), Kitab Mazmur (8QPs), fragmen tefillin (8QPhyl), sebuah mezuzah (8QMez), dan sebuah kitab nyanyian (8QHymn). Gua 8 juga menghasilkan beberapa kotak tefillin, sekotak barang-barang kulit, banyak lampu-lampu, guci, dan sol sepatu.
Gua 9
Hanya ada satu fragmen yang ditemukan di Gua 9:
Gua 10
Dalam Gua 10 arkeolog menemukan 2 ostraca dengan tulisan di atasnya
Gua 11
Gua 11 yang ditemukan pada tahun 1956 menghasilkan 21 naskah, beberapa di antaranya cukup panjang. Temple Scroll ("Gulungan Bait Allah"), disebut demikian karena lebih dari separuhnya berkenaan dengan pembangunan Bait Allah di Yerusalem, adalah gulungan terpanjang yang ditemukan di Gua 11. Panjangnya sekarang 26,7 kaki (8,15 m). Diduga panjang aslinya 28 kaki (8,75 m). The Temple Scroll dianggap oleh Yigael Yadin sebagai "Taurat menurut orangEseni ("The Torah According to the Essenes"). Sebaliknya, Hartmut Stegemann, seorang sarjana sezaman dan teman Yadin, percaya gulungan itu tidak dianggap demikian, melainkan suatu dokumen tanpa signifikansi unik. Stegemann mengamati bahwa dokumen itu tidak disebut maupun dikutip oleh tulisan-tulisan Eseni yang dikenal.
Juga di dalam Gua 11 ditemukan sebuah fragmen eskatologi tentang tokoh Alkitab Melkisedek (11Q13) serta sebuah salinan Kitab Yobel.
Menurut bekas penyunting utama tim editorial DSS John Strugnell, paling sedikit ada empat gulungan dari Gua 11 yang menjadi koleksi pribadi, dan tidak terbuka bagi para pakar. Di antaranya adalah sebuah naskah bahasa Aram berisi Kitab Henokh yang lengkap

Ada 225 teks biblika yang tercakup dalam dokumen-dokumen Naskah Laut Mati, atau sekitar 22% dari keseluruhan, dan menjadi 235 teks dengan menyertakan kitab-kitab deuterokanonika. Gulungan-gulungan Naskah Laut Mati mencakup semua kitab-kitab Tanakh (selain Kitab Ester) dari Alkitab Ibrani danprotokanon Perjanjian Lama; termasuk juga 4 kitab deuterokanonika yang terdapat dalam Alkitab Katolik dan Ortodoks Timur: Tobit, Ben Sira, Barukh 6 (juga dikenal sebagai Surat Nabi Yeremia), dan Mazmur 151.
Kesepakatan dengan kaum Badawi telah menyebabkan gulungan-gulungan Naskah Laut Mati berpindah tangan ke pihak ketiga hingga suatu transaksi penjualan yang menguntungkan berhasil dinegosiasikan. Pihak ketiga itu, yaitu George Isha'ya, adalah seorang umat Gereja Ortodoks Suriah, yang mana kemudian segera menghubungi Biara St. Markus dengan harapan mendapat penilaian harga untuk teks-teks tersebut. Berita tentang penemuan ini lalu diketahui oleh MetropolitAthanasius Yeshue Samuel, yang lebih dikenal dengan panggilan Mar Samuel. Setelah meneliti gulungan-gulungan tersebut dan menduga keantikannya, Mar Samuel menyatakan berminat untuk membelinya. Keempat gulungan naskah tersebut lalu berpindah ke tangannya.














No comments:

Post a Comment