Wednesday 10 June 2015

Renungan : hal Mengikut Yesus ( Lukas 57-62)

HAL MENGIKUT YESUS 
Bacaan : Lukas 9: 57-62

                            Hasil gambar untuk ikut yesus
Sebelum Yesus mengajarkan hal mengikuti Dia, Lukas mencatat tentang kisah pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus ( Lukas 9: 43b-45) dalam keadaan ini Yesus dalam situasi berbeban berat akan tetapi murid-muridNya  tidak menghiraukan hal tersebut mereka malah mempersoalkan siapa yang terbesar di antara murid-murid,ini bukanlah hal yang baik sebagai pengikut Kristus (Lukas 9 : 46-48 )
Mengikuti Yesus bukan berarti mengikuti kemana saja Yesus Pergi akan Tetapi Mengikuti setiap ajaran Yesus dan dalam kisah sebelumnya tentang seorang yang bukan Murid Yesus mengusir setan ( Lukas 9:49-50) itu berarti bukan orang-orang yang ikut kemana Yesus pergi baru disebut pengikut Yesus atau Murid Yesus oleh sebab itu dalam Lukas ( 9:57-62) disini menceritakan bagaimana Yesus mau mengajarkan kepada orang-orang saat itu tentang hal-hal mengikutiNya

Disini saya akan bahas mengenai apa yang akan kita lakukan sebagai Pengikut Kristus ,hal-hal apa saja yang akan kita perhatikan untuk menjadi pengikut Kristus

Baca Juga

?

Ada 3 hal yang saya akan bahas disini mengenai menjadi pengikut Kristus:


1.Tidak memikirkan Kesenangan Dunia ( Lukas 9 : 57-58 )


Dalam ayat 57   “Ketika Yesus dan murid-muridNya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, kemana saja Engkau pergi “ ini perkataan seseorang  kepada Yesus,itu merupakan komitmen yang baik,akan tetapi Yesus telah mengetahui isi hatinya karena Ia mau mengikuti Yesus karena Ia berpikir mengikuti Yesus merupakan suatu keuntungan besar, Karena Bersama Yesus segala kebutuhan jasmani mereka terpenuhi karena mereka sudah melihat sendiri Yesus banyak melakukan banyak mujizat ,oleh sebab itu Yesus merespons dengan menjawab , “SeriIgala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya” dalam hal ini Ia mau memberi tahu bahwa mengikuti Yesus bukan karena kita akan memeliki kenyamanan secara jasmani ,karena Ia tidak dapat dimanipulasioleh siapapun.tempat untuk meletakan kepalapun saja tidaklah ada bukan berarti Yesus tidak memiliki tempat tinggal ini sangat jelas pada kisah sebelumnya tentang penolakan dirinya di samaria ,akan tetapi dalam hal ini Yesus mau memberi tahu bahwa mengikuti Dia,Dia tidak menjanjikan akan memiliki kesenangan dunia,karena kata tempat meletakan kepala itu berarti rumah dan rumah adalah tempat yang paling nyaman..

Marilah kita menjadi pengikut Yesus yang bukan hanya agar kita bisa menikmatin kesenangan dunia,luruskan motivasi kita dalam mengikuti Yesus,jangan kita mau mengikuti Yesus hanya karena ingin diberkati,bukan ingin menikmatin mujizat-mujizat yang besar saja.

2. Lebih memetingkan Tuhan ( Lukas 9 : 59-60 )


Dalam hal ini Yesuslah yang berinisiatif untuk mengajak sesorang mengikuti Dia,akan tetapi orang tersebut "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku" (Lukas 9: 59) Ungkapan tersebut bukan berarti bahwa bapanya baru meninggal dan ia mau pergi menguburkan bapanya melainkan dalam tradisi Yahudi seorang anak berkewajiban merawat bapanya sampai meninggal,dan ia harus menguburkan mayat bapanya, itu berarti orang tersebut mau mengikuti Yesus tetapi dia harus pulang merawat bapanya sampai meninggal barulah ia mengikuti Yesus,akan tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."( Lukas 9:60) Ungkapan tersebut bukan berarti orang mati menguburkan orang mati akan tetapi orang yang mati secara Rohani menguburkan orang yang mati secara jasmani,dan Yesus mau Ia membritakan Kerajaan Allah,bukan berarti Yesus mengajarkan Untuk tidak patuh terhadap Orang tua,melainkan kalau mau mengikuti Yesus haruslah lebih memetingkan Dia dalam hal membritakan kabar Kerajaan Allah bukan berarti Yesus Egois akan tetapi itulah yang harus dilakukan dan itu merupakan keadaan yang harus memungkinkan kita memilih,tidak mungkin melakukan keduanya secara bersamaan.

3.Tidak menoleh kebelakang ( Lukas 9 : 61-62)

            Ada seorang lagi yang mau mengikuti Yesus akan tetapi ia mengatakan "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."(Lukas 9:61)Orang tersebut mau mengikuti Yesus akan tetapi Ia harus pulang dahulu pamitan dengan keluarganya,mendengar hal tersebut Yesus menjawab “setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh kebelakang,tidak layak untuk kerajaan Allah “ (Lukas 9 : 62 ) tindakan tersebut sangatlah berkesinambungan,seorang petani yang mau membajak harus senantiasa melihat kedepan kalau ia ingin membajak mengikuti alur yang lurus ,dalam hal ini bukan berarti Yesus tidak mengijinkan orang tersebut pamitan terhadap keluarganya akan tetapi ia mau mengajarkan bahwa kalau mengikuti Yesus tidak harus menoleh ke belakang, dalam hal ini kehidupan yang lama haruslah di tinggalkan,

Pada saat kita sudah berkomitmen mengikuti Yesus ,maka kita tidak lagi melihat di belakang ,yaitu mungkin kegagalan-kegagalan kita ,atau kesuksesan kita .
mungkin kita akan mengatakan seperti ini ,dulu sebelum saya mengikuti Yesus hidup saya enak-enak saja,tetapi kenapa sekarang banyak masalah ,ingat bangsa Israel yang keluar dari Mesir,dan harus hidup di padang gurun sehingga mereka mengatakan bahwa hidup di Mesirlah lebih enak,tetapi seenak apapun itu,mereka tetap menjadi budak dari orang Mesir,begitupun dengan kita mungkin kita berkata hidupku yang dulu lebih enak ,tapi ingat kita masih menjadi hamba dosa.

Sudah siapkah kita menjadi pengikut Kristus,Yesus telah mengajarkan kita dalam Lukas 9 :58-62  tentang hal-hal mengikuti Dia,kalau hal tersebut kita bisa lihat dan kita lakukan maka saya yakin kita akan jadi pengikut Kristus yang setia ,kita bisa lihat dalam kisah sesudahnya dalam Lukas 10 : 1-12 yaitu Yesus mengutus tujuh puluh murid,saya yakin ke tujuh puluh murid tersebut telah memenuhi syarat mengikuti Kristus,oleh sebab itu Yesus mengutus 70 murid tersebut.
Kalau kita mau menjadi pengikut Kristus kita haruslah melihat ketiga hal diatas
(Penulis: Nusye Manuputty, S.Th)

khotbah : KETIDAKPEDULIAN YESUS

“KETIDAKPEDULIAN YESUS “
LUKAS 8 : 22-25

Dari judul Khotbah saya pasti saudara/I mulai berpikir saya sesat ,, eee tungguh dulu kalau mau tahu apa sich maksud saya mengambil judul ini ?? mau tahu ?? sisipkan 30-40 menit ke depan agar saya bisa membagikan Firman Tuhan kepada kita saat ini .
Pendahuluan :
Pada saat itu Alkitab mencatat baik di ketiga injil yakni Matius, Markus dan Lukas bahwa Yesus dan murid-murid harus melewati danau Galilea (Sebagai keterangan tambahan, perlu diketahui bahwa danau Galilea adalah danau yang cukup besar. Panjangnya 13 mil (20,8 km) ) dan lebarnya 7 ½ mil (12 km)  ke seberang ,bukan hanya iseng-iseng Yesus pergi ke sana tapi ada maksud dan tujuan Yesus pergi ke seberang danau ,kalau kita baca ayat-ayat berikut Yesus mengusir Roh Jahat dari orang Gerasa .
Dan pada saat itu kalau kita baca di versinya Markus 4 : 35-36 itu adalah ajakan Tuhan untuk menyebrang ke seberang danau  dan murid-muridNya mentaati perintahnya ( ini sedikit berbeda pada kejadian Yunus saat Yunus tidak mentaati perintah Tuhan untuk pergi di niniwe,maka kapal yang di tumpangi Yunus mengalami badai yang sangat besar ,itu karena ketidak taatan Yunus ) akan tetapi pada saat itu murid-murid Yesus sudah mentaati perintahnya ,kok jadi pertanyaan bagi kita kenapa mereka bisa kenal badai ? inilah yang akan sedikit mengubah pemikiran/persepsi  kita yaitu jangan kita berpikir pada saat kita sudah taat kepada Yesus badai itu tidak datang/kita bebas dari masalah ,oh tidak bisa ,justru karena dengan masalah itu akan membuat kita semakin dekat dan bergantgung kepada Tuhan serta makin bertumbuh imannya .
Markus mengatakan bahwa pada saat mereka berlayar hari sudah petang berarti sudah malam jadi sepantasnya Yesus tertidur saat badai itu datang ( itu menunjukan Yesus 100 % Allah dan 100% manusia ) dan dari sisi manusiaNya sepantasnya ia tertidur karena cape seharian melayani, dan pada saat Yesus tertidur  dalam alkitab mencatat sekonyong-konyong badai itu datang kata sekonyong-konyong berarti badai itu datang mendadak , contoh ; Kisak kehidupan Ayub yang mengalami badai kehidupan secara mendadak .
Pada saat badai itu datang  bukan secara kebetulan akan tetapi di situ maksud Tuhan ingin mengetahui Iman para muridNya , kalau di terapkan buat kita jadi Masalah / badai kehidupan itu datang bukan karena Tuhan ingin kita mengalami kecelakaan tetapi Tuhan mengijinkan masalah datang karena ada maksud Tuhan di balik  itu ( Yak 1 : 2-3 ) ,dan ingat Tuhan tidak pernah mengijinkan masalah itu datang melebihi batas kemampuan kita semua tergantung kita apakah sikap kita  atau respon kita terhadap badai atau masalah tersebut .
Bagaimana sikap murid-murid ketika badai itu datang ?
Kalau kita baca di Lukas 8 : 24a situ mengatakan bahwa “Guru, Guru, kita binasa “ akan tetapi kalau kita baca di Markus seakan-akan bertentangan karena markus menulis Mark 4:38b - “Maka murid-muridNya membangunkan Dia dan berkata kepadaNya: ‘Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?’”.  Sedangkan Mat 8:25 - “Maka datanglah murid-muridNya membangunkan Dia, katanya: ‘Tuhan, tolonglah, kita binasa.’
Kata-kata yang berbeda ini bukan kontradiksi. Dalam kepanikan seperti itu, bisa saja murid yang satu mengucapkan suatu hal, dan murid yang lain mengucapkan hal yang lain.
Akan tetapi itu menunjukan satu respon atau keadaan yang sama yaitu murid-muridNya KETAKUTAN
Bahwa murid-murid Yesus, yang beberapa di antaranya adalah tukang ikan, bisa takut, menunjukkan bahwa badai itu luar biasa. Tetapi bagaimanapun, rasa takut ini menunjukkan kelemahan iman mereka. Ini mungkin tidak akan pernah mereka sadari seandainya mereka tidak mengalami badai ini.
Adam Clarke: “One advantage of trials is to make us know our weakness” (= Satu keuntungan dari ujian-ujian adalah membuat kita mengetahui kelemahan kita)
Jadi dengan badai kehidupan yang kita alami itu ada hikmahnya kita dapat mengetahui dimana sich kelemahan kita .
Saya ingin kita melihat di Mark 4:38 - “Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-muridNya membangunkan Dia dan berkata kepadaNya: ‘Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?’”.
Contoh lain dimana Yesus kelihatannya tidak peduli pada badai yang dialami oleh orang-orang percaya adalah dalam Yoh 11. Pada saat Lazarus sakit, Maria dan Marta mengirim pesan kepada Yesus, tetapi Yesus santai-santai saja, sungguh pada saat sampai di sana, Lazarus sudah mati selama 4 hari.

Disini saya akan membagikan beberapa hal tentang ketidakpedulian Yesus terhadap badai yang kita alami ;
·         Yesus hanya tampak saja tidak peduli akan tetapi Dia siap menolong
Kalau kita baca seakan-akan Yesus Ceroboh atau Yesus santai saja malahan Dia tertidur saat badai menghantam mereka ,sehingga murid-murid mengeluarkan kata apakah Yesus tidak peduli kalau mereka binasa, itu bukan terakhir kali Yesus seakan-akan tidak peduli,kalau kita lihat pada jaman sekarang banyak Gereja-gereja yang dapat penganiyaan ,banyak yang harus menderita  kalau kita lihat Tuhan seakan-akan tidak peduli dengan gerejaNya ,,Tuhan tetap tolong koq buktinya sampai sekarang Gereja belum musnah ,disitu ada pernyetaan Tuhan .
atau mungkin saja  di antara kita sedang mengalami badai atau masalah kehidupan dan pada saat kita sudah berdoa  seakan-akan Tuhan tidak menjawab ,seakan-akan Tuhan tidak peduli dengan kita ,,ehh tungguh dulu jangan salahkan Tuhan ,kalau doa kita tidak di jawab ,coba kita lihat murid-murid Yesus kalau kita baca versi Matius 8 :  25 , disitu murid-murid sudah berteriak minta tolong tapi ada kata tambahan yaitu “ kita binasa “  menunjukan bahwa ada keraguan dalam diri mereka ,,itu juga yang mungkin terjadi pada kita ,saat kita sudah berdoa minta tolong,,tapi ternyata kita masih ragu,kata-kata negative yang malahan keluar – oh tidak mungkin semua itu bisa terjadi – itu yang membuat doa kita seakan-akan tidak di jawab Tuhan .
saya pernah berpikr begini Tuhan bukannya tidak peduli tetapi kita yang sebagai manusia yang salah berdoa , pada saat kita berdoa ,kita lebih focus kepada masalah kita  dari pada focus kepada Tuhan .
jadi Intinya Tuhan hanya tampak saja tidak peduli tetapi Dia tetap siap menolong ,kita lihat ajah murid-murid Tuhan ,walaupun dalam keraguan ,penyertaan atau pertolongan Tuhan selalu ada buat mereka

·         Segala sesuatu yang terjadi telah di tetapkan oleh Allah untuk kebaikan kita

Kita Tahu bahwa segala sesuatu yang Tuhan buat itu mendatangkan kebaikan ,jangan pernah katakan “  apakah Engkau tidak Peduli kalau  kami binasa ?” Tuhan bukannya tidak peduli akan tetapi Tuhan sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik kepada kita , mungkin saat kita berdoa saat mengalami masalah koq Tuhan tidak jawab ? dan kita terus berdoa tapi hasilnya sama ,ingat bahwa Tuhan lebih tahu mana yang terbaik dan kalau kita di izinkan Tuhan mengalami masalah, Tuhan pasti menyediakan jalan keluar bagi setiap masalah kita dan dengan masalah yang kita hadapi disitu kita melihat mujizat Tuhan yang besar dinyatakan ,,kadang-kadang kita berdoa Tuhan biarlah saya mengalami Mujizat besar ,eeh tapi pada saat masalah datang kita malah kabur ,patah semangat dan katakan Tuhan tidak peduli bukannya mujizat yang besar akan terjadi kalau badai/masalah itu besar,,,, sekarang saya ingin tanyakan ? Mujizat Tuhan meredahkan badai itu mujizat besar atau kecil ? pasti jawabannya besar karena badai yang mereka alami juga besar ,
Tuhan tahu kok mana yang terbaik buat kita, ketidakpedulian Tuhan bukan berarti Tuhan meninggalkan kita akan tetapi Tuhan sedang menyiapkan yang terbaik kepada kita .
Illustrasi : Video



·         Mungkin kita menganggap orang yang jauh / brengksek kenal badai itu sudah pada tempatnya sedangkan kita yang mengikuti Tuhan ,mengasihi Tuhan terkena badai

Sering kita berpikir kenapa orang-orang yang kelihatannya tidak mengikuti Tuhan atau tidak mengasihi Tuhan sepertinya enak-enak ajah hidup mereka kalau mereka kena masalah itu sudah pada tempatnya atau dengan kata lain sudah sepantasnya lah akan tetapi kita yang sudah melayani dan mengikuti Tuhan kenapa kita bisa kena namanya badai / masalah kehidupan ,
Tidak dituliskan, ‘Sebanyak yang Aku benci Aku hajar’, jauh dari itu: ... Tetapi tertulis ‘Sebanyak yang Aku kasihi Kutegur dan Kuhajar’ ( wahyu 3 :19a)  saya kasih analogi yah
Saya dulu pernah tanam rambutan di depan rumah dan pada saat berbuah saya panen trus kata mama saya harus di potong ranting-rantingnya agar kedepannya bisa berbuah lebih lebat .dan itu benar..
Jadi kita tidak perlu katakan seperti itu,percaya saja bahwa mungkin kita alami masalah tetapi ingat Poin pertama bahwa pertolongan Tuhan selalu ada dan tepat pada waktunya.

·         Kadang  kita berpikir kenapa Allah tidak membiarkan mujizat terjadi saat kita alami badai.
Mungkin kita berpikir kenapa Allah tidak saja langsung membuat mujizat kepada setiap masalah kita ,terkadang kita pernah alami seperti itu ,dan saya sendiri pernah mengalami itu kok kenapa tidak terjad mujizat yah , ingat Tuhan kita Allah yang Kreatif Ia bekerja dengan cara yang berbeda-beda tidak semua ia melakukan dengan hal yang sama , kita lihat saja Yesus dalam pelayananNya ada yang Ia menyembuhkan orang langsung sembuh tetapi ada juga yang tidak langsung sembuh  dan cara-cara yang di lakukan Yesus juga berbeda-beda ,ada yang di jamah ,ada yang di pakai ludah ,dan masih banyak lagi,
Jadi cara Tuhan bekerja beda-beda ,Tuhan buka tidak peduli dengan masalah kita sehingga tidak ada mujizat , tetapi Allah tetap menopang kita saat kita mengalami badai mungkin Ia tidak keluarkan kita dari badai tetapi IA selalu menopang kita saat kita dalam badai atau Ia selalu menyertai kita saat ada badai. (Penulis: Nusye Manuputty, S.Th)







Tuesday 19 May 2015

Khotbah bangkit dari kegagalan

BANGKIT DARI KEGAGALAN
TEKS : LUKAS  22 : 54-62

Hasil gambar untuk BANGKIT DARI KEGAGALANDalam pasal ini menceritakan tentang seorang murid Yesus yang sudah kira-kira 3 tahun lamanya bersama-sama dengan Yesus akan tetapi karena takut mati petrus menyangkal Yesus.ia harus meninggalkan iman percayanya dan memilih untuk tidak mengakui Yesus.apakah yang di lakukan Petrus adalah hal yang benar ? tentu tidak,mungkin kita akan secara tidak langsung mengatakan bahwa Petrus itu tidak baik ,tapi ingat apabila kita di posisi petrus apakah kita juga akan melakukan hal yang sama ? ,posisi petrus adalah posisi yang kurang begitu baik karena apabila waktu itu kalau ia tidak menyangkal mungkin petrus juga akan mati.
Ini adalah titik terendah yang di alami petrus,yaitu kegagalan karena ia menyangkal Yesus selama 3 kali,petrus di beri kesempatan selama 3 kali akan tetapi selama 3 kali juga ia menyangkal Yesus .
Itu adalah kegagalan yang di alami oleh Petrus,sekarang pertanyaan bagi kita semua
Pernahkah saudara/i gagal atau membuat kesalahan?. Kegagalan dan kesalahan dapat menjadi jembatan bukan penghalang bagi kehidupan yang lebih baik.
Dalam suatu acara televisi ESPN, ditayangkan suatu interview di mana seorang mega bintang mengisahkan tentang perjalanan kariernya: “Lebih dari 3000 kali saya diberi kepercayaan untuk menyarangkan bola ke jaring lawan namun saya gagal melakukannya. Saya diberi 26 kali kepercayaan oleh tim saya untuk melakukan tembakan terakhir pada saat pertandingan final dan saya pun gagal. Lebih dari 300 kali saya berkontribusi dalam kekalahan tim saya Chicago Bulls dan kini saya masih dijuluki sebagai pemain terhebat sepanjang masa. Sayalah Michael Yordan.”

Baca Juga


Saya akan membagikan beberapa hal bagaimana sich sikap kita dalam menghadapi kegagalan?

·         Kita harus sadar bahwa setiap orang pernah gagal

Dalam Alkitab sendiri mencatat tokoh-tokoh yang besar juga pernah gagal,Abraham,Yakub,Musa,Daud,Salomo dan masih banyak lagi dan pada pembacaan kita tadi itu adalah kegagalan yang di alami oleh Petrus
kita juga sadar bahwa setiap orang pernah gagal,pemahaman akan setiap orang pernah gagal adalah cara mencegah kita dari frustasi,berputus asa dan hal-hal yang fatal lainnya.
Jangan karena kita baru gagal sekali membuat kita cepat putus asa ,cobalah ubah pola pikir kita ,kita lihat dalam Alkitab sendiri menceritakan ada tokoh-tokoh Alkitab yang mengalami kegagalan dan dalam dunia sekuler juga banyak orang yang mengalami kegagalan jadi jangan perpikir bahwa hanya kita saja yang alami namanya kegagalan karena kita harus tahu bahwa semua orang pernah gagal.
Saudara/I mengenal seorang yang bernama Abraham Lincoln
Kita akan melihat segelintir kegagalan yang ia alami,supaya dapat membuka mata kita bahwa bukan kita saja yang alami namanya kegagalan.
Abraham Lincoln adalah seorang pribadi yang ulet. Sifatnya yang pantang menyerah telah membuatnya mampu bertahan melalui berbagai rintangan dan menjadi orang yang berhasil. Abraham Lincoln mampu membuat kegagalan menjadi “jembatan” untuk maju dari satu keberhasilan kepada keberhasilan yang lebih tinggi. Lihatlah catatan sejarah hidupnya dibawah ini: Tahun 1816 keluarganya diusir dari rumahnya, sehingga ia harus bekerja; tahun 1818 ibunya meninggal dunia; tahun 1831 gagal dalam berbisnis; tahun 1832 gagal menjadi anggota legislatif. ia kehilanganpekerjaan dan ingin sekolah difakultas hukum tetapi tidak diterima; tahun 1833 meminjam uang untuk memulai lagi bisnisnya danbangkrut pada tahun itu juga dan ia harus melunasi hutangnya selama 17 tahun; tahun 1834 terpilih sebagai anggota legislative; tahun 1835 bertunangan, kemudian tunangannya mati dan ia patah hati; tahun 1836 mengalami “nervous breakdown” dan harusberbaring selama 6 bulan; tahun 1838 ingin menjadi pembicara badan legislatif, tetapi gagal; tahun 1840 ingin menjadi “elector”, tetapi gagal; tahun 1843 ingin menjadi anggota kongres, tetapi gagal; tahun 1846 berhasil menjadi anggota kongres; tahun 1848 tidak terpilih untuk yang kedua kalinya sebagai anggota kongres; tahun 1849 melamar sebagai walikota, tetapi ditolak; tahun 1854 ingin menjadi anggota senat amerika, tetapi gagal; tahun 1856 mencalonkan diri sebagai wakil presiden amerika, tetapi gagal karena ia hanya mendapat suara kurang dari 100; tahun 1858 Ingin menjadi anggota Senat Amerika lagi,tetapi kalah; tahun 1860 Terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat
Thomas Alva Edison
Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. Ibunya pun membaca kertas tersebut yang berisi, "Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah." Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, ”anak saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.
Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju
Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya! Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya.
Pemahaman bahwa sukses tanpa kegagalan hanyalah sekedar mitos belaka akan membuat kita bisa melihat perspektif positif dari kegagalan kita.

·         Sadar akan kegagalan kita dan coba bangkit lagi

Kegagalan yang di lakukan oleh Petrus adalah kegagalan yang cukup fatal sama halnya dengan yudas yang menjual Tuhan Yesus tetapi kenapa petrus masih bisa tetap bangkit dan Yudas tidak,petrus mengakui kesalahannya dia sadar apa yang ia lakukan kalau kit abaca pada ayat 62 mengatakan bahwa petrus menangis dengan sedihnya berarti ada suatu penyesalan yang luar biasa,dan petrus mau bangkit lagi dia tidak tinggal dalam kegagalannya kalau kita baca pada kitab-kitab injil yang lain disitu Petrus mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan dia mau melayani dan mengikuti Tuhan , dan kalau kita baca pada kitab kisah para rasul disitu digambarkan bagaimana hebatnya pelayanan yang di lakukan petrus , dia tidak tinggal dalam kegagalannya seperti yang di lakukan yudas,mungkin yudas menyesal akan kesalahan tetapi yudas tidak mau bangkit lagi malahan dia bunuh diri berbeda dengan petrus yang mau mencoba untuk memperbaiki kesalahan yang pernah di lakukannya.
Billy Lim menulis sebuah buku yang sangat popular di Malaysia, judulnya Dare to Fail. Dalam buku tersebut ia mencantumkan sebuah survey yang menyatakan bahwa dibutuhkan rata-rata 240 kali proses jatuh bangun dari seorang bayi, sebelum ia mampu berjalan. Menurut anda, ketika bayi itu jatuh, apakah ia akan menyalahkan orang tuanya karena kurang membimbingnya, atau menyalahkan lantai karena licin? O, tidak, para bayi belum bisa berpikir sejauh itu. Bahkan mereka menikmati sekali proses jatuh bangun itu. Mereka tanpa berpikir lama akan bangkit lagi dengan tersenyum dan semangat. Mereka bangkit dan berusaha mencoba sekali lagi, sekali lagi, dan sekali lagi. Sampai kapan? Sampai mereka bisa berjalan.
Bagaimana dengan kita apakah kegagalan yang pernah kita alami dan pernah kita lakukan akan membuat kita berhenti berusaha berhenti untuk bangkit ? mungkin dulu pernah kita mengalami kegagalan-kegagalan tapi jangan sampai kegagalan itu menghalangi kita untuk bisa bangkit ,jangan tinggal larut dalam kegagalan ,jangan hanya sekedar sadari atau menyesal tetapi bagaimana kita harus tetap bangkit.

·         Patahkan segala rintangan yang menghalangi untuk bangkit

Apakah petrus tidak mengalami rintangan-rintangan ? tentu saja ia pernah alami rintangan yaitu ia harus di penjarakan tetapi itu tidak membuat petrus stop untuk bangkit malahan ia tetap semangat untuk bangkit.
Yang menjadi penghambat bagi kita untuk bangkit lagi adalah pikiran negative dan traumatis masa lalu ,bagaimana kita mengatasi hal tersebut : pertama -cobalah isi pemikiran kita dengan hal-hal yang positif ( filipi 4 : 7-8)  dan kedua  kita perlu membereskan pengalaman traumatis masa lalu dengan menerima pengalaman itu sebagai bagian dari hidup kita. Kita juga harus belajar mengampuni orang-orang yang telah melukai dan menyakiti kita (Pengalaman Yusuf sebagai contoh). Ingatlah, jika anda terlalu banyak menoleh kebelakang, anda akan segera kehilangan arah.
Mungkin banyak kesalahan dan kegagalan yang pernah kita lakukan akan tetapi jangan terlalu mengingat masa lalu kita ,artinya kita harus membereskan trauma masa lalu kita,jangan pernah katakan “ saya sudah tidak layak lagi,saya sudah hancur,saya hanya orang biasa karena dengan saudara mengatakan hal tersebut secara tidak langsung saudara membangun tembok untuk saudara bangkit.kita harus patahkan rintangan-rintangan tersebut maka kita akan jadi orang-orang yang akan menuju keberhasilan dan meninggalkan kegagalan .

·         Tetaplah percaya dan Berserah kepada Tuhan

Keberhasilan Yusuf lebih ditentukan oleh posisinya di hadapan Tuhan. Karena posisi hidupnya berada dalam penyertaan Tuhan, dimana pun ia berada ia selalu berhasil. Kejadian 39:2 “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu”.
Kegagalan-kegagalan yang kita alami jangan sampai membuat kita harus meninggalkan kepercayaan kita atau membuat kita tidak lagi mau datang kepada Tuhan ,ingatlah bahwa TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. (Mazmur 37:23-24)  dan jangan lupa bahwa justru dalam kelemahan kita nyata kuasa Allah ,tetapi bagaimana dengan kita apakah kegagalan akan membuat kita dekat dengan Tuhan tetap percaya dan berserah kepada Tuhan atau sebaliknya ? Tuhan tidak akan meninggalkan saya dan saudara/I serahkanlah semuanya kepada Tuhan ,minta pertolongan Tuhan maka apapun yang kita lakukan akan berhasil dan apabila kita sudah berhasil ingatlah jangan pernah sombong,ingatlah bahwa kita dulu pernah di posisi terendah jangan sampai kesombongan membuat kita kembali melakukan hal yang sama akhirnya kegagalan menjemput kita.
Kegagalan bukanlah akhir dari perjalanan hidup tetapi awal untuk kita bisa mencapai yang lebih baik lagi ,tergantung kita apakah kita mau tetap tinggal dalam kegagalan itu atau kita mau bangkit dan mencapai tujuan hidup kita. (Penulis: Nusye Manuputty, S.Th)



Thursday 26 March 2015

Dosa yang Sengaja , apakah masih bisa diampuni?

Ini adalah Hasil diskusi kelompok yang saya rangkum dalam sebuah tulisan...
Pokok Masalah  :
·        Apakah dosa yang di Sengaja setelah mengetahui kebenaran dan tidak lagi ada korban untuk menghapusnya ?

Pembahasan :
Menurut kelompok kami bahwa dosa yang di lakukan secara sengaja tidak akan ada lagi korban penghapus dosa ,kenapa kelompok kami bisa katakan begitu
·        Kita harus tahu Orang yang melakukan dosa sengaja adalah orang yang tahu kebenaran atau tidak ?
·        Kita juga harus pahami dosa yang sengaja itu seperti apa ?
·        Apa yang di maksud penulis dalam kitab ibrani sehingga ia bisa mengatakan seperti itu ?
Kelompok kami akan mulai membahasnya lebih terperinci sebagai berikut

Semua orang yang menyelidiki hidup mereka berdasarkan ajaran Yesus akan menemukan dosa. Mungkin dosa itu tidak sering dilakukan atau menyolok, tetapi tidak satu pun dari kita telah hidup sesuai dengan yang dinyatakan Yesus mengenai sifat Bapa. Kita juga harus mengakui bahwa sebagian dari dosa itu kita lakukan dengan sengaja. bukannya dengan sengaja ingin berbuat dosa, tetapi dalam hati kita mengetahui bahwa beberapa tindakan atau perbuatan kita itu salah (paling tidak bagi kita, mungkin juga bagi setiap orang). Meskipun demikian, kita membungkam suara hati kita dan tetap berbuat dosa. Kadang-kadang kita bahkan mungkin menyadari bahwa kita telah merencanakan dosa itu dengan teliti, atau setidaknya menyerah kepada godaan, dengan mengetahui sepenuhnya bahwa kita akan kalah (dalam hati atau pikiran).
Jika hal ini secara tepat menggambarkan keadaan manusia, maka pernyataan Ibrani 10:26 terasa sangat mengganggu. Apakah ayat tersebut membedakan antara dosa yang disengaja dan tidak disengaja seperti dalam Perjanjian Lama? Apakah ayat tersebut mengatakan bahwa ada pengampunan untuk dosa yang terjadi secara kebetulan atau tidak disengaja, tetapi tidak ada pengampunan untuk dosa yang disengaja? Dan jika itu yang terjadi, apakah kita semua yang sengaja melakukan dosa setelah pertobatan akan binasa? Jika memang demikian artinya, maka ayat di atas akan menimbulkan kengerian dan keputusasaan, bukan hanya keprihatinan.
Pokok pembahasan Kitab Ibrani, yang memandang hidup ini berdasarkan Yesus yang telah datang dan mati bagi dosa. Jika Yesus memahami kelemahan manusia dan menolong mereka yang mengalami pencobaan (Ibrani 2:17-18; 4:15), maka tidak mungkin Dia tidak memahami kegagalan kita. Demikian pula jika seseorang melakukan pelanggaran, maka tanggapan Paulus terhadapnya adalah mengarahkannya ke jalan yang benar (Galatia 6:1), meskipun dosanya cukup serius (2Korintus 2:5-11).

      
    Pokok pembahasan Kitab Ibrani akan terlihat secara paling jelas dengan mengikuti jalan pikiran penulis. Setelah mencatat pentingnya pengorbanan Kristus dalam Ibrani 10:1-18,
 Penulis mendesak para pembaca untuk mendekat kepada Allah dengan keyakinan (ayat 19-22). Hal ini diungkapkan dengan
(1) berpegang pada keyakinan yang kita miliki dalam Kristus,
 (2) saling mendorong untuk mempraktlkkan hidup yang beriman dan
 (3) bersekutu (ayat 23-25).
Lawan dari tindakan di atas adalah menarik diri dari persekutuan Kristen, tidak lagi menunjukkan iman di depan umum, dan tidak lagi berserah kepada Kristus dan berharap kepada-Nya. Dengan kata lain, lawannya adalah kemurtadan.



Kita dapat melihat dengan jelas bahwa hal inilah yang menjadi pokok bahasan dalam Ibrani 10:29, di mana mereka yang melakukan dosa secara "sengaja" yaitu
·        digambarkan sebagai orang-orang yang telah "menginjak-nginjak Anak Allah,"
·         menganggap "darah perjanjian" sebagai hal yang najis (dengan kata lain, memandang kematian Yesus seperti kematian para penjahat lain)
·        "menghina Roh kasih karunia"
Ini merupakan dosa yang disengaja, yang berarti bahwa orang tersebut dengan sengaja menolak kekristenan, Yesus, kematian-Nya, dan pengalaman pribadi mengenai Roh Kudus (ini adalah penghinaan terhadap Roh Kudus, dan merupakan sikap yang dicela dalam Kitab Markus 3:28-29).

           Masalahnya bukanlah orang-orang yang dengan sengaja berbuat dosa (atau murtad) itu tidak mengetahui kebenaran. Penulis mengungkapkan hal tersebut dengan jelas. Namun "sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran" perbuatan itu menjadi dosa yang serius. Seperti disebutkan dalam Ibrani 6:4-8, mereka telah diterima sepenuhnya ke dalam kekristenan, karena kalimat "pengetahuan akan kebenaran" dalam penulisan Perjanjian Baru secara umum berarti telah menjadi Kristen dan mengalami pertobatan sepenuhnya (Yohanes 8:32; lTimotius 2:4; 4:3; 2Timotius 2:25; Titus 1:1; 1Yohanes 2:21; 2Yohanes 1).
Tetapi mereka lebih suka menolak pengalaman mereka akan Kristus. Seandainya mereka memperoleh gambaran yang salah tentang kekristenan mungkin masih ada harapan, karena mereka dapat memperbaiki kesalahan itu. Tetapi mereka memiliki "hati yang jahat dan tidak percaya oleh karena murtad dari Allah yang hidup" (Ibrani 3:12). Bagi orang-orang semacam itu tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa; mereka telah menolak satu-satunya korban yang ada. Sekarang yang tertinggal hanyalah penghakiman Allah.

Tuhan Yesus Memberkati..

Thursday 5 March 2015

Laporan baca Teologi Penginjilan- Pdt. Dr. STEPHEN TONG

LAPORAN BACA

JUDUL BUKU         : TEOLOGI PENGINJILAN
PENULIS                  : Pdt. Dr. STEPHEN TONG
PENERBIT               : LRRI, JOGJAKARTA 1988

Hasil gambar untuk Teologi Penginjilan- Pdt. Dr. STEPHEN TONG
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa- dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci (I Korintus 15:3-4)
Kematian dan kebangkitan Kristus merupakan dua hal yang menjadi fondasi Injil. Apakah itu Injil? Injil adalah satu-satunya kabar baik dari Tuhan Allah, yang Ditujukan bagi orang berdosa, bahwa Kristus yang diutus oleh Allah sudah mati dan sudah bangkit menjadi Penebus orang berdosa. Dia mati karena dosa kita masing-masing, dan Dia bangkit dengan tujuan memberikan kebenaran Allah kepada kita, yang datang kepadaNya. Ada sifat penting dalam Injil yang harus kita pertahankan. Gereja yang kehilangan pegangan atas sifat Injil yang penting ini, pasti akan menjadi gereja yang berkompromi. Sifat paling mendasar dari Injil adalah sifat penebusan -- The redemptive nature of the Gospel --. Injil bukan satu pengajaran baru, bukan semacam perubahan moral, bukan satu popularisasi dari ajaran agama Kristen. Mengabarkan Injil bukan satu gerakan menambah anggota gereja, bukan suatu pidato mengenai keagamaan. Mengabarkan Injil merupakan peperangan yang membawa manusia keluar dari tangan setan masuk ke dalam tangan Allah.
Jikalau kita betul-betul mengetahui apakah artinya Penginjilan, kita tidak mungkin Penginjilan tanpa semangat, jikalau kita belum mengerti apa sifat Injil yang sejati, kita tidak mungkin membedakan kegiatan kita dengan kegiatan agama-agama yang lain. Sifat Penginjilan, berdasarkan sifat esensi dari Injil itu sendiri. Injil bersifat penebusan, yang tidak ada di dalam agama lain. Jikalau agama-agama mengajar manusia berbuat baik, dan orang-orang yang menganut agama itu taat pada pengajaran agamanya, maka mereka berbuat segala kebaikan sesudah menerima ajaran agama mereka. Ini tidak berarti perbuatan-perbuatan dosa sebelum itu sudah bisa diselesaikan. Jika seseorang berbuat baik menurut agama mereka, dan sampai mati tidak berbuat dosa lagi, tetap belum membereskan soal dosa kemarin, kemarin dulu dan tahun-tahun yang silam dan waktu-waktu yang sudah lalu.
Agama mengajar manusia bermoral baik, tetapi Kristus menebus manusia keluar dari kuasa dosa dan kuasa setan. Inilah perbedaan agama dan Injil Yesus Kristus. Jikalau orang Kristen tidak mengenal keunikan dan inti dari istilah penebusan ini, kita tidak mungkin berperang dengan semangat, api yang murni, dan ketekunan tanpa henti untuk melayani Tuhan.
Di dalam kematian Kristus, fokus terpenting adalah keunikan Oknum yang telah menderita kematian ini. Siapakah Dia yang dipaku di atas kayu salib? Golgota tidak hanya menyalibkan Yesus. Banyak orang yang dipaku di sana. Perampok-perampok yang diadili menurut hukum dari Romawi dipaku, digantung dan dibunuh di sana. Yesus bukan orang pertama yang disalibkan. Menurut catatan sejarah, pada waktu Yesus berusia 11 tahun sudah lebih dari 100 orang Israel yang dipaku di atas kayu salib di Nazaret. Berarti Yesus yang masih kecil sudah mempunyai kesan: inilah nanti pengalaman yang harus diterimaNya, pada waktu Dia mengakhiri perjalanan dalam melaksanakan kehendak Allah sebagai Mesias.
Tetapi kesengsaraan Kristus lebih dari kesengsaraan penjahat yang disalib, sehingga Dia berteriak, "Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Suatu kesengsaraan yang tidak mungkin dimengerti oleh rasio manusia, melampaui kemungkinan penganalisaan teologis. Martin Luther setelah berjam-jam merenungkan ayat itu pada satu hari Jumat Agung, tetap tidak mengerti, akhirnya dia berdiri, memukul meja dan berkata: "Siapakah yang dapat mengerti Allah Oknum Pertama meninggalkan Allah Oknum Kedua?" Siapakah yang mampu mengerti mengenai hal Allah meninggalkan Allah? Namun setiap orang Kristen yang tidak mengerti secara mutlak dan tuntas akan hal ini harus mengerti satu hal: Dia dibuang oleh Allah, supaya kita bisa diterima kembali oleh Tuhan Allah. Itulah Injil
Suatu kebenaran yang tidak ada di dalam agama-agama, di dalam filsafat, di dalam ilmu-ilmu pengetahuan mana pun yang ditemukan manusia melalui otak yang diberikan oleh Tuhan, untuk menyelidiki rahasia-rahasia kebenaran ciptaan Allah yang tersembunyi di dalam alam. Kematian Kristus harus kita renungkan terus menerus, menjadi dorongan kekuatan yang konsisten untuk menopang gereja. Salib Kristus adalah rahasia kemenangan dari jaman ke jaman bagi gereja Tuhan yang sejati.
Kematian Yesus Kristus di atas kayu salib mengandung empat arti:
  1. The sacrifice of the substitution (Pengorbanan yang menggantikan)
Di dalam Alkitab konsep yang penting ini keluar dari mulut Yesus Kristus sendiri, Dia berkata: "... Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45). Yesus Kristus sendiri menyatakan konsep penggantian ini, yang saya sebut -- The sacrifice of substitution -- karena penggantian ini tidak mungkin dikerjakan oleh orang lain. Tidak ada kematian malaikat yang bisa diterima untuk mengganti kita. Orang yang paling suci sekalipun, tidak ada yang cukup layak menjadi pengganti bagi kita kecuali Anak Allah sendiri. Allah mencari di tengah-tengah manusia adakah seorang yang cukup baik? Tidak seorangpun. Semua sudah berada di bawah murka Allah. Di mana lagi Allah mau mencari? Satu-satunya yang layak untuk menerima hukuman Allah menggantikan manusia adalah Oknum Kedua dari Allah Tritunggal itu sendiri.
Konsep ini sudah keluar dari mulut Kristus, yang kemudian dikembangkan oleh Paulus di dalam teologinya. Paulus berkata: "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita (II Korintus 5:21) Ini adalah salah satu ayat yang paling sulit dimengerti oleh rasio dan sulit dimengerti dan dijelaskan di dalam Hermenutika. Mengapa? Apa artinya yang tidak mengenal dosa dibuatNya menjadi dosa? Inilah penerobosan dari Yang Kekal ke sementara, dari Yang Tidak Berdosa menjadi berdosa. Allah sendiri yang bekerja. Kristus, yang tidak berdosa, menggantikan kita, yang berdosa. Kita yang berdosa sekarang boleh dilepaskan, dibebaskan dari hukuman dosa, karena Kristus telah menjadi penanggung dosa kita masing-masing. "Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus AnakNya sendiri dalam daging (Roma 8:3), "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib...." (I Petrus 2:24). Jelas sekali, baik dari Petrus, Paulus, ataupun dari Yesus Kristus, maka substitution ini merupakan sesuatu penegakkan teologi yang tepat.
Di dalam aliran teologi Liberal, khususnya teologi Jerman pada abad ke 19, banyak orang mulai menolak sifat substitusi ini. Mereka hanya mau mendirikan teologi di atas dasar moral Yesus. Teologi tidak boleh dibangun di atas dasar moral, sebaliknya moral harus dibangun di atas dasar teologi. Jika tidak maka tidak ada jalan yang sesungguhnya. Tuhan Yesus, bukan saja menjadi Guru moral yang terbaik atau Oknum yang hidup paling suci hidupNya di sepanjang sejarah, lebih dari itu, Yesus Kristus adalah Allah dan Tuhan yang datang menjadi manusia dan hamba, dengan tujuan untuk di salib. Suatu kematian yang bersifat mengganti.
  1. The sacrifice of the propitiation (Pengorbanan yang memulihkan)
Propitiation berarti pemulihan. Istilah propitiation yang dipakai dalam Kitab Suci bersangkut paut dengan kemarahan Allah, Allah adalah Allah Yang Mahasuci dan Mahaadil.Yesus Kristus datang ke dalam dunia, Dia akan menjalankan dan melaksanakan keadilan dan kesucian Allah yang mutlak. Tuhan Allah adalah Tuhan yang tidak berkompromi ataupun menoleransi dosa. Itu sebabnya Allah sangat murka yang tidak mungkin ditanggung oleh manusia. Siapa yang bisa berdiri di hadapan Allah dan dombaNya pada waktu Anak Domba Allah murka? Tidak ada orang yang bisa tahan berdiri di hadapanNya.
Pada waktu kemarahan Tuhan ditimpakan kepada orang berdosa, maka Kristus yang datang untuk menanggungnya. Di atas kayu salib Dia telah mengalami vakum kasih. Satu-satunya tempat, satu-satunya saat, satu- satunya peristiwa di mana tidak ada kasih sama sekali, adalah ketika Yesus disalib. Bukankah Allah mengasihi Dia? Pada waktu itu tidak. Saat itu Allah meninggalkanNya, sehingga Dia berteriak: "Eli, Eli lama sabakhtani? AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Yesus ditinggalkan Allah. Saat itulah vakum kasih. No love of God is there. Bukankah manusia-manusia yang bersimpati dan mengasihiNya mengelilingi salib dan memberikan hiburan kepadaNya? Saya menjawab: "Tidak!" Pada waktu Yesus berada di kayu salib, cinta dari manusia tidak mungkin sampai kepadaNya. Karena Dia sedang menanggung dosa mereka, sehingga dosa mereka yang datang kepada Kristus, kemurkaan Allah yang ditimpakan kepada Kristus. The absolute vacum of love is in the cross.
  1. The sacrifice of redemption (Pengorbanan yang menebus)
Kematian Yesus Kristus bersifat penebusan. Apa artinya redemption? Apa artinya atonement? Di dalam bahasa Inggris atonement bisa dipisah menjadi at one ment yang berarti menjadi satu. Di dalam penebusan Dia membayar harga tunai yang tinggi dan sangat berharga sehingga nilai kita ditegakkan, dan kita mengetahui bahwa kita bernilai. Berapa besarkah nilai manusia? berapa mahalkah nilai jiwa manusia? Alkitab Perjanjian Lama memberikan sesuatu rumusan mengenai nilai jiwa manusia di dalam Kejadian 9:6: "Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia....", ini berarti man is equal to man, manusia nilainya sama dengan manusia. Di dalam Perjanjian Baru rumus yang lain diberikan mengenai nilai manusia, rumus yang baru dikatakan oleh Yesus Kristus: "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?" Di dalam kalimat tantangan dari Kristus ini, kita melihat betapa bernilainya jiwa. Seorang manusia lebih bernilai daripada seluruh dunia. Lebih jelas lagi di dalam I Petrus 1:18,19 yang berbunyi: "... kamu telah ditebus... bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus ... yang tak bercacat."
Darah Kristus menjadi tebusan di mana jiwa kita boleh kembali kepada Tuhan Allah. Penetapan nilai jiwa manusia adalah setinggi darah Kristus. Hak azasi manusia yang diperjuangkan di PBB, yang diperjuangkan oleh Jimmy Carter, yang diperjuangkan di Helsinki, belum pernah menjadi standar yang lebih tinggi dari Kitab Suci. Mereka mengenal manusia tidak lebih tepat dari apa yang Tuhan katakan. Karena Allahlah yang menciptakan manusia, maka Dia yang paling tahu dimana dan berapa besar nilai manusia. Nilai manusia sedemikian berharga sampai jikalau bukan Anak Allah sendiri mati bagi mereka, mereka tidak bisa ditebus dan tidak bisa kembali kepada Tuhan.
  1. The sacrifice of the reconciliation (Pengorbanan yang mendamaikan)
Reconciliation berarti memperdamaikan. Pada waktu Kristus mati, harga sudah dibayar, kita ditebus kembali. Pada waktu Yesus Kristus mati, kebencian sudah ditanggung, dan segala kemarahan sudah dihentikan, kita berdamai kembali dengan Tuhan Allah Bapa di dalam surga. Satu pertanyaan yang perlu kita pikirkan adalah Kristus membayar harga untuk menebus kita, harganya dibayar kepada siapa? Iblis atau Allah Bapa atau dunia? Pertanyaan ini baru pada abad ke X dapat dijawab tuntas. Abad I teolog-teolog mempunyai pikiran yang berbeda-beda. Tertullian (abad II) mengatakan: "Membayar harga yang tunai kepada setan, supaya tangan setan tidak lagi bisa memegang kita, dan kita keluar dari tangannya." Tetapi abad XI seorang yang bernama Anselm menulis buku yang berjudul "Mengapa Allah Menjadi Manusia?" Di dalam bukunya mengatakan, "Kepada siapa kita berhutang?" Jika Allah membayar kepada setan, seolah-olah ada persekongkolan antara Allah dengan setan.
Pada waktu kita berdosa, kita berhutang atas kemuliaan Allah. "Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 3:23) Hutang kemuliaan berarti kehilangan kemuliaan. Dosa tidak bisa dimengerti hanya dari sudut perbuatan dan etika yang kurang baik. Dosa harus dimengerti lebih dari etika dan perbuatan secara lahiriah ke dalam motivasi yang tidak benar. Tetapi Alkitab memberikan ajaran jauh lebih tinggi dari semua filsafat etika dunia dan agama-agama yang lain. Alkitab memberikan jawaban kepada kita, dosa adalah kekurangan kemuliaan, di mana kekurangan kemuliaan itu terjadi itulah dosa. Sekarang setelah kita berhutang kemuliaan Allah, siapa yang bisa membayar kembali?


Manusia berhutang kepada Allah yang tidak terbatas. Kristus yang tidak terbatas satu-satunya yang mungkin membayar. Tetapi mengapa waktu Yesus Kristus membayar, kita terlepas dari tangan setan? Karena waktu setan memiliki kita itu bukan dengan hak milik asli. Hak milik setan bukan hak milik asli. Pada waktu kita dimarahi oleh Tuhan, kita dibuang, setan langsung menguasai kita dengan hak yang tidak sah. Dia telah merongrong, telah memiliki manusia dan memojokkan manusia untuk melawan Allah lagi. Tetapi Allah Yang Mahakuasa jauh lebih besar kuasaNya dari setan. Sehingga setelah Kristus membayar lunas hutang kemuliaan dan kesucian kita kepada Allah, di situ Allah berkata: "Aku menerima engkau kembali."
Karena Allah menyatakan, "Aku menerima engkau kembali", pemilik yang tidak sah harus melepas milik yang bukan miliknya. Itu sebab semacam kematian yang bersifat menebus kita, kematian yang bersifat memperdamaikan kita, yaitu Allah yang mempunyai keadilan, kesucian, sekarang karena telah disingkirkan melalui propisiasi itu. Maka Dia mampu memberikan pengampunan kepada kita, pengampunan itu mengakibatkan kita boleh berdamai lagi dengan Tuhan Allah, itu disebut reconciliation. Demikianlah hasil laporan baca saya ini, saya ucapakan terimakasih Tuhan Yesus memberkati.


Baca Juga

Wednesday 4 February 2015

Presentasi Kidung Agung

Presentasi

Penulis Kitab            :Salomo
Temanya                  : Kasih  dalamPernikahan
Tanggal Penulisan  : + 960 SM

didalam kitab suci orang israel yang kita warisi sebagai perjanjian  lama, kitab kidung agung disebut Shir hashshirim (kid. 1:1) Secara harfiah, nama Ibrani kitab ini diterjemahkan Nyanyian Atas Segala Nyanyian suatu ungkapan yang berarti "Nyanyian yang Terbaik" (sama seperti "Raja atas segala raja" berarti "Raja yang Maha Besar"); karena itu kitab ini dianggap sebagai nyanyian pernikahan yang terbaik yang pernah digubah. Salomo dianggap sebagai penggubah Kidung Agung ini (
Kid 1:1).
Salomo menjadi penggubah sekitar 1005 nyanyian dan 3000 amsal (1Raj 4:32). Di dalam ayat judul namanya disebutkan (Kid 1:1), dan sebanyak enam kali di dalam kitab ini (Kid 1:5; Kid 3:7,9,11; Kid 8:11-12). Ia juga dikenal sebagai mempelai laki-laki ("kekasih"); pada mulanya kitab ini mungkin merupakan rangkaian syair di antara Salomo dengan mempelai perempuannya. Kedelapan pasal kitab ini menyebut paling sedikit 15 jenis binatang dan 21 jenis tanaman; kedua kelompok ini diteliti dan disebutkan oleh Salomo dalam banyak lagu gubahannya (1Raj 4:33). Akhirnya, berbagai acuan ilmu bumi di dalam kitab ini menunjuk kepada tempat-tempat di seluruh Israel, yang menunjukkan bahwa kitab ini digubah sebelum negeri itu terbelah dua menjadi kerajaan utara dan selatan.

Rupanya Salomo sudah menggubah kitab ini pada usia muda sebagai raja Israel, jauh sebelum ia memiliki 300 istri dan 700 gundik (1Raj 11:3); namun timbul pertanyaan: bagaimana Salomo bisa memakai bahasa yang menunjukkan monogami jikalau dia sudah mempunyai 140 istri dan gundik (Kid 6:8)? Mungkin jawabannya ialah bahwa gadis Sulam itu (Kid 6:13) adalah istri pertama Salomo pada masa muda sebelum ia naik takhta (Kid 3:11; Kid 6:8) mungkin mencerminkan keadaan ketika kitab ini digubah secara resmi untuk diterbitkan. Gadis Sulam dilukiskan sebagai gadis biasa dari pedesaan, menarik dan jelita. Perasan Salomo terpikat secara mendalam dengan gadis ini sebagaimana biasanya orang terpikat kepada kekasih dan pengantin pertamanya.
Secara liturgis, Kidung Agung menjadi salah satu di antara lima gulungan dari bagian ketiga Alkitab Ibrani, yaitu _Hagiographa_ ("Tulisan-Tulisan Kudus"). Masing-masing tulisan ini dibacakan di hadapan umum pada hari raya Yahudi tertentu; kitab ini dibacakan pada hari raya Paskah. Salinan tertua dari kitab ini ditemukan di gua-gua Qumran, diperkirakan dari abad ke-2 SM, dalam sejumlah potongan dari gulungan kitab,


Struktur Kitab ini dapat dibagi:[3]

Tiga renungan pada hari pernikahan (1:1 - 2:7)
Di istana (1:1-8)
Di meja perjamuan (1:9-14)
Di kamar pengantin (1:15-2:7)
Tiga renungan selama masa pacaran (2:8 - 3:5)
Kunjungan pada musim semi (2:8-14)
Menangkap rubah-rubah kecil (2:15-17)
Mimpi perpisahan (3:1-5)
Dua renungan pada hari pernikahan (3:6 - 5:1)
Perarakan pernikahan (3:6-11)
Malam pengantin (4:1-5:1)
Lima renungan perubahan pada pernikahan (5:2 - 8:4)
Mimpi cinta yang ditolak (5:2-8)
Perubahan sikap (5:9-6:3)
Kembalinya Salomo (6:4-10)
Perempuan Sunem di taman (6:11-13)
Tari-tarian di dua kubu (6:13-8:4)
Renungan terakhir: wisata di kebun (8:5-14
Tujuan
Tujuannya mengajar untuk berhubungan yang baik dengan pasangan, karena perbuatan manusia yang sangat semena-mena akan pasangannya dan sangat tidak bermoral, dan juga memberikan percakapan yang abaik antara sesama pasangan.

Metode penafsiran : Alegoris, tipologis, dramatis,
Kidung Agung dari salomo
1:1 kidung agung. Judul kitab ini dalam naskah ibraninya. Artiya ialah kidung yang paling baik atau akbar. Salomo menggubah 1005 buah kidunng (1 raja” 4:32).
1:5 kemah orang kedar. Kemah pada umumnnya dibuat dari bulu domba jantan hitam. Kedar adalah sebuah suku arab keturunan Ismael ( Kej. 25: 13; Yes 21: 16-17). Oleh karena itu beberapa 0rang telah menganjurkan bahwa mempelai wanita adalah seorang puri Arab.

1:6 Kebun angggurku Sendiri Tak kujaga. Kakak- kakak  yang kejam dari mempelai wanita telah memaksa dia untuk menjaga dan memelihara kebun anggur mereka, sesuatu yang dilakukannya untuk kebunnya sendiri kerja diudara terbuka menyebabkan kulitnya hitam. Berbeda dengan dengan gadis- gadis cantik Yerusalem yang bertopi. Sekalipun kerja keras tidak merusak kecantikan asli. Karena mereka memakai topi (ay. 5). Mengingat ayat-ayat tersebut sulit untuk menerima pandangan beberapa orang bahwa pembicaranya disini adalah putri firaun (1 raja” 3:1) gadis sulam ini mungkin putri yang pertama-tama dikasihi salomo dan dinikahinya sebelum dia mengadakan pernikahan karena persekutuan polotik.

1:9 Manisku. Dalam bahasa ibraninya ialah “Kawanku” dalam pengertian “sahabatku” (2:10; 4:1,7) ini tentang kasih sebelum menikah. Perbandingan dengan kuda pada saat itu dianggap suatu pujian.
1:11 perihiasan-perhiasan dan manik-manik perak. Ia dikasihi dengan permata dan kalung emas bermanik-manik perak.
4:12 Narwastu. Narwastu adalah minyak wangi yang dibuat dari sebuah tanaman yang berbau wangidari himalaya.

1:13 Sebungkus Mur adalah damar berbau harum dari kulit kayu pohon balsam yang tumbuh diarab dan india. Seikat mur dimasukan dalam sebuah kantong pewangian. Bahsa ibrani dalam sisah ayat ini menunjukan bahwa Mur, bukan sang kekasih. Tetapi mempelai laki-laki akan bersama-sama dia, serta menyegarkan dia sama halnya dengan Mur.
1:14 Setangkai bunga pacar. Bunga pacar menghasilkan celupan berwarna jingga dan memiliki bau yang menyenangkan.
1:15 Bagaikan merpati mata mu. Perbandingan yang mengacu pada kepolosan. Gadis sulam tersebut tidak memperggunakan lirikan-lirikan yang memikat untuk merangsan perasaan yang keji.

Kebenaran Pasal 2
2:1 Bunga mawar dari saron aku, bunga bakung dilembah-lembah.
Gadis sulam itu membandingkan dirinya dengan bunga-bunga liar yang sederhana dipadang-padang rumput, karena ia tidak terbiasa dengan segalah kemewahan yang ada diyerusalem. Saron adalah dataran dipesisir dibagian selatan gunung karmel.
2:5 Kuatkanlah aku dengan penghanan kismis, segarkanlah aku dengan buah apel.
Didalam keadaan yang lemah dan mabuk cinta (mungkin juga mencangkup kekecewaan), sang kekasih ingin dikuatkan dengan “kismis” (yang penuh energi).
2:7 jangan kamu membangkitkan dan menggerakan cinta.
Frasa ini terdapat 3 kali dalam kitab ini (3:5 ; 8:4), kata-kata ini diungkapkan oleh wanita dan mengacuh pada keintiman jasmaniah diantara dirinya dengan kekasihnya. Dia tidak ingin keintimanya terjadi sehingga situasinya tepat, hingga dia sudah menikah dengan salomo.
Alkitab hanya mengizinkan hubungan seksual diantara suami dan istri (4:12) harus sesuai dengan Norma-norma seksual. Ibrani 13:4 “hedaklah kamu semuahpenuh Hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezina akan dihakimi Allah. Yang terutama adalah orang percaya harus murni secara moral dan seksual (2 Kor 11:2 ; Titus 2:5 ; 1 Petrus 3:2) kata “Murni” (Yun = hagnos/amiantos) berarti bebas dari semua noda hal-hal yang cabul.kat ini menekankan bahwa harus menahan diri dari segalah tindakan dan pikiran yang merangsang keinginan yang tidak selaras dengan keperawanan/janji-janji nikah seseorang menekankan mampu mengendalikan diri dan menjauhi semua tindakan dan rangsangan seksual yang dapat menajiskan kemurnian seseorang dihadapan Allah. Menguasai tubuh “hidup dalam pengudusan dan penghormatan” (1 Tes 4:4)  dan bukan “didalam keingiinan hawa nafsu”. Ini berlaku baik bagi meraka yang  hidup lajang maupun mereka yang sudah menikah.

2:16 Kekasihku kepunyaanku dan aku kepunyaan dia.
Cita kedua seorang kekasih itu satu sama lain adalah sejati dan bersifat monogami. Tidak ada kerinduan atau tempat untuk orang lain. Didalam pernikahan harus ada kasih dan komitmen sedemikian rupa kepada pasangan menjadi yang terpenting dalam hidup kita.
.Poin dari  Pasal 3-5

Impian yang terwujud : pasal 3:6-5:1
 (3:11 “putri-putri sion, keluarlah, dan tengoklah raja salomo dengan mahkota yang dikenaakan kepadanya oleh ibunya pada hari pernikahannya, pada hari kesukaan hatinya”
 bagian ini dipandang sebagai inti dari kitab kidung agung, tetapi porosnnya adalah pasal 4:16-5:1. Upaya menjalin cinta dan saling mencocokan diri antara satu dengan yang lain akhirnya bermuara pada gambaran tentang pernikahan. Kecantikan gadis itu memenuhi seluruh kereta dan bahkan menelan seluruh perhatian kekasinya sehingga hiruk piruk suasana disekitar mereka tak terdengar lagi. Ketika undangan dikemukakan oleh gadis itu supaya kekasinya “bertindak sebagai pemilik anggur” (Kid.4:15) mereka melangkah memasuki pernikahan itu.

Cantik dan menarik : Pasal 4:1-5:1
 (4:1 “lihatlah cantik engkau, manisku...”)
Bagian yang cukup panjang ini sejajar dalaam banyak hal dengan pasal 3:6-11. Dalam pasal 4 ini pemuda itu memuji keindahan tubuh kekasinya dari bagian yang satu ke yang lain. Inilah yang dinamakan wasf dalam studi sastra akhir-akhir ini. yang dimaksud dengan Wasf  ialah nyanyian dimana seseorang yang jatuh cinta memuji keinndahan tubuh kekasihnya secara rinci, bagian demi bagian.

Hilang dan ditemukan kembali : pasal 5:2
 (5:2 “aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. Bukalah pintu dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun  dan rambut ku penuh tetesan embun malam”)
Bagian ini adalah satu dialog tidak seimbang antara pemuda itu dengan kekasihnya. Ay, 2 berasal dari pemuda itu sedangkan ayat-ayat selanjutnya berasal dari kekassihnya. Disini gadis itu seperti orang yang sedang bermimpi. Para penafsir mengungkapkan tafsiran yang beraneka ragam dalam hal ini oleh karena gadis itu tidur; tetapi hatinya terjaga atau terbangun. Penafsir seperti freehof menafsirka  tidur dan bermimpi disini secara harafia, tetapi ssmit mengatakan bahwa gadis ini sudah tidur; tetapi dalam keadaan setengah sadar ketika ketukan kekasihnya terdengar (5:2)
PERCAKAPAN KEDUA PASANGAN PASAL 6:1-13

Puteri- puteri Yerusalem pasal 6:1 pertanyaan yang dikemukakan dalam ayat ini adalah lanjutan dari rangkaian pertanyaan putri- putri Yerusalem dan tidak hanya diungkapkan begitu saja. Pertama- tama mereka menyapa gadis itu sebagai yang jelita di anatara wanita.
(Ibr: hayypah bannashim). Sapaan ini secara harfiah berarti yang cantik di antara perempuan- perempuan (1: 8; 5:9).
Mempelai perempuan menjawab pasal 6:2-3  jawaban gadis ini menunjuk secara pasti kemana kekasihnya telah pergi. Ada hal- hal baru yang muncul dalam ayat ini. Pertama, kebun yang disebutkan di sini diidentifikasikan sebagai “kebunnya “(Ibr: ganno). Istilah ini telah ditafsirkan dalam Kidung Agung 4:16. Dalam kitab ini kata kebun dipakai tiga kali (Kid.4:16= 5:1; 6:2). Tetapi didalam ayat ini (Kid. 6:2) istilah itu ditempatkan dalam percakapan dengan putri-putri Yerusalem. Dalam ayat 3 ini mengulagi bagian awal dari puisi dalam pasal 2:16, tetapi dengan urutan yang terbalik. Walaupun kalimat iini telah ditafsirkan dalam pasal 2:16, konteks dan urutan ayat ini (Kid. 6:3) berlainan tempat dan pengertiannya.

Mempelai laki- laki memuji mempelai perempuan pasal 6:4-10. Mendebar tetapi menarik hati ucapan yang dikemukakan pemuda itu kepada kekasihnya (ay. 4) memiliki persamaan dengan banyak bagian lain (lih. Kid.1:15; 4:1,7; bnd. 2:10,13). 6:8-10 seperti bidadari ay.8 dan 9 adalah dua ayat yang berhubungan erat dalam perbandingan ini. 6:10 siapa yang datang, tidak disebutkan identitas dirinya, tetapi sudah jelas perempuan. Artinya muncul, misalnya dari gunung atau langit (mzm. 14:2) atau melongok dari jendela (Hak. 5:28) sehingga seolah-olah muncul ddengan posisi menggantung.
Mempelai perempuan bicara pasal 6:11-13. Tak sabar menunggu perjumpaan ay.11 ini menggambarkan suasana kebun atau taman. Kebun menari (Ibr. ginnat’egoz) memang tidak sangat pasti menunjukkan satu kebun yang hanya ditumbuhi kenari. Ay.12 teks ini adalah perubahan kata samatni menjadi simkhatni,edangkan catatan yang kedua adalah kata ami-nadib menjadi aminadab.

Permintaan, pertanyaan, dan Jawaban Pasal 7:1- 9. Terjemahan ini menimbulkan kesan erotis, sehhingga banyak penafsir memilih terjemahan pinggul. Pasal 10 Gairah cinta yang terarah ay. 10a adalah satu pengulangan dari 2: 16a dan 6:3ab. Ssebagai bandingan kesejajaran, inilah ketiga ayat yang senada. Kerinduan untuk pulang Pasal 7:11-13 Sukacita  Cinta di Padang ayat ini berhubungan dengan apa yang dikemukakan dalam pasal 7:6-9. Dan ini memiliki sejumlah persamaan dengan pasal 2:10 -13 dan juga memiliki suatu yang khas. Sedangkan pasal 7:13 mengatakan bahwa Andaikan Kau Saudaraku Laki- Laki  pikiran ini juga menjadi latar belakang dari cerita tentang persaingan antara Lea dan Rahel (Kej. 30:14,15).

Pasal  8:5-14 Pengukuhan Cinta Kuat seperti Maut.

Pasal 8:5-7 siapa bersandar pada kekasihnya? (mi zotmitrappeget’ al-dodah). Kata mitrappeget (hiph. dari rapag) bersandar dengan lemah lembut/manja yang menunjukan keintiman atau kedekatan. Pasal 8:8-10 Kepuasan/ Kerelaan ada berbagai kesulitan yang muncul di sini sehubungan dengan tokoh peranannya .  Ayat 10 ada penegasannya, yaitu penilaian yang menunjukkan kecocokan antara dua orang yang mengikat hubungan cinta mereka. Pasal 8:11-14 keempat ayat penutup ini lebih bersifat dialog pasif. Ay. 11 dan 12 bergandengan erat dalam ungkapan tentang kebun anggur. Ayat 11 digambarkan bahwa ada kebun anggur Salomo sedangkan ayat 12 mengkhususkan angka- angka bagi salomo dan parapenjaga. Ayat 13 kedua ayat yang terakhir iini adalahsatu dialog antara kedua kekasih ini dengan satu kesulitan yang luar biasa.



Baca Juga