Kelompok 4
Nusye Manuputty
Fina Muliati
Novbriani Farasih
Gulungan Laut
Mati
Naskah Laut Mati, dalam arti sempit dari Naskah Gua-gua Qumran, adalah
suatu kumpulan sekitar 981 naskah berbeda yang ditemukan antara tahun 1946 dan 1956 dalam 11gua di sekitar pemukiman kuno di Khirbet Qumran di Tepi Barat. Gua-gua tersebut
terletak sekitar 2 kilometer ke pedalaman dari sebelah barat laut pantai Laut Mati, tempat asal
naskah-naskah tersebut memperoleh namanya.
Gulungan laut mati merujuk kepada dokumen-dokumen yang
ditulis dengan suatu tinta dasar-karbon , dan ditulis di atas kulit binatang
atau bisa juga ditulis di atas papyrus,tulisannya ditulis dari kanan ke kiri
tanpa tanda baca kecuali penjorokan paragraph yang muncul sekali-kali tanpa
titik,koma ,tanda kutip bahkan tidak ada spasi antara kata yang satu dengan
kata lain dalam beberapa kasus dan untuk membacanya ,orang dengan pelan-pelan
mesti membentangkan gulungan tersebut dan kemudian menggulungnya kembali.
Gulungan-gulungan laut mati di tulis
dalam bahasa ibrani akan tetapi satu dari enam gulungan laut mati ditulis dalam
bahasa aram dan sebagian kecil dari gulungan-gulungan tersebut ditulis dalam
bahasa Yunani dan abjad yang paling lazim digunakan untuk menuliskan teks teks
ini biasa disebut abjad Yahudi.
Menurut tradisi,
gulungan-gulungan tersebut diidentifikasi dengan sekte Yahudi kuno yang disebut Eseni, meskipun beberapa
penafsiran baru-baru ini menentang keterkaitannya dan beralasan bahwa
gulungan-gulungan tersebut ditulis oleh para imam di Yerusalem, Saduki, atau kelompok-kelompok
Yahudi tak dikenal lainnya.
Penemuan awal tersebut, oleh Muhammed edh-Dhib (seorang
gembala Badawi), sepupunya Jum'a Muhammed, dan Khalil Musa, terjadi antara
bulan November 1946 dan Februari 1947.Para gembala tersebut meneduh di tempat
itu, seraya mendapati guci-guci tua di sana, dan perkiraan mereka, guci itu
berisi emas. Alih-alih mendapati emas, malah mereka menemukan tujuh gulungan
naskah.
Sepupu Edh-Dhib melihat gua-gua
tersebut, tetapi edh-Dhib sendiri yang pertama kali masuk ke dalam salah satu
gua itu. Ia mengambil segelintir gulungan naskah, yang kemudian diidentifikasi
oleh Trever sebagai Gulungan Kitab Yesaya, Naskah Komentari Kitab Habakuk, dan Aturan
Komunitas,
dan membawanya kembali ke perkemahan untuk ditunjukkan kepada keluarganya
Gulungan-gulungan
tersebut pertama-tama dibawa ke seorang pedagang bernama Ibrahim 'Ijha di Betlehem. 'Ijha
mengembalikannya sambil mengatakan bahwa gulungan-gulungan tersebut tidak
berharga, setelah memperingatkan mereka bahwa temuan tersebut mungkin hasil
curian dari sebuah sinagoga. Tanpa
gentar, orang Badawi itu pergi ke suatu pasar di dekatnya, di mana seorang Kristen Suriah menawarkan
diri untuk membelinya. Seorang syekh lalu
bergabung dalam percakapan mereka dan menyarankan agar mereka membawa
gulungan-gulungan tesebut ke Khalil Eskander Shahin, "Kando", seorang
tukang sepatu dan pedagang barang antik paruh waktu.
Gua 1
Tujuh gulungan naskah asli dari
Gua 1 di Qumran adalah:
1QIsaa (Gulungan Besar Kitab Yesaya, salinan Kitab Yesaya)
1QIsab (salinan
kedua Kitab Yesaya)
1QS ("Aturan
Masyarakat"; "Community Rule")
bandingkan dengan 4QSa-j = 4Q255-64, 5Q11
1QpHab (Naskah Komentari Kitab Habakuk; Pesher on Habakkuk)
1QM ("Gulungan Perang";
"War Scroll") bandingkan
dengan 4Q491, 4Q493
1QH ("Nyanyian Syukur";
"Thanksgiving Hymns")
1QapGen (Genesis Apocryphon)
Gua 2
Gua
2 yang ditemukan pada bulan Februari 1952, menghasilkan 300 fragmen dari 33
naskah, termasuk Kitab Yobel dan Kitab
Yesus bin Sirakh dalam
bahasa Ibrani asli.
Gua 3
Gua 3 yang ditemukan pada tanggal 14 Maret
1952, menghasilkan 14 naskah termasuk Kitab
Yobel dan
Gulungan Tembaga (Copper Scroll) yang
misterius dan berisi 67 tempat persembunyian, kebanyakan di bawah tanah, di
seluruh wilayah Provinsi Iudaea (Romawi), sekarang Israel. Menurut
"Gulungan Tembaga" itu, kotak-kotak rahasia itu berisi jumlah besar
emas, perak, tembaga, wangi-wangian dan naskah-naskah.
Gua 4a and 4b
Gua 4 yang ditemukan dalam bulan Agustus 1952, dan
diekskavasi pada tanggal 22–29 September 1952 oleh Gerald Lankester
Harding, Roland de Vaux, dan Józef Milik, sebenarnya terdiri dari 2 gua
hasil pahatan tangan (4a dan 4b), tetapi karena fragmen-fragmen itu tercampur,
maka semua diberi label 4Q. Gua 4 paling terkenal di antara gua-gua Qumran baik
karena terlihat jelas dari dataran Qumran maupun karena banyaknya naskah yang
ditemukan di sana, menghasilkan 90% seluruh naskah Laut Mati, sekitar 15.000
fragmen dari 500 naskah yang berbeda, termasuk 9–10 salinan Kitab Yobel, bersama 21 tefillin dan 7 mezuzot.
Gua 5
Gua
5 yang ditemukan bersama-sama dengan Gua 6 pada tahun 1952, sesaat setelah
penemuan Gua 4, menghasilkan sekitar 25 naskah.
Gua 6
Gua
6 yang ditemukan bersama-sama dengan Gua 5 pada tahun 1952, sesaat setelah
penemuan Gua 4, menghasilkan fragmen-fragmen dari sekitar 31 naskah.
Gua 7
Gua
7 menghasilkan hampir 20 fragmen dokumen bahasa Yunani, termasuk 7Q2 ("Surat Yeremia" = Barukh 6), 7Q5 (yang
mana menjadi subjek dari banyak spekulasi dalam beberapa dasawarsa setelahnya),
dan sebuah salinan bahasa Yunani dari gulungan Kitab Henokh. Gua 7 juga
menghasilkan sejumlah guci-guci bertulisan.
Gua 8
Gua
8 menghasilkan 5 fragmen: Kitab Kejadian (8QGen), Kitab Mazmur (8QPs), fragmen tefillin (8QPhyl), sebuah mezuzah (8QMez), dan sebuah kitab nyanyian (8QHymn). Gua 8 juga menghasilkan beberapa kotak tefillin,
sekotak barang-barang kulit, banyak lampu-lampu, guci, dan sol sepatu.
Gua 9
Hanya
ada satu fragmen yang ditemukan di Gua 9:
Gua 10
Gua 11
Gua
11 yang ditemukan pada tahun 1956 menghasilkan 21 naskah, beberapa di antaranya
cukup panjang. Temple Scroll ("Gulungan
Bait Allah"), disebut demikian karena lebih dari separuhnya berkenaan
dengan pembangunan Bait
Allah di
Yerusalem, adalah gulungan terpanjang yang ditemukan di Gua 11. Panjangnya
sekarang 26,7 kaki (8,15 m). Diduga panjang aslinya 28 kaki
(8,75 m). The Temple
Scroll dianggap
oleh Yigael Yadin sebagai "Taurat menurut orangEseni ("The
Torah According to the Essenes"). Sebaliknya, Hartmut Stegemann, seorang
sarjana sezaman dan teman Yadin, percaya gulungan itu tidak dianggap demikian,
melainkan suatu dokumen tanpa signifikansi unik. Stegemann mengamati bahwa
dokumen itu tidak disebut maupun dikutip oleh tulisan-tulisan Eseni yang
dikenal.
Juga
di dalam Gua 11 ditemukan sebuah fragmen eskatologi tentang tokoh Alkitab Melkisedek (11Q13)
serta sebuah salinan Kitab Yobel.
Menurut
bekas penyunting utama tim editorial DSS John Strugnell, paling
sedikit ada empat gulungan dari Gua 11 yang menjadi koleksi pribadi, dan tidak
terbuka bagi para pakar. Di antaranya adalah sebuah naskah bahasa Aram berisi Kitab Henokh yang lengkap
Ada 225
teks biblika yang tercakup dalam dokumen-dokumen Naskah Laut Mati, atau sekitar
22% dari keseluruhan, dan menjadi 235 teks dengan menyertakan kitab-kitab deuterokanonika. Gulungan-gulungan Naskah Laut Mati
mencakup semua kitab-kitab Tanakh (selain Kitab
Ester) dari Alkitab Ibrani danprotokanon Perjanjian
Lama; termasuk juga 4 kitab deuterokanonika
yang terdapat dalam Alkitab Katolik dan Ortodoks Timur: Tobit, Ben
Sira, Barukh 6 (juga
dikenal sebagai Surat Nabi Yeremia), dan Mazmur
151.
Kesepakatan
dengan kaum Badawi telah
menyebabkan gulungan-gulungan Naskah Laut Mati berpindah tangan ke pihak ketiga
hingga suatu transaksi penjualan yang menguntungkan berhasil dinegosiasikan.
Pihak ketiga itu, yaitu George Isha'ya, adalah seorang umat Gereja Ortodoks Suriah, yang
mana kemudian segera menghubungi Biara St. Markus dengan harapan mendapat
penilaian harga untuk teks-teks tersebut. Berita tentang penemuan ini lalu
diketahui oleh MetropolitAthanasius
Yeshue Samuel, yang lebih dikenal dengan panggilan Mar Samuel.
Setelah meneliti gulungan-gulungan tersebut dan menduga keantikannya, Mar
Samuel menyatakan berminat untuk membelinya. Keempat gulungan naskah tersebut
lalu berpindah ke tangannya.
No comments:
Post a Comment